-Pov 3
-Pov 1 (Lily)
-Pov 1 (Itsuki)
.
Setelah semua monster keluar dari lubang yang tiba tiba muncul tersebut dikalahkan para prajurit kerajaan langsung mengamankan area tersebut dan mengarahkan semua murid yang terpanggil ke dunia tersebut ke tempat aman, dari sekian banyak murid yang di pindah paksa kan hanya satu orang yang peduli pada Itsuki yang menghilang entah kemana melalui lubang misterius tersebut, Lily terus meronta untuk kembali ke lubang tersebut menyusul Itsuki dan berniat untuk menyelamatkan nya tanpa memikirkan apapun, ia terus bersikeras walau teman temannya sudah menahan dirinya agar tidak masuk ke lubang tersebut dan dibantu oleh beberapa prajurit kerajaan.
Dan akhirnya mau tidak mau Lily harus merelakan hal tersebut, sekarang seluruh murid di arahkan untuk menghadap sang raja dari kerajaan tersebut yaitu Kerajaan Glasstencial, yang dipimpin oleh Raja yang bernama Charles Von Miller dan Ratu Eshina Von Miller serta anak perempuan mereka yang bernama Viola Von Miller.
Setelah semua murid di kumpulkan di lapangan berbeda untuk mendengarkan pidato raja, Semua keluarga kerajaan pun langsung menuju balkon bangunan kerajaan untuk menyambut semua pahlawan yang dipanggil untuk menyelamatkan dunia, beberapa menit berlalu saat di akhir pidato raja menjelaskan insiden lalu yang menimpa Itsuki, Itu adalah lubang kegelapan yang bisa menjatuhkan seseorang ke tempat terdalam dunia yang pernah dijelajahi, semakin dalam maka semakin kuat makhluk yang ada di dalam sana. Hanya penyihir tingkat atas dari ras iblis yang bisa membuat lubang sihir seperti itu, sampai saat ini beberapa prajurit kerajaan masih menyelidiki kasus tersebut, jikalau ada penyihir iblis yang menyamar jadi seseorang maka ia akan di tangkap dan diintrogasi setelah itu dihukum mati.
Raja "Sekian untuk kali ini, Beristirahat lah di asrama yang sudah kami siapkan, besok pagi kalian akan dikirim ke Akademi untuk dilatih"
>Akademi Lilegion<
Tempat dimana para remaja dilatih untuk mengendalikan mana (energi spiritual) untuk bertarung, baik itu menggunakan tongkat sihir, pedang, panah, tombak dan senjata senjata lainnya termasuk ilmu bela diri tangan kosong yang mengandalkan tenaga.
Mana (Energi spiritual)
Bisa di konvensi menjadi berbagai macam bentuk
>Mulai dari Magis, terdiri dari elemen dasar yaitu Api, angin, air, listrik dan tanah, elemen lanjutan seperti cahaya, kegelapan, es dan gravitasi hanya bisa digunakan oleh orang-orang tertentu, entah karena berbakat dari lahir ataupun elemen bawaan yang diturunkan silsilah keluarga.
>Lalu Fisik dan pertarungan jarak dekat, Mana juga bisa dikonversi kan menjadi kekuatan fisik seperti penguatan fisik untuk mempertebal armor, menambah kecepatan, memperkuat serangan fisik, mendeteksi pengguna mana lain, dan membuat penglihatan menjadi tajam untuk beberapa saat (Khusus job pemanah).
Untuk yang mahir dalam pertarungan jarak dekat ketimbang menyerang menggunakan sihir, Senjata apapun yang digunakan kecuali senjata berbahan dasar kayu (kecuali Handle) dan emas, karena apa? pertama, jika elemen tertentu disalurkan ke pedang berbahan kayu itu bisa membuat kayunya rusak. kedua, emas tidak efektif dan mudah rusak jika berbenturan dengan bahan keras lainnya (Beda lagi jika pedang tersebut dilapisi bahan keras yang sangat tebal)
Kita beralih ke beberapa jam berikutnya.
-Lily Pov
Elisa "Lily... Ini sudah sore loh, kamu gak ikut ke pemandian bersama kami?"
Lily "Kalian duluan saja, aku akan menyusul"
Elisa "Baiklah, kami akan menunggumu di sana, Daaa Lily.."
.
Pindah ke tempat Itsuki
.
Malam yang tenang, di saat semua orang tidur Itsuki terus berjuang mencari jalan menuju permukaan sambil mengumpulkan resource yang ia perlukan, sampai sampai ia harus merasakan buruknya rasa daging monster yang ada di sana
meski sudah ia panggang terlebih dahulu.
