Dap ... dap ... dap ...
Seorang gadis berlari di atas trotoar dengan kecepatan tinggi. Di belakangnya, seekor anjing tak kalah cepatnya untuk mengejar si gadis tersebut.
Ini baru jam 05:00 pagi, tapi Mina sudah harus berlari Maraton untuk menghindarkan dirinya dari sebuah masalah absurd karena tidak sengaja kentut di sebelah anjing herder jantan yang tengah mengejarnya ini.
Padahal kentut itu hal yang manusiawi. Tapi kenapa hewan itu tidak mengerti? Apakah kentutnya sangat bau hingga membuatnya mengejar Mina lebih dari 1,5 jam?
Tidak masuk akal. Mina yang berencana keliling kompleks dengan rencana waktu 30 menit karena nanti pagi ia harus pergi ke sekolah tepat waktu untuk menghadiri acara penting, sekarang malah harus menghabiskan waktu dan seluruh tenaganya di pagi hari dengan kejar-kejaran bersama seekor anjing!
Benar-benar gila. Awal harinya ini benar-benar gila! Semoga saja tidak ada hal gila lainya saat siang, sore ataupun malam datang nanti.
Napas Mina mulai tercekat. Ia mulai kelelahan dengan aktivitasnya. Bahkan kecepatan larinya sudah menurun drastis sejak 10 menit yang lalu.
Bingung harus bagaimana menghindari anjing tersebut. Mina sudah tidak bisa berpikir dengan jernih karena tenaganya sudah terkuras habis di kedua kakinya.
"Ah ... tolong!" teriak Mina, hampir menunjukkan air matanya.
Beberapa saat kemudian, Mina melihat seorang lelaki yang mengenakan jas hitam dengan wajah yang tidak jelas karena ia memakai masker dan kacamata hitam yang menutupi wajahnya, langsung tersenyum lebar saat mendapati ada seseorang setelah sekian lama ia hanya melewati lampu jalan tanpa berpapasan dengan satu pun seorang manusia.
Tidak bisa berpikir jernih, Mina langsung berlari ke arah lelaki asing itu dengan berteriak minta tolong sambil melambaikan tangan kanannya.
"Pak, tolong ... Pak!" teriak Mina, kepada lelaki berkulit putih berbalut jas kerja yang masih sangat rapi dan tidak kusut sama sekali.
Lelaki itu menatapnya dengan tatapan aneh. Ia bahkan menurunkan sedikit kacamatanya untuk melihat siapa yang berteriak-teriak di waktu subuh seperti ini.
"Buka mobilnya! Buka pintunya!" teriak gadis itu, entah kenapa di lakukan dengan patuh olehnya.
Klak ...
Lelaki itu membuka pintu mobilnya sesuai arahan sang gadis tanpa mengerti apa yang akan di lakukan olehnya.
Namun belum sempat menatap wajah wanita muda itu, tangan Tama langsung di tarik masuk ke dalam mobil. Di tindih dengan tubuh mungilnya sebelum akhirnya mereka terkunci di dalam ruangan sempit itu berdua saja.
Brak ...
Mina menutup pintu mobil lelaki asing yang belum sempat ia lihat ekspresi dan wajahnya setelah mereka berdua masuk ke dalam mobil dengan aman dan berhasil menghindarkan diri dari serangan anjing galak.
"Ah, syukurlah saya melihat Anda. Terima kasih Pak saya–" Mina terdiam saat kedua manik mata mereka berpapasan dan saling bertaut hingga beberapa detik.
Lelaki bersurai hitam dengan manik mata gelap dan pembawaan yang tegas tapi tidak mengurangi kadar ketampanan dirinya.
Sementara itu, disisi lain ada Mina yang memiliki wajah yang kelewat rupawan dengan tubuh body goals yang bisa membuat semua pria menatapinya hanya karena ia lewat di hadapan mereka.
Surai hitam panjang yang di kucir seperti ekor kuda, keringat dingin yang bercucuran dari wajah hingga membasahi leher dan dada Mina, membuat lelaki itu menatapnya dengan pandangan aneh dan terkesan tajam.
Gluk ...
Mina menelan ludahnya susah. Sepertinya ia menyadari sebuah kesalahan yang fatal saat melihat bagaimana posisi mereka berdua saat ini.
Dengan gerakan perlahan, Mina turun dari pangkuan lelaki itu dan duduk di samping pria bertubuh jangkung yang sekiranya lebih tua beberapa tahun dari dirinya.
"Maafkan saya, Pak. Tapi tolong jangan usir saya terlebih dahulu," cicit Mina, melirik ke arah luar jendela yang menampakkan seekor anjing yang masih tetap menggonggong di luar sana.
Menghembuskan napas kasar, lelaki itu melepaskan kacamatanya dan menatap wajah Mina dengan tatapan dingin dan terkesan tidak peduli dengan apa urusannya.
