Maya dan Budi menikmati makan siang mereka yang terlambat dengan nikmat. Makanan yang mereka bungkus dari warung nasi di kota tadi ternyata rasanya sangat nikmat, khas masakan rumahan yang rasanya akrab di lidah. Camilan gorengan yang dibawakan oleh Bu Tantri tadi mereka makan sebagian sebagai teman makannasi dan sisanya mereka simpan untuk sore atau malam nanti.
Selesai makan keduanya duduk bersandar pada salah satu pohon besar yang ada di sana, memandang ke kejauhan. Sinar matahari yang sudah semakin condong ke barat membuat keduanya sudah tidak kepanasan lagi. Mereka sangat menikmati embusan angina semilir yang menyejukkan tubuh mereka yang lelah.
"Hmm … nggak ada sinyal di sini," gumam Maya setelah beberapa saat mereka berdiam diri.
"Eh, iya ya?" ucap Budi yang langsung memeriksa ponselnya. "Wah iya benar, sinyalnya benar-benar nggak ada."