"Eaaagghh.. Sampai kapan gw terus kek gini..."
Orphim "Tuan.. Ada tempat dengan aura magis yang sangat pekat agak jauh dari sini, aku bisa merasakannya"
"Benarkah? apa tempat itu berbahaya?"
Orphim "Saya kurang yakin tuan, tapi berhati hati lah jika tuan ingin ke sana"
"Menghela nafas* Baiklah, kita istirahat dulu di sini, gw buat pelindung dulu"
.
Besok paginya, semua murid di kumpulkan di tengah lapangan akademi, untuk mengetes kemampuan apa yang dimiliki setiap murid.
setelah semuanya di tes, mereka akan di pisahkan sesuai kemampuan mereka tetapi tidak dengan tim, mereka semua hanya dipisahkan dalam dua bidang saja, yaitu pengguna sihir/magis dan pengguna senjata jarak dekat dan jauh dalam pembelajaran, jadi dalam satu bidang mereka akan tetap fokus mempelajari bidang tersebut minimal sampai tingkat menengah.
Di sini Lily mahir dalam menggunakan tombak dan pedang, dan Elisa mahir menggunakan ilmu sihir terutama elemen petir yang berada di level menengah setelah listrik lalu dua orang dari party mereka ada yang mahir dengan sihir penyembuh dan ada juga yang mahir dengan senjata jarak jauh (busur).
Hari demi hari berlalu, tak sedikit murid yang menyerah karena pelatihan yang diberikan agak berat, dan tak sedikit pula murid yang menjadi kuat karena pelatihan tersebut
.
Kembali ke tempat Itsuki, ia sudah mendatangi tempat yang pekat dengan energi sihir dan di sana ia menemukan tiga batu permata berwarna merah dengan energi sihir yang sangat besar di dalamnya, dan tak lama setelah itu dari kejauhan terlihat sesosok iblis menyerupai manusia dengan mata putih bersinar.
Orphim "Tuan, makhluk itu terus menatap kita"
"Ada kekuatan yang aneh dalam dirinya, aku bisa merasakan hal itu"
Tak lama kemudian iblis itu menyerang Itsuki dengan memanipulasi Obsidian dari tangannya hingga memanjang dan menembakkan nya ke arah Itsuki.
"Gasp*"
Dengan sigap Itsuki langsung menahan Obsidian yang ditembakkan dengan Orphim dan langsung memantul ke sumber lahar.
"Gawat, kita harus pergi dari sini"
Iblis "Seharusnya manusia tidak berada di sini, binasahlah!"
kali ini iblis itu mengeluarkan dua batu Obsidian yang cukup besar dan mengarahkannya ke arah Itsuki.
Gerombolan Iblis "Hancurkan, Hancurkan, Hancurkan, Hancurkan"
"Apa yang!? Eaghhh... Encahant speed ability!"
Itsuki di kejar oleh gerombolan iblis yang ingin membunuhnya, secara terpaksa ia harus mengkonversi tiga per empat mana nya untuk mempercepat pergerakan dan mengkonversi nya menjadi stamina.
"Orphim, bantu aku memikirkan cara lolos dari mereka! mereka bisa menyamai kecepatan berlari ku!"
Orphim "Mohon bersabar sedikit tuan, aku akan mengerahkan setengah kekuatan ku untuk mencari titik pelarian di sekitar kita"
Setelah lama berlari dan menghindari semua serangan dari iblis-iblis tersebut Orphim akhirnya menemukan titik pelarian menuju permukaan.
Orphim "Aku menemukan portal tuan, itu menuju goa yang dekat dengan permukaan!"
"Bagus, arahin gw ke sana!"
Itsuki terus berlari dan berlari sambil menghindari dan menangkis setiap serangan yang tertuju padanya, walau beberapa serangan sudah mengenainya dan menyebabkan luka.
"Sedikit lagi!!!!"
*Gasp* Itsuki masuk melalui ruang waktu dan setelah ia keluar dari portal dengan cepat ia langsung memutus koneksi portal dengan cara menyerangnya sehingga portal tersebut tidak berfungsi. setelah itu Itsuki terpental lumayan jauh dari portal karena ledakan yang ditimbulkan setelah portal tersebut hancur dan di saat itu juga terlihat cahaya yang menandakan Itsuki sudah berada di permukaan.
"*Mengatur nafas* Orphim, Kita berhasil, kita sampai di permukaan loh!"
