"Dan apakah lo bersedia jadi istrinya kalau dia ngajak lo travelling ala backpacker yang harus kecapekan dan kepanasan bawa ransel sambil cari tumpangan untuk menuju ke sebuah tempat wisata, lalu nanti menginapnya di hotel seratus ribuan yang nggak pakai AC?" lanjut Maya.
Maya berhenti bicara sesaat dan kembali meneguk sedikit smoothiesnya. Sementara Sissy menatap kopi dingin di geIasnya tanpa berniat untuk meminumnya, seolah sudah kehilangan selera.
"Intinya adalah," lanjut Maya, "soal jodoh, kita nggak akan pernah tau benar atau tidaknya. Meskipun kita udah merasa bertemu dengan orang yang sangat kita cintai, belum tentu dia adalah jodoh kita. Karena perasaan yang kita pikir adalah 'rasa cinta' itu, bisa saja bukan sebuah 'cinta', melainkan hanya sebuah rasa 'senang' atau 'puas' karena merasa telah menemukan seseorang yang sudah sesuai dengan standar keinginan kita. Standar yang dibentuk oleh lingkungan."
