Setelah berbicara secara pribadi dengan fotografer Kim Jong Ki, Yang Seo Joon menganggap kesempatan yang diberikan itu sangat penting. Dia dengan cepat bernegosiasi dengan pihak majalah dan setuju untuk bekerja sama dalam empat hari setelah pembicaran dilakukan.
Setelah Jasmine menyelesaikan urusan pemotretan di Chandelier Entertainment, gadis muda itu memiliki waktu kosong selama empat hari. Di masa lalu, reaksi pertama Jasmine setiap kali dia memiliki waktu istirahat adalah bertanya mengenai apa yang sedang dilakukan oleh Lee Hyeob. Karena itu, Seo Joon kaget saat Jasmine mengajukan sebuah pertanyaan dengan nada serius, "Oppa, apakah kamu memiliki beberapa majalah lama tingkat dunia selama lima atau sepuluh tahun terakhir?"
Karena Seo Joon berkata untuk bersikap layaknya saudara diantara mereka, Jasmine tidak lagi menggunakan sikap hormat kepada Seo Joon.
Seo Joon mengira dirinya tidak mendengar dengan benar sampai Jasmine mengulangi pertanyaannya lagi. Lalu pria dewasa itu menjawab, "Majalah sekitar lima atau sepuluh tahun terakhir? Dan itu harus majalah tingkat dunia? Bukankah itu terlalu banyak, Jasmine? Aku rasa tidak ada ruang koleksi yang cukup luas untuk menampung semua itu."
Jasmine berpikir sejenak, lalu menambahkan, "Tidak masalah jika majalah itu bukan tingkat dunia, asalkan masih termasuk majalah kelas satu dan kelas dua di Korea Selatan."
Seo Joon berpikir hati-hati sebelum teringat akan sesuatu, "Baiklah. Aku tidak yakin, tapi aku pikir perusahaan memiliki apa yang kamu butuhkan. Aku ingat bahwa ruang bawah tanah perusahaan dirancang untuk mengumpulkan majalah utama yang terbit setiap bulan. Mungkin tidak ada majalah tingkat dunia, tapi majalah tingkat pertama Korea Selatan pasti ada di sana."
Selesai berkata seperti itu, Seo Joon berhenti sebelum bertanya dengan bingung, "Jasmine, apa yang akan kamu lakukan dengan majalah tersebut?"
Gadis muda yang lembut dan cantik itu tersenyum simpul ketika menjawab, "Aku ingin mulai membaca majalah dan mencari referensi tentang dunia fashion beberapa tahun lalu. Siapa tahu, aku menemukan hal unik untuk konsep diriku ke depannya, Oppa."
Yang Seo Joon secara alami memikirkan sesuatu yang sama sekali berbeda dari Jasmine pikirkan. Dari pandangan Seo Joon, kebanyakan model yang melakukan peragaan busana atau pemotretan akan membaca majalah beberapa jam sebelum aktivitas dilakukan. Mereka akan mendapat rasa yang tepat sebelum memulai pemotretan atau melakukan catwalk.
Tapi, anak didiknya saat ini berbeda. Apakah membaca majalah lama saat senggang bisa mempelajari sesuatu? Apa itu berguna? Itulah yang terbersit di dalam benak Yang Seo Joon saat ini.
Apa itu majalah fashion? Majalah fashion adalah simbol paling jelas dari sebuah gaya busana. Terlepas dari gossip yang tidak memerlukan banyak perhatian, majalah teratas mengandung tren fashion setiap musim, fashion show terbaru pada saat itu dan beberapa informasi dasar mengenai dunia fashion.
Majalah fashion akan membantu Jasmine memahami dunia mode dengan lebih baik.
Saat ini, pemahaman Jasmine terhadap dunia fashion masih didasarkan pada kenangan pemilik aslinya. Tapi, beberapa kenangan tersebut samar, karena Jasmine tahu pemilik asli setelah bertemu dan memiliki hubungan dengan Lee Hyeob, tidak lagi memperhatikan kondisi dunia mode. Seperti, apa yang harus dilakukan ketika pemotretan hari itu, itulah yang akan ditunjukkan pemilik asli. Semuanya sesuai arahan fotografer, tidak ada rasa keunikan dari dalam diri.
**
Akhirnya, Seo Joon mendapatkan kartu pinjaman untuk Jasmine dapat mengakses ruang bawah tanah perusahaan dan selama empat hari Jasmine benar-benar membenamkan diri di puluhan ribu majalah fashion. Jasmine membaca dengan sangat cepat, tapi dia hafal semua isi yang bermanfaat. Pada hari kedua, dia selesai membaca semua majalah fashion berbasis kertas atau cetak. Kemudian, pada hari ketiga ia menyelesaikan majalah elektronik yang terbit dua tahun belakangan.
Jenis bacaan tersebut benar-benar membosankan, biarpun majalah itu menunjukkan percampuran warna dan keindahan. Yang Seo Joon sendiri tidak tahan melihatnya. Jadi, pada hari kedua sampai hari keempat, setelah mengantarkan Jasmine ke perusahaan, ia akan menyelinap keluar dari ruangan tersebut.
Sinar matahari yang hangat menyinari jendela berukuran kecil ke ruangan tersebut, dan tanpa sadar memberikan cahaya indah untuk gadis cantik yang sedang duduk sendirian di kursi pojok. Kepala gadis muda itu membungkuk di atas majalah dan membolak-baliknya. Kecepatannya tidak lambat, tapi rasanya seperti adegan tersebut telah dibingkai dalam sebuah potret, dengan hasil yang memukau.