Dengan tubuh yang sangat lemas dan dalam keadaan berbaring, Itsuki merasa "berhasil, kali ini aku melakukan yang terbaik"
"Orphim?"
Orphim "Maaf tuan, saat ini Orphim sangat
lelah, Bisa biarkan aku beberapa saat untuk mengumpulkan energi lagi, Panggil aku jika diperlukan... zzz"
"Bukan kau saja yang lelah Orphim..."
Aku mengubah bentuk Orphim menjadi sebuah tongkat untuk membantuku berjalan ke luar goa.
Salju, itulah yang ku lihat pertama kali setelah sekian lama terjebak di dunia bawah, hutan yang tak terlalu lebat dengan salju yang terus menghujani dengan perlahan.
"Masalah lain lagi, apa tempat ini jauh dari peradaban? ... Hei Orphim.."
Tak ada jawaban dari Orphim, sepertinya Orphim sekarang tidak dapat diganggu.
.
Tiba tiba banyak serigala salju datang dari berbagai arah dan mengepung Itsuki.
.
"Serigala ya.. baiklah memakan atau dimakan"
Walau tubuhku sudah lemas, tapi apa boleh buat, aku tidak boleh mati di sini.
Aku pun mengubah bentuk Orphim ke pedang biasa, satu persatu serigala yang hendak menerkam ku langsung ku tebas walau ayunan pedang ku kurang kuat. beberapa menit kemudian, aku berhasil membunuh semua serigala salju, dan di saat itu pula tubuhku tumbang dan aku pingsan selama beberapa jam
Beberapa jam kemudian...
"Apa ini.. tubuhku pulih kembali? tapi bagaimana bisa.."
Saat aku membuka mata, rasa sakit dan luka di tubuhku sudah lumayan tidak terasa dan mana ku sudah terisi 3/4 persen, di saat yang bersamaan aku mendengar suara api unggun tidak jauh dari tempatku berbaring, dan disaat itu juga aku sadar bahwa aku berbaring di atas kain, bukan salju.
... "Syukurlah, kau sudah sadar.."
Aku diselamatkan oleh seorang misterius, ia menyembuhkan ku saat aku tidak sadarkan diri setelah melawan kawanan serigala salju.
"Begitukah.. aku tertolong, terimakasih sudah menolongku"
??? "*Menghela nafas* Jangan salah faham, aku datang ke sini saat setelah kau menghabisi serigala-serigala salju itu, lagian kenapa orang kota sepertimu bisa sampai ke sini?"
Ia menilai ku dari wajah dan cara berbicara, seakan aku berasal dari orang orang dengan kasta atas.
"Yaah ceritanya sangat panjang, kau mungkin tidak akan percaya"
??? "Siapa namamu?"
"Itsuki, cuma Itsuki"
??? "Itsuki kah.. nama yang unik, namaku Athea, duduklah disini, di dekat api unggun lebih hangat"
.
Athea
-16 tahun
-Pengguna sihir kelas menengah
-Status : Tak menentu
-Mahir menggunakan pedang
-Sihir yang bisa di gunakan :
Air, Angin dan Api.
.
Aku pun langsung berdiri dan pindah ke tempat duduk di samping Athea, walaupun ini bukan tempat duduk sih melainkan batang pohon yang tumbang.
"Oh ya Athea, apa tempat ini jauh dari pemukiman atau semacamnya?"
Athea "Lumayan jauh, perlu satu sampai satu setengah jam untuk sampai di pemukiman terdekat"
"Tunggu sebentar, kenapa kau ada disini sedangkan tempat ini sangat jauh dari pemukiman"
Athea "Sebenarnya aku tidak ingin berada disini, tapi karena perintah dari Raja, Aku dan beberapa orang lainnya di kirim ke sini untuk mencari batu sihir"
"Batu sihir?"
Athea "Yah batu sihir, drop item dari monster, tapi kami selalu gagal mendapatkan batu sihir yang di minta raja"
"Kalau boleh tau, batu sihir seperti apa yang dimaksudkan?"
Athea "Batu itu berwarna merah menyala, salah satu drop item dari semua jenis serigala, awalnya raja mengusulkan untuk mencarinya di dungeon, tapi karena terlalu berbahaya rencananya berubah, sekarang kami diperintahkan untuk mendapatkan nya dari serigala salju, walau peluang mendapatkan nya sangat rendah"
"Tunggu sebentar, aku rasa aku punya batu sihir nya"
Aku pun mengeluarkan satu batu sihir yang ku dapatkan di dunia bawah, dan...
Athea "A-Aku tidak percaya ini... ini benar-benar.."
