Citra menoleh kanan kiri berharap sepi sekalian tanpa ada orang yang datang, daerah sini memang paling rawan kejahatan. Citra dengan gemetar dia berjalan sembari merapalkan doa. Dia baru ingat jika tidak membawa ponsel maupun tas. Semalam Saka asal saja membawa Citra langsung ke Rumah Sakit.
Dari jauh, wanita itu melihat beberapa orang berjalan mendekat. Ketakutan Citra semakin menjadi. Bulir-bulir keringat memenuhi dahinya. "Ya Allah, tolong aku. Lindungi aku dari apa pun yang membahayakan aku dan anakku. Kirimkan seseorang untuk membantuku ya Allah," doa Citra dalam hati tanpa henti.
"Wah, ada cewek cantik nih. Makanan enak bro," ujar salah satu di antara empat itu dengan entengnya.
"Benar, tapi sebelum memakanannya kita cari dulu apa yang harus kita ambil," timpal lainnya.
"Mau apa kalian?" Sungut Citra memberanikan diri. Dia tidak ingin terlihat takut dan lemah meski kebenaran sebaliknya.