"Oh, kakak kelimamu. Tiba-tiba dia kembali dengan sedikit terburu-buru. Hanya mengambil beberapa barang dan langsung pergi. Ngomong-ngomong, dia juga membawa Raja Tiran kecil. Katanya sudah terlalu malam untuk bertemu denganmu, jadi dia akan membantumu menjaga Raja Tiran kecil sebagai kompensasi! Hehe~"
"Jangan khawatir, kakak kelimamu adalah pecinta anjing. Da tidak akan memperlakukan Raja Tiran kecil dengan buruk!"
Wajah Lu Xiao mengernyit, merasa bersalah. Xingran, anak nakal ini!
"Oh." Gadis kecil itu tidak banyak bertanya.
Tapi, bagaimana dengan saudara kelima?
Bukankah katanya orang itu paling suka menggertak anak yang lemah?
Pecinta anjing?
Heh~
Ketakutan yang timbul di dadanya membuatnya gelisah. Gadis kecil itu tersenyum dan berkata kepada ayahnya, "Ayah, kamu bisa istirahat lebih awal. Aku sangat menyukai kamarnya, terima kasih."
"Oh, ya, bagus jika kamu suka!"
Pak Tua Lu tertegun, sepertinya ada yang salah di sini?
-------------------------------------------------------
Malam itu, Raja Tiran kecil merasa kesepian dan kedinginan.
Anak muda super macam apa ini?
Di tengah malam, AC dihidupkan dengan suhu paling rendah dan dia juga tidak memakai pakaian. Yang anak itu lakukan hanya berbaring di sofa dan bermain-main dengannya.
Menyentuh kepala lalu menyentuh cakarnya. Kepalanya digosok-gosokkan ke perut si Raja Tiran lalu tersenyum seperti orang idiot!
Apa dia pikir aku terlalu kecil dan tidak bisa menggigitnya sampai mati?
Aku adalah Raja Tiran! Si penguasa yang harusnya tidak berbulu dan kupastikan kamu akan botak jika menyentuhku!
Raja Tiran kecil ingin menangis tapi tak ada air mata yang keluar, tidakkah pria ini mengantuk? Apakah dia tidak memiliki sesuatu yang lebih penting untuk dikerjakan?
Akhirnya, Lu Xingran melupakan tugasnya yang masih harus membuat game.
------------------------------------------------
Esoknya, Pak Tua Lu bangun sangat pagi. Kemarin malam dia sangat bersemangat hingga tidak bisa tidur.
Anak perempuan yang selalu dia pikirkan siang dan malam tiba-tiba kembali. Gadis itu juga sangat perhatian dan menggemaskan. Ah, bagaimana dia bisa tidur?
Ketika dia menutup mata, yang terngiang di pikirannya adalah wajah kecil putrinya yang cantik tersenyum manis.
Lupakan, lebih baik bangun dan buatkan sarapan untuk putrinya saja~
Sejak putrinya masih kecil, karena dibesarkan oleh orang lain, dia tidak pernah memasak sesuatu yang enak untuk putrinya!
Kebetulan ada beberapa bahan di rumah. Pak Tua Lu mencari resep dari Baidu dan mulai menyiapkan bahan-bahannya.
Khawatir tentang suara berisiknya yang akan mengganggu putrinya di lantai dua, dia menutup semua pintu dapur untuk mengurangi kebisingan sebanyak mungkin.
Sekitar setengah jam kemudian, Pak Tua Lu hanya bisa melihat benda gelap di dalam panci—
Sulit untuk mengatakannya!
Apakah dia benar-benar tahu apa yang dia lakukan?
Sangat bagus, dia sendiri tidak mengetahuinya!
Sudah sekitar sepuluh tahun sejak dia terakhir memasak. Karena putrinya yang sebelumnya berpikir bahwa apa yang dia buat tidak enak, gadis itu menyuruhnya untuk tidak memasak lagi. Setelah kejadian itu, dia tak pernah lagi menginjakkan kaki ke dapur.
Memikirkan hal itu membuatnya teringat lima b*jingan kecil yang tumbuh dengan memakan masakan yang dia buat.
Hm, aku sudah lama tidak memasak, semua terasa asing!
Melirik ke arah kamar putrinya lagi, Pak Tua Lu buru-buru membersihkan dan mengambil panci hitam itu lantas berlari keluar.
Bersiap untuk membuangnya, menghancurkan semua bukti!
Begitu dia berlari ke pintu, pintu tiba-tiba terbuka. Putri kecilnya dengan pakaian olahraga dan keringat di dahinya berdiri di pintu.
Matanya melihat ke arah panci yang berisi masakannya yang gelap.
"Ayah, ini..."
"Bukan apa-apa, ini semua bukan apa-apa!"
Sungguh memalukan! Ini sungguh memalukan!
Pak Tua Lu buru-buru menarik kembali panci itu, berbalik dan mencoba untuk lari, tetapi secara tidak sengaja dia tersandung sesuatu. Untungnya, putrinya menangkapnya tepat waktu dan mengambil panci di tangannya. Kalau tidak, entah seperti apa dia akan mempermalukan dirinya.
"Pu, putriku, kenapa kamu bangun pagi sekali?"
Wajah Pak Tua Lu sangat konyol, membuatnya merasa malu bertemu orang lain.