Kini gantian tangan Jono yang melayang pada tubuh kembarannya dengan raut wajah yang sangat garang serta kedua mata yang terbuka sempurna sangat memperlihatkan api kemarahan Jono menghadapi saudara kembarnya yang sangat tidak waras ini.
Joni yang mendapat pukulan yang tidak kalah kasar dari pukulannya hanya meringis kesakitan. Pukulan pembalasan dengan takaran yang sangat sama dan tidak ada pengurangan.
"Jaga dulu mulutnya baru boleh mukul orang kalau salah dalam berucap. Beneran ya Jon, sering tidak pakai otak kalau bertindak!" seru Jono yang benar-benar tidak terima dengan saudara kembarnya ini.
Jono sangat merasakan jika Joni adalah orang yang selalu ingin terlihat benar dimata semua orang dengan menumbalkan dirinya. Ini sungguh keterlaluan dan Jono ingin rasanya memberikan perekat pada mulut Joni agar berhenti berbicara.
Joni hanya mendengus kesal dan masih mengelus lengan atasnya yang masih terasa nyeri akibat pukulan maut dari Jono.