Citra menutup pintu Apartemen rapat, Citra langsung mengambil gawai yang sejak tadi berada di atas nakas kamar. Cepat dia segera menghubungi Sofi.
"Hallo, Assalamualaikum, Sof," sapa Citra bersamaan dengan nafasnya yang memburu.
"Walaikum salam, Cit. Ada apa?"
"Sof, apa kamu kenal seorang detektif swasta?" Di seberang sana, kening Sofi mengernyit heran.
"Detektif? Untuk apa? Apa kamu ingin menguntit suamimu?" Citra menggeleng meski Sofi tidak bisa melihatnya.
"Tidak, aku ingin minta pada detektif itu untuk menyelidiki kejadian 13 tahun yang lalu."
"Kejadian apa?"
"Kejadian dimana Mama aku mengalami kecelakaan bersama dengan asisten pribadinya."
"Oh, aku tahu siapa yang bisa melakukan pekerjaan itu," ujar Sofi.
"Siapa?"
"Tuh, si Nanda sableng. Dia itu paling jago dalam urusan penyelidikan. Udah kayak intel deh dia."
"Kamu serius?"
"Hem, buat apa aku bohong. Dia itu bisa diandalkan dan cara kerjanya itu sangat bagus sehingga hasil yang di dapat selalu akurat," yakin Sofi.
