Keizaro dan Maila duduk berhadapan dengan seorang wanita. Maila mendengar semua percakapan yang terjadi di antara Kei dan perempuan itu. Bukannya mencatat semua apa yang mereka bicarakan, Maila justru hanyut dalam pikirannya sendiri. Kecerdasannya tidak berlaku untuk hari ini.
"Kenapa Kei sangat tampan saat serius seperti ini? semua kesan tentang kekanak-kanakan mendadak hilang darinya. Apa aku saja yang nggak sadar kalau Keizaroku yang kecil sudah dewasa?"
"Nona Maila, Anda sudah mencatat semua, kan?" pertanyaan Kei menyadarkan Maila. Sekarang Maila tahu jika dia memang tidak berbakat bekerja di kantor. Keputusan untuk mempersiapkan adiknya sebagai CEO adalah yang terbaik.
"Eh-itu- aku harus mencatat apa, Kei eh Tuan Keizaro." Maila menjawab terbata-bata. Hari ini dia sedang mempermalukan diri sendiri namun Kei berhasil menyelamatkannya.