Di saat beberapa hari ini dia sudah mempunyai pikiran untuk mengajak bertemu orang yang sudah cukup lama mengisi pikirannya, pada akhirnya dia dipertemukan oleh takdir.
Merasa yakin siapa orang yang sudah beberapa saat dia perhatikan, pada akhirnya dia melangkahkan kaki ke arah di mana orang itu, meski masih ada sebuah perasaan yang memberatkannya.
"Retta," panggil orang itu menggunakan nada bicara yang terdengar begitu lembut.
Selain dia yang tidak berniat memanggil dengan nada tinggi dan tidak mempunyai alasan untuk berbicara kasar, dia juga tidak ingin jika dia salah sasaran.
Memang dia sudah yakin kalau perempuan yang sudah sedari tadi dia perhatikan adalah Retta, tapi tetap saja ada sebuah kemungkinan di mana dia hanya sedang berhalusinasi bisa bertemu dengan Retta, sehingga saat dia melihat ada perempuan di hadapannya, dia mengira kalau orang itu adalah Retta.