Maya memotret rumah Budi beberapa kali, dari berbagai sudut. Ia tak tahu apakah bapak Budi masih mengawasi mereka dari dalam rumah, tetapi karena ia sudah mengatakan akan mengambil foto rumah tersebut, maka ia harus melakukannya. Lagipula ini bisa menjadi kenang-kenangan bagi Budi akan kehidupan masa kecilnya, sepahit apapun masa lalunya. Sementara Budi hanya duduk diam di atas motornya, menatap ke jalan desa yang cukup sepi di hadapannya.
Pikirannya kalut. Ingin rasanya ia masuk ke dalam sana dan langsung berterus terang kepada bapaknya tentang jati dirinya. Tetapi melihat sikap bapaknya yang masih terlihat kasar dan galak, mau tak mau Budi teringat akan masa lalunya yang traumatik. Rasa sedih dan terpukulnya saat diusir oleh bapak waktu itu kembali terngiang-ngiang di dalam pikirannya.