"Iya, rencananya sih begitu. Habis aku malas tinggal sendiri di sini," jujur Citra.
"Apa? Sendiri?" Meski tahu jika Sofi tidak akan melihat apa yang dia lakukan, Citra mengangguk iya.
"Memangnya suamimu dimana?"
"Dia sepertinya pindah, entah pindah kemana. Dia tidak ada memberitahuku," jelas Citra.
"Aneh. Jadi kamu sendirian dong?"
"Iya."
"Boleh tidak jam makan siang nanti aku ke tempatmu?"
"Wah, beneran? Tentu boleh dong. Aku masakin sesuatu buatmu," ujar Citra senang.
"Tidak usah, nanti aku belikan makanan dari Resto dekat kantor saja. Di sana enak-enak loh makanannya, kamu wajib coba deh."
"Hem, baiklah."
"Oke, sampai nanti."
"Sampai nanti, Assalamualaikum."
"Walaikum salam." Panggilan pun berakhir. Citra menghela nafas dalam. Sepertinya tidak mungkin jika dia ikut pindah hari ini, paling tidak dia harus menunggu menyembuhkan luka di tangannya lebih dahulu.
**
