Aries menganggukkan kepalanya, dia tidak melakukan apa pun. Dia juga sudah meminta pelayan untuk menyiapkan kamar untuk Rashad, dan meminta oria yang lebih dewasa darinya itu untuk beristirahat. Rashad hanya menurut, dia juga ingin mengetahui beberapa hal lagi.
Di dalam kamar mewah yang diberikan pada Rashad itu lebih dari nyaman, dia rebah di atas kasur dengan mata terluka, sedangkan tangan kanannya menjadi bantalan kepalanya, dna tangan kirinya menutupi sebagian wajahnya.
"Jadi dia benar-benar tengah mengumpulkan kekuatan, siapa lagi yang akan dia ajak untuk bersekutu, hanya untuk menghancurkan keluargaku. Tapi, kenapa dia harus melakukan semua itu? Apakah aku terlalu kuat untuknya, sehingga dia tidak dapat dengan cepat membunuhku?" gumam Rashad, sekarang mengangkat tangannya, menggerakkan dengan perlahan seakan hendak menggapai lampu menggantung di atas sana.