Setelah lima hari Arman pindah ke ruko tersebut nama kebab dan burger PATI menjadi terkenal. namun Arman masih menolak untuk mencari pegawai. Dia menunggu hingga satu sampai dua bulan dulu. dia takut jika orang yang datang tidak akan menjadi pelanggan tetap melainkan datang untuk mencoba saja. sehingga mereka tidak akan kembali lagi.
Pagi itu Arman dan Danang berangkat lebih pagi karena dia harus mengambil semua bahan yang telah habis. jika hanya sayur dan daging Arman setiap pagi selalu membelinya namun kini semua roti burger dan kulit kebab juga sudah habis. Saat sampai di depan ruko langganannya Arman melihat Bunga yang baru saja keluar dari mobil bersama ibunya menuju pasar tradisional.
"Man! itu bunga kan?" tanya Danang yang juga melihat ke arah Bunga.
"Iya," jawab Arman yang masih menoleh ke arah mereka.
"Sejak kapan mereka mau ke pasar tradisional," ucap Danang dengan heran.
"Sudahlah!" Arman melepaskan helmnya dan segera masuk kedalam toko.
Danang mengikuti Arman dan tidak menghiraukan Bunga lagi. namun dia merasa sedikit janggal dengan Bunga saat ini. dia nampak banyak berubah setelah putus dengan Arman.
***
Beberapa saat kemudian mereka telah selesai berbelanja Arman dengan motornya menata semua belanjaannya. Di bantu oleh Danang Arman menata Serapi mungkin agar cukup.
Sampai di ruko pukul 08:00 Arman bergegas menata semuanya dan menyiapkan bahan-bahan yang baru saja dia beli. Karena di hari Jumat selain dia akan tutup selama satu jam untuk melaksanakan sholat Jumat juga anak sekolah akan pulang lebih awal.
"Man, gue aja yang isi ini," ucap Danang sambil mengambil saos dan botol dari tangan Arman setelah memotong beberapa daging ham dan sosis. Arman beralih mencuci sayuran dan memotongnya.
Mereka bekerja sama dengan baik sehingga pukul 09:40 para pelajar itu menyerbu tempat Arman sudah siap panggang semua. Arman yang memperhitungkan segalanya membuatnya tidak terlalu kewalahan dengan serbuan para anak-anak sekolah tersebut.
"Man, ada pelanggan baru kayaknya tapi kok kayak aneh ya!" bisik Danang saat melihat seorang pria dan wanita berada di sela-sela anak sekolah itu.
"Sudahlah, biarin selagi tidak membuat masalah. Mungkin dia juga mau coba menu kita." Arman tidak mau mengambil pusing masalah itu.
"Iya sih tapi dari tadi nggak pesan loh. Cuma lihat kita buat pesanan." Danang terlihat curiga dengan pasangan tersebut.
"Mungkin dia masih bingung mau makan apa." lagi-lagi Arman mencoba membuat Danang untuk tidak curiga lagi.
"Silahkan!" ucap Danang sambil memberikan sebungkus kebab yang telah jadi kepada pembelinya.
"Ya udah, kita lihat aja." Danang memicingkan matanya ke arah pasangan tersebut dan tanpa sengaja mereka melihat ke arah Danang yang sedang menatap curiga ke arahnya. namun bukannya Danang yang kaget malah mereka yang terlihat kikuk dan mengalihkan pandangannya.
Sampai para pelajar sudah mulai sepi pasangan tersebut mendekati meja Arman.
"Mas saya mau kebab satu dan burger satu," ucapnya sambil menunjuk menu yang ada di meja Arman.
"Pedas?" tanya Arman dengan ramah.
"Iya! Makan sini ya mas! Meja 4," " jawab wanita itu dengan senyuman ramah yang nampak tidak ada yang mencurigakan.
"Baik, mohon di tunggu." Arman segera membuat pesanan sesuai menu yang dia tunjuk. Dan tak butuh waktu lama pesanannya sudah jadi.
"Meja nomor empat!" teriak Danang. pria itu maju dan mengambil pesanannya. dia membayar seperti pembeli lainnya dan segera membawa nampan berisi piring kebab, burger dan saos.
