Ayah Gisel menyilangkan kedau tangan didepan dada dan hanya terdiam menatap anak perempuannya yang justru menarik selimut sampai menutupi seluruh tubuhnya.
"Papa hitung sampai tiga, kalau kamu tetap tidak mau bangun besok papa akan akadkan kamu."
Gisel tetap diam tidak bergeming, sangat tidak mudah melakukan akad harus ada persiapan yang matang juga melibatkan kedua belah pihak tidak semudah apa yang dikatakan papanya saat ini. Kebiasaan sang ayah ini lama-lama membuat Gisel terbiasa dan tidak akan lagi merasa takut akan ancaman yang sering papa todongkan kepadanya.
Itu tidak akan mungkin terjadi karena mana mungkin papanya yang sangat baik berbuat sesuatu yang tidak menyenangkan bagi anak perempuannya yang begitu dia sayangi.
"Papa tidak bercanda Gisel."
Gisel belum juga menggerakkan tubuhnya bahkan kini kedua mata Gisel sudah akan kembali terpejam karena sangat berat itu.