"Vitta! " bentak Herman dengan nada yang teramat tinggi, sebab dia sudah kesal dengan semua yang sudah terjadi.
"Iya Pah?" jawab Peyvitta yang masih mencoba menahan perasaannya.
"Kamu berbuat ulah apa lagi sih, kenapa bisa-bisanya Pak Santosa sampai marah seperti itu?"
Sebelumnya Herman sama sekali tidak tahu apa yang sudah Santosa dan juga Peyvitta lakukan, karena memang sebelumnya mereka dengan sengaja meninggalkan Peyvitta berdua dengan Santosa.
Alasan utamanya adalah mereka yang menginginkan kalau Santosa dan juga Peyvitta yang bisa lebih berleluasa agar bisa begitu dekat sampai akhirnya mereka bisa dengan mudah dan terbuka untuk bersama.
Gue dari tadi gak ngapa-ngapain, dianya aja yang baperan.
Peyvitta tidak merasa kalau dirinya sudah berbuat ulah yang membuat Santosa sampai marah, karena dipandangannya semua itu masih berada dalam batas yang wajar-wajar saja.
"Aku gak ngapa-ngapain Pah, aku cuma jawab perkataan dia."