Suasana malam di villa ini sangatlah sejuk. Karena pemukiman warga juga tak jauh dari sini, membuatnya semakin terlihat nyaman dengan suasana perkampungan yang asri dan damai. Dari jendela kamar Jessi, banyak pohon mangga yang terlihat dan banyak buahnya. Bahkan ada salah satu tangkainya yang mengarah langsung ke kamar Jessi. Mudah sekali untuknya jika ingin memetiknya.
Sampai sekarang, jam menunjukkan pukul delapan malam pun Surya masih saja belum memberinya waktu untuk berbicara. Belum ada kesempatan untuknya menanyakan banyak hal yang harus ayahnya jawab dengan jujur.
Suara pintu yang diketuk dari luar membuat lamunan Jessi buyar. Ia mengalihkan perhatiannya ke pintu coklat lalu berjalan untuk membukaya. Ada Fauzan berdiri disana.
"Makan malam yuk, Jess!"
"Makan apa?"
"Ada ayam bakar kalo kamu mau. Yuk!"
Jessi menganggukkan kepala lalu keluar dan segera menutup pintu kamarnya untuk ikut bersama dengan Fauzan.