Setelah Gwen menghabiskan bubur, dia melihat Clement duduk di kursi yang ada di samping ranjang. Kedua mata Gwen berkaca-kaca. Seandainya saja Clement menikah dengan wanita lain pasti dia akan memiliki banyak anak. Itu yang terlintas di pikiran Gwen sekarang.
"Ada apa, sayang? Kenapa kamu mata kamu berkaca-kaca? Ada yang ingin kamu sampaikan?" pertanyaan Clement yang lembut membuat hati Gwen terenyuh. Bibir gematar dan wajahnya merah karena menahan tangisan. Clement langsung memeluk dan menenangkan istrinya.
Tak tahan berada dalam pelukan Clement, tangisan mulai memenuhi ruangan. Gwen merutuki pikiran buruknya yang hendak bercerai dengan Clement hanya karena alasan keturunan. "Nggak apa-apa, sayang. Menangislah! Aku ada di sini untuk kamu."