"Jadi ... sampai sekarang rumah penduduk kampung sini nggak ada yang menempati tanah kosong itu ya, Bang? Hanya bisa di sekelilingnya aja, ya?" ucap Mimi memastikan.
Abang cilok itu mengangguk. "Iya, Mbak. Malah sekarang rumah-rumah yang baru meluasnya ke arah belakang sana Mbak, semakin menjauh dari pohon ini. Soalnya kalau mau semakin ke arah sini juga nggak mungkin, kan ada pemakaman ini," jawab abang cilok.
"Jadi ... pohon beringin itu sulit ditebang ya, Bang?" tanya Mimi berusaha mendapatkan keterangan lebih detail. "Sulitnya gimana sih, Bang? Batangnya keras sekali atau gimana?"
Abang cilok menggeleng. "Bukan sulit yang seperti itu, Mbak. Tapi seperti ... dibikin sulit, gitu," jawabnya.
"Dibikin sulit sama siapa, Bang?" tanya Ann penasaran.
"Ya nggak tau ya, Mbak," jawab abang cilok. "Mungkin sama yang 'nunggu'. Jadi setiap kali rencana mau ditebang, orang yang mau nebangnya itu pasti sakit, Mbak."
"Sakit? Sakitnya seperti apa, Bang?" tanya Mimi penasaran.
