Malam itu Rashad masih duduk bersama ayahnya di singgasana, sedangkan Cerllynda sudah kembali ke kamarnya. Jadi, hanya ada orang-orang yang memiliki jabatan di kerajaan ini berkumpul di singgasana, begitu juga dengan Randi yang masih menemani raja dan pangeran di tempat tersebut.
"Rashad, tolong aku!"
Rashad terperanjat kaget dengan sendirinya, itu membuat Gressylia ikut terkejut dan bertanya-tanya dengan Rashad yang demikian. Wajah Rashad tiba-tiba terlihat tegang, kedua tangannya mengepal kuat-kuat hingga urat-uratnya menonjol dari kulitnya. Napasnya memburu sejenak, Dia mendengar suara Celly memanggil namanya.
"Ada apa?" tanya Gressylia kebingungan melihat Rashad yang demikian.
"Aku harus pergi Ayahanda," ucap Rashad bersamaan dengan dirinya yang kangsung menghilang dari singgasana, membuat Gressylia merasa panik sejenak, apalagi jika bukan Rashad yang terlihat panik, marah, dan takut, sehingga dengan sangat cepat pemuda itu melakukan teleportasi ke tempat tujuannya.