"Ambillah, Ini untuk tanda terimakasih ku, kalau saat itu kau tidak menyelamatkan ku dan menyembuhkan semua luka ku, itu bisa saja jadi saat terakhir"
Athea langsung terdiam sekaligus terkejut karenanya, tanpa pikir panjang Athea langsung menyuruh Itsuki untuk pergi dengannya ke tempat sang raja, dengan waktu tempuh sekitar 4 jam berjalan kaki dan menumpang di kereta kuda pedagang. saat diperjalanan Athea memintaku untuk menceritakan kenapa aku bisa mendapatkan batu sihir tersebut serta bagaimana aku bisa sekarat di tengah hutan dengan banyak luka.
Disaat itu juga Athea dan pedagang yang sedang mengendarai kudanya terkejut pada bagian dimana aku bertemu iblis yang mirip manusia dengan mata putih bersinar dan bisa memanipulasi Obsidian, mereka tahu bahwa makhluk itu sangat berbahaya dan mengerikan, Athea bilang cara bertarung makhluk itu sulit ditebak bahkan perlu puluhan kesatria elite kerajaan untuk menghentikan salah satu dari mereka, itulah informasi yang aku dapatkan dari Athea, sedangkan dari pedagang aku mendapatkan informasi jika makhluk itu pintar menyamar jadi siapa saja dan ras apa saja, dan juga aku mendapatkan fakta bahwa jika makhluk itu berjumlah sangat banyak, terutama di dunia bawah.
Waktu berlalu, kami sudah sampai di kerajaan Glasstencial. sebelum kami pergi menemui raja, Athea memintaku untuk menemaninya pergi ke guild tempat ia mendaftar jadi petualang, Athea langsung pergi ke tempat penerimaan item quest untuk ditukar dengan koin.
Penjaga guild "Ku kira kau tidak akan kembali, ini.. total jadi 91 koin emas"
Athea "Haah... Aku pikir juga begitu, tapi syukurlah aku bisa bertemu denganmu lagi Rios, walau aku membencimu"
Rios, pria berotot penjaga guild yang menerima barang hasil quest dan menukar nya dengan koin.
Rios "Hei, siapa lelaki muda di belakangmu itu?"
Athea "Aah, kenalkan dia temanku namanya Itsuki, hei Itsuki apa kau mau mendaftar di guild ini?"
Itsuki "Oh ya, tentu!" dengan spontan sekaligus terkejut aku langsung menjawabnya dengan setuju tanpa tau apa-apa.
Rios "Baiklah langsung saja, berikan sidik jarimu di surat ini dan kau sudah resmi menjadi anggota kami"
Setelah itu aku pun disuruh untuk mengecek level lewat jam pasir milik guild untuk di terapkan di kartu tanda anggota guild.
147, Yaa seratus empat puluh tujuh adalah angka dimana levelku saat ini, tak hanya Rios dan Athea yang heran, aku pun juga ikut heran kenapa levelku bisa sampai 147.
Oh tunggu, waktu di dunia bawah aku menghabiskan sebagian besar waktu ku untuk mencari jalan keluar dan membunuh monster yang ku temui, apakah itu penyebabnya?
Rios "Sepertinya aku salah menilai mu anak muda, selamat menikmati fasilitas guild kami"
.
Kami sedikit mengobrol dengan Rios, dan aku sempat menanyakan cara kerja guild ini walau tidak banyak.
Setelah itu, Athea pergi ke meja makan dan memesan makanan untuknya dan untukku, sedangkan aku pergi ke papan pengumuman untuk melihat quest apa saja yang guild punya untuk diselesaikan.
.
"Hmmm... coba kulihat"
Terlalu banyak quest dengan kesulitan tinggi, sampai aku melihat satu quest yang sangat menarik. isi quest nya adalah "Return the magic light stone" yang dimana si penerima quest harus mengambil kembali batu sihir cahaya yang di curi oleh iblis dan mengembalikan nya ke pusat tempat ibadah di kota Glasstencial.
"Sangat menarik.. akan ku ambil"
setelah aku mengambil quest tersebut, aku langsung pergi ke meja makan Athea yang sudah menunggu.
Athea "Apa kau sudah selesai di sana?"
"Yaa.. aku hanya mengambil satu quest"
Athea "Heee satu aja? level mu sudah cukup tinggi untuk mengambil quest berbahaya loh, ngomong-ngomong kita harus cepat-cepat pergi ke hadapan raja, ayo di makan"
"Baik-baik, selamat makan!"
Aku bahkan tidak tahu sistem level yang ada di dunia ini.
..... Bersambung