"Kamu sudah merepotkan saya. Tidak tahukah kamu, jika saya ini sangat lelah karena baru datang dari bandara? Padahal saya mau beristirahat sejenak sampai pagi datang, karena saya harus segera menghadiri acara penting. Dan sekarang kamu malah membuat saya tertahan di sini? Kamu benar-benar tidak sopan, Nak!" ucap lelaki itu, membuat Mina mengerjapkan matanya polos.
"Em ... jika saya boleh menjawab, saya memang tidak tahu jika Bapak baru pulang dari bandara dan langsung ingin istirahat begitu sampai di rumah."
Mina memberi jeda sembari melirik ke arah lain saat ia mendapati guratan ekspresi wajah kesal dari lelaki itu.
"Tapi sekarang saya tahu setelah Anda mengatakannya. Dan maaf, Anda jadi terjebak di sini bersama dengan saya. Tapi jika Anda bersikeras untuk istirahat di rumah, Anda bisa keluar dari sini dan masuk ke dalam rumah. Tapi biarkan saya di sini sampai hewan itu pergi," ucap Mina, membuat lelaki berusia 25 tahun itu menatapnya kesal.
'Sabar Tama, sabar. Kamu lebih dewasa dari gadis ini! Sabarlah ... orang sabar pasti cepat di kasih jodoh!' batin Tama, berusaha menetralkan emosinya.
Huff ...
Menghela napasnya kasar, Tama melepaskan masker yang menutupi wajahnya dan meletakannya di sembarang tempat sebelum akhirnya ia melangkahkan kakinya menuju kursi kemudi dan duduk di sana.
"Dari pada menunggu anjing itu pergi, sebaiknya saya antar kamu pulang ke rumah agar saya bisa cepat pulang ke rumah juga! Di mana rumahmu?" tanya Tama, menolehkan kepalanya ke arah Mina.
Mina mengulas senyuman lebar dan menganggukkan kepalanya antusias.
"Ide yang bagus Pak. Rumah saya ada di Gang Mawar IV. Tidak jauh dari sini. Anda bisa mengantarkan saya pulang sampai ke rumah. Benarkan?!" tanya Mina, dengan nada antusias.
Tama menghembuskan napas panjang dan menganggukkan kepalanya pelan. Mengiyakan kalimat gadis itu tanpa mengambil pusing dengan tingkah cerewetnya dan mulai menjalankan mobilnya.
Beberapa saat kemudian Tama menatap wajah Mina dari pantulan kaca spion tengah dan membuat gadis itu balas menatapnya dengan tatapan bertanya-tanya.
"Ada apa, Pak?" tanya Mina, heran.
"Tidak, hanya saja saya tidak tahu jika saya mempunyai tetangga yang berisik seperti kamu?! Apakah kamu baru pindah ke kompleks ini saat saya dinas luar negeri?!" tanya Tama, membuat Mina mengerutkan keningnya dalam.
'Memangnya siapa yang dia sebut berisik,' batin Mina, mendenguskan napasnya kasar.
Melihat itu, Tama hanya menaikkan sebelah alisnya dan menatapnya dengan tatapan aneh.
"Kamu tidak menjawab pertanyaan saya? Apakah kamu mau saya turunkan di sini?!" celetuk Tama, membuat Mina mendenguskan napasnya kasar dengan suara yang kasar.
Huff!
"Tidak. Saya sudah tinggal di sini selama 10 tahun. Tapi saya memang tidak pernah keluar rumah, jarang maksudnya! Jadi wajar jika Anda tidak tahu. Lagi pula, masa Anda mengenal siapa saja tetangga Anda yang ada di dalam kompleks ini? Apakah Anda admin lambe turah yang suka bergosip dengan ibu-ibu kompleks? Mangkanya Anda hafal semua tetangga-tetangga Anda?!" pekik Mina, dengan mulut yang komat-kamit dan itu terlihat sangat menyebalkan.
Mendengar itu, Tama langsung menghentikan mobilnya dan membuat Mina mengerutkan keningnya dalam.
"Kok berhenti?" pekik Mina, menuntut sebuah penjelasan.
"Turun! Saya lelah mendengar ocehanmu. Turun sekarang juga dan pulang sendiri sana. Anjingnya sudah tidak mengejar lagi. Cepat turun!" usir Tama, dengan memandang wajah Mina dengan tatapan kesal.
Mina yang mendapati hal itu langsung saja turun dari mobilnya dengan membanting pintunya keras.
BRAK ...
"Dasar tukang PHP yang menyebalkan!" omel Mina, sembari menatapi kepergian mobil lelaki asing itu.
"Awas saja kalau ketemu, aku akan membalaskan perlakuan kurang ajar ini, argh! Dasar menyebalkan."