"Sekarang lo mengatakan kalau dia gak akan kembali, seolah lupa kalau sebelumnya lo adalah orang yang begitu mengharapkan kembalinya dia?!"
Benar-benar sikap Peyvitta yang sekarang begitu membuat Retta geleng-geleng kepala, dia tidak menyangka kalau Peyvitta mempunyai sifat asli yang seperti ini.
"Sekarang gue udah punya pilihan sendiri dan gue sudah tidak ingin mengharapkan dia yang sudah mati!" jelas Peyvitta dengan nada bicara yang penuh penekanan.
Plak!
Tamparan yang Retta berikan semakin kencang dan sudah pasti membuat Peyvitta merasakan yang namanya sakit di pipi, tapi percayalah rasa sakit yang Retta rasakan di hatinya jauh lebih sakit.
Matanya mendadak terasa panas, bahkan air mata dengan seketika langsung menggenang di pelupuk mata Retta, tapi sebisa mungkin berusaha untuk dia tahan.