"Kalau boleh tahu Pak, kenapa harus Bapak sendiri yang pergi untuk mengurusi hal ini?" tanya Peyvitta yang memang merasa heran, pasalnya bisa saja kan diberikan pada orang yang memang mengurus perusahaan di sana, sehingga Bima tidak perlu pergi ke sana.
"Saya sedang malas berada di Negara ini, apalagi di Kota ini." Bima memberikan sebuah jawaban menggunakan nada bicara yang begitu datar.
"Memangnya kenapa? Ada apa di Kota ini?" tanya Peyvitta yang malah semakin heran sebab jawaban yang baru saja Bima ucapkan terasa aneh di dalam pikirannya.
"Ada kamu," jawab Bima tanpa melirik ke arah di mana Peyvitta berada, apalagi memperhatikan wajah Peyvitta. Sama sekali tidak. Bima lebih memilih memperhatikan beberapa lembar kertas yang sudah dia temukan sebelumnya dan sudah Peyvitta rapikan.