"Yup, bener bangat," ucap Sissy dengan ekspresi yang sangat bangga. "Ngapain juga kan, pelihara suami yang udah pernah berkhianat dari kita? Sori yah, gue kan perempuan mandiri. Nggak ada dia juga nggak apa-apa," ucap Sissy sambil tersenyum sinis, menatap ke arah gelas kopinya di atas meja.
"Mmm …." Maya bergumam sesaat sembari memikirkan kalimat selanjutnya yang akan ia sampaikan kepada Sissy.
"Tapi Sy, kalau memang ujung-ujungnya lo udah niat mau bercerai dari suami lo juga, kenapa pelakor itu harus lo labrak dulu? Toh lo udah mau cerai juga kan, dari suami lo?" tanya Maya kemudian.
Sissy menoleh ke arah Maya dengan ekspresi heran. "Ya ampun May, di mana-mana yang namanya pelakor itu ya harus dilabrak dong! Supaya dia jera! Supaya ada pelajaran dan hikmah yang bisa diambil oleh perempuan-perempuan lain di luar sana yang punya niat untuk merebut suami orang!" ucap Sissy dengan semangat menggebu-gebu.
