Gressylia menghentikan gerakannya, dia dan Putri Cerllynda berdiri di antara puing-puing reruntuhan Kerajaan Gordio. Putri Cerllynda tentu saja mengenyit dan kebingungan melihat nya. Dia sangat tahu jika kerajaan besar ini hancur beserta daerah nya karena serangan musuh yang lebih kuat dengan bala tentara yang lebih banyak, terlebih lagi mereka menggunakan bandit dalam penyerangan tersebut.
"Kenapa kau membawaku ke mari?" tanya Putri Cerllynda dengan wajah kebingungan.
"Kau ingat aku Cerlly, aku adalah Essyl."
Putri Cerllynda tercengang mendengarnya. Dia menatap wajah tampan Gressylia yang hanya disinari cahaya rembulan malam itu.
"Essyl? Apa maksudmu? Itu adalah nama Pangeran Gordio, sahabatku. Bukankah dia," ucap Putri Cerllynda menerka-berka dengan nama sahabat kecilnya itu.