"Tok, tapi, tapi." Livy mengetuk salah satu pintu kamar yang tidak lain adalah milik Rashad. Setelah mendengar sahutan dari si empunya kamar, Livy kangsung masuk dan melihat Rashad hanya berdiri menghadap jendela yahg terbuka dengan tirai yang bergerak pelan di tetap angin dari luar sana. Livy mendekatinya dna berdiri di samping Rashad.
"Ada masalah Kak?" tanya Livy lembut. Dia mengingat satu hal tentang dirinya yang dikatakan Ratu Iblis, mungkin dia dapat melakukan seuntai untuk Rashad.
"Tidak," balas Rashad sangat.
Tatapan Rashad terlihat nanti melihat ke depan sana. Livy mengernyit sejenak, seketika Livy memeluk lengan Rashad, membuat pemuda itu sedikit terkejut dengan Livy yang seperti itu. Dia melirik Livy dengan wajah bertanya-tanya.