Cita menghela nafas panjang, sejak tadi Citra melihat Saka tidak ubahnya seperti mayat hidup. Lelaki itu seperti tidak memiliki semangat hidup. Apa yang terjadi padanya? Kenapa dia tida seperti biasanya?
Selama menjalin hubungan dengan Saka, Citra begitu banyak mengalami pasang surut ketika menjalani biduk rumah tangga yang lebih banyak di hiasi oleh badai kecil hingga sedang. Citra sudah berhasil melewati dan mencoba bersikap biasa saja dengan ujian itu. Dia menerima segala kelebihan dan kekurangan Saka, bahkan untuk dendam pria itu sekali pun bersama sang mertua.
"Kak, kamu kenapa? Sejak aku membuka mata, Kakak terlihat terus melamun? Apa ada sesuatu yang mengganjal di hatimu? Kamu bisa membagi keresahanmu padaku, jika mau," tawar Citra.
"Tidak perlu pedulikan aku, lebih baik kamu fokus saja sama dirimu sendiri. Jangan menyusahkan aku lagi. Kamu ini benar-benar merepotkan," sungut Saka mengalihkan pembicaraan.