Sangat disayangkan, adegan itu harus terganggu karena bunyi yang tiba-tiba muncul.
Jasmine tanpa sadar mengambil handphone yang ada di atas meja. Lalu ia mengangkat tangan untuk melihat siapa orang yang mengganggu aktivitas. Nama yang tertera di layar handphone membuat gadis muda itu mengerutkan kening. Dia lalu meletakkan majalah yang sedang dibaca dan keluar dari ruangan untuk berbicara di telepon, "Halo?"
Setelah kata 'Halo' keluar, Jasmine mendengar suara dengan nada tidak menyenangkan, "Sudah lama kita tidak berkomunikasi Jasmine. Aku merasa melihat kamu di perusahaan hari ini? Sejak kapan kamu secara rutin datang ke perusahaan?"
Suara di seberang telepon terdengar seperti pria berusia 20-an. Menyebabkan Jasmine tanpa sadar merasakan keakraban itu kembali. Tapi dia memilih untuk tidak merespon. Dia hanya mendengarkan perkataan yang diucapkan pria itu.
"Sudah aku katakan dengan jelas terakhir kali, jangan ganggu aku lagi. Aku tidak memiliki perasaan apapun untukmu, dan apa yang kita lakukan sebelumnya hanya untuk bersenang-senang. Tidakkah kamu mengerti?" ucap sang pria.
Jantung Jasmine berdetak dengan cepat, dia tiba-tiba merasa buruk saat mendengar kata-kata menjengkelkan itu. Jasmine dengan jelas tahu bahwa suasana hatinya saat ini, bukan kenangan dari diri Lily Hwang melainkan pemilik asli yaitu Jasmine Kim. Tapi, dia tetap merasakan suasana berat dan sedikit rasa pahit muncul.
Dia ingin memaki, dan mencabik laki-laki yang sedang berbicara itu. Apakah laki-laki itu masih berpikir, bahwa Jasmine masih mencintainya?
Seperti yang dipikirkan, pria di ujung telepon mulai berbicara kembali, "Jasmine, aku sudah memperingatkanmu. Aku sangat sibuk. Aku tidak sebebas kamu. Ini adalah panggilan terakhir dariku. Jadi, jangan hubungi aku lagi. Aku..."
"Sebentar", ucap Jasmine, sambil tersenyum dengan dingin pada kata-kata kasar dan menyakitkan pria itu.
"Tuan, bisakah kamu memberitahu aku sebelum kamu terus berbicara … Sebenarnya, siapa kamu?" tambah Jasmine Kim.
Terjadi keheningan.
Kemudian, terdengar suara bip, yang menandakan panggilan telepon berakhir.
Jasmine tidak menelepon lagi karena dia tahu pria itu pasti sudah memasukkannya ke dalam daftar hitam. Tidak masalah jika pria sombong itu melakukan hal tersebut. Bahkan, jika dia tidak memiliki inisiatif, Jasmine yang akan menempatkan Lee Hyeob di daftar hitam terlebih dahulu.
Ya, Jasmine sudah mengetahui bahwa pria itu adalah Lee Hyeob.
Sangat wajar bagi Jasmine Kim sekarang, sempat tidak mengenali identitas si penelepon. Karena pemilik asli telah memberikan nama panggilan aneh di handphonenya, dengan "Bu Bu.".
Jasmine tidak ambil pusing mengenai hal itu, dan mulai membaca kembali majalah dengan hati-hati. Istirahatnya akan berakhir besok, jadi harus menggunakan waktu kali ini daripada memikirkan Lee Hyeob.
Di ruang terpisah di lantai 32 IMG Models, seorang pria tampan bergetar karena marah dan melemparkan handphonenya ke lantai. Untungnya, lantai tersebut ditutupi dengan karpet permadani yang lembut sehingga handphone tidak hancur.
"Siapa aku? Apakah ini metode baru yang kamu lakukan? Kamu lebih baik mengingat kata-kata itu! Jangan pernah lagi menggangguku!" raung Jung Lee Hyeob.
**
Yang Seo Joon tidak percaya bahwa dalam empat hari, anak didiknya sudah berhasil membaca banyak majalah teratas, baik itu versi cetak dan elektronik dari majalah kelas satu dan kelas dua semuanya telah dibaca! Bagaimana model kecilnya bisa mengingat itu semua?
'Sungguh mengerikan! Perubahan Jasmine benar-benar terbaik!' batin Yang Seo Joon.
Di perjalanan menuju markas Benecia, Yang Seo Joon tidak bisa menahan diri untuk tidak mengajukan beberapa pertanyaan. Pria dewasa itu mendapati bahwa Jasmine bisa menjawab semua pertanyaan yang diajukan. Bahkan gadis muda itu, bisa menyimpulkan tren industri fashion dari lima tahun lalu dengan satu kalimat.
Tren ini mungkin belum tentu popular sekarang, namun industri fashion memiliki pepatah 'Lima tahun adalah sebuah siklus.'
Celana berpinggang tinggi dengan model kemeja kebesaran yang popular di sepuluh sampai dua puluh tahun lalu. Tidak bisakah mereka terlihat di jalanan sekarang? Tentu saja bisa, bahkan menjadi tren dua tahun terakhir!
Akhirnya, kedua orang itu tiba di markas Benecia. Seo Joon menghentikan mobil dan menyuruh Jasmine untuk turun. Manager itu berpesan untuk menunggunya sebentar, karena ingin memarkirkan mobil. Sambil menunggu, gadis muda itu menatap gedung tinggi yang menjulang di depannya.
Ia pun berkata di dalam hati, 'Ternyata ini Benecia!'