VIAN: Just Vian!
Tak dapat lagi aku tertidur. Setelah mimpi indah sekaligus mimpi yang membuatku makin khawatir itu. Lagi ku tinggalkan kamar ini.
Ku tuju ruang tengah dan hendak menikmati kembali waktu-waktu sunyi dalam kesendirian. Menatap tiap langit-langit rumah ini. Juga gelapnya tiap sudut ruangan.
Hemp!
Ku hela napas panjang. Entah sampai aku akan seperti ini. Terombang-ambing tanpa kepastian. Menunggu satu hal yang makin hari makin terasa sulit saja. Ditambah rinduku pada Niar. Hingga nyaris aku tak dapat merasakan apa-apa lagi.
Aku ingin pulang.
"You didn't sleep?" Ucap Risa tiba-tiba.
Mengejutkan ku sekaligus menghentikan lamunan ku.
"I can't... How your father?" Balik aku bertanya.
"He sleeping... After praise you!" Jawabnya sembari duduk di depan ku.
Sekejap kami hanya terdiam. Sementara aku tak punya satu apapun lagi untuk ku tanyakan. Ataupun aku katakan. Namun Risa. Tiba-tiba saja dia.
"Thank you" Katanya.
Aku terkejut. Membuat ku melihatnya.