"terima kasih!" ucap Danang saat menyerahkan kembaliannya.
"Nggak ada yang aneh kan?" tanya Arman saat melihat pria itu sudah kembali ke mejanya.
"Iya sih!" jawab Arman yang masih ragu.
"Lo dari tadi bawaannya curiga mulu." Arman menepuk bahu Danang.
Danang hanya menghela napas dan tidak membantah Arman. Danang berjaga di meja kasir. Arman sedang ke toilet. namun tiba-tiba dia di panggil oleh pasangan tadi.
"Mas!" panggil pria dengan melambaikan tangannya.
"Iya!" sahut Danang dan segera menghampiri meja pasangan tadi.
"Mas ini kulitnya kok agak tebal ya, jadi rasanya kayak ketebalan kulit!" protes sang wanita dengan menunjukkan kulit kebab.
"Kan dari pabriknya begitu kak," jawab Danang dengan ramah.
"Oh, ini beli jadi ya kulitnya?" tanya pria dengan nada mengintimidasi.
"Iya!" jawab Danang yang masih bingung dengan maksud pertanyaan pasangan tersebut.
"Saya kira buat sendiri." wanita itu terlihat menghina ke arah Danang dengan tatapan matanya.
"Memangnya kenapa ya? dari sekian pembeli hanya anda yang menanyakan hal itu." Danang mulai terpancing emosi.
"Memangnya salah dengan pertanyaan saya?" wanita itu meninggikan suaranya sehingga beberapa pembeli yang makan di dalam ruko menoleh ke arahnya.
"Tidak! tapi dari tatapan anda terlihat menghina sekali." Danang mulai ikut meninggikan suaranya.
"Kenapa kamu berteriak?" tanya wanita itu.
"Karena anda juga berteriak."
"Jika semua bahan di beli berarti ini menu tidak asli dari tempat ini."
"Lalu, toko emas apa membuat emas di tempat itu juga?" tanya Arman yang baru
"Apa penjual daging ayam juga melahirkan ayam juga? pedagang telur akan bertelur juga?" Arman mencecar wanita itu membuat orang di sekitarnya tertawa lirih.
"Sedari tadi teman saya sudah curiga dengan anda. tapi saya mencoba menenangkan dia. tapi anda menunjukkan niat asli anda." Arman menatap tajam ke arah mereka.
"Di restoran tidak semua bahan di produksi sendiri. Tapi mempunyai resep sendiri untuk mengolahnya walaupun beberapa restoran mengambil bahan di tempat yang sama," jelas Arman dengan tegas.
"Saya hanya bertanya tapi kenapa kalian tidak terima?" sangkal pria itu.
"Saya hanya menjelaskan!" sahut Arman.
"Sudahlah kita pergi saja," ucap wanita itu dan menarik pria di sampingnya.
walaupun protes tapi mereka membawa makanan yang mereka pesan yang tinggal setengah di tangannya.
"Wah jawaban Lo konyol," ucap Danang yang sedari tadi menahan tawa di depan pasangan tersebut.
"Itu yang muncul di otak gue," sahut Arman.
"Silahkan di lanjut, mohon maaf jika tadi membuat kalian tidak nyaman." Arman meminta maaf kepada para pelanggan yang makan di tempat. dan di respon dengan senyuman ramah. Beberapa mengacungkan jempol kepada Arman dan Danang.
Karena sudah tertulis pukul 12:00 - 13:00 akan tutup karena akan melaksanakan sholat Jumat para pelanggan satu per satu meninggalkan tempat Arman karena tahu bahwa sebentar lagi akan tutup. Arman dan Danang bersiap untuk ke masjid dan menuggu beberapa pelanggan yang masih berada di dalam ruko untuk menghabiskan makanan dan minuman mereka. lagi pula masih ada waktu untuk menunggu mereka.
Arman mulai menutup rolling door saat benar-benar tidak ada pembeli di dalam rukonya. Dan segera menuju ke masjid bersama Danang mengendarai motornya.