"Bisa lakukan itu setiap pagi?"
Mina menatap wajah Tama yang berseri-seri saat mengatakan keinginan yang tidak masuk akal itu.
"A-pa? Bagaimana bisa kamu memintaku untuk melakukannya setiap hari? Tidak mau. Aku tidak mau," ucap Mina, dengan tegas.
Tama langsung memandangnya dengan tatapan kecewa dan sedih. Ia langsung menundukkan kepalanya dalam dan mengerucutkan bibirnya ke depan.
Mina menatapnya aneh. "Ah ... kamu akan selalu menjadi kekanak-kanakan jika menyangkut hal-hal seperti itu ya?"
Tama mengangguk pelan dan melirik Mina dengan tatapan sok imut yang menjijikkan.
"Jangan melihatku seperti itu. Aku sangat geli, ugh ... ingat umurmu, Tuan Besar! Kamu tidak pantas berlaku seperti it–"
Nyut ....
Mina menghentikan kalimatnya dan menunduk dalam. Tangan kananya sudah berada di atas luka di kepala. Kening gadis itu berkerut dalam dengan ekspresi wajah yang terlihat kesakitan.