"Tari udah tidur, Ci?" Itulah pertanyaan yang dilontarkan oleh Manda saat Suci kini menyusulnya ke ruang keluarga.
"Iya, Nda," jawab Suci singkat sambil mengulumkan senyum renjana di kedua bibir ranumnya dan Manda pun ikut tersenyum karena hal tersebut.
"Kamu nggak mau nanya kenapa kamu aku ajak nginap di sini, Ci?" tanya Manda sambil melirik sangat tajam ke arahnya.
"Kalau kamu mau tahu yang sebenarnya aku juga mau tanya itu dari tadi siang, Nda. Apalagi saat kamu bilang Akbar jangan sampai tahu juga. Ini ada apa sih, Nda?" Sebagai seorang psikolog Manda sangat bisa membaca kalau saat ini yang mengisi raut wajah Suci hanyalah rasa ingin tahu yang sangat besar.
Mendengar apa yang Suci katakan, Manda lalu menarik kedua sudut bibirnya membentuk senyuman tipis di sana.
"Kita mulai ini semua pelan-pelan aja, ya, Ci?" Entah setan dari mana yang saat ini sedang mengambil alih kendali dalam dirinya sehingga mengangguk saja atas apa yang dikatakan oleh Manda barusan.
