Chereads / Sewaktu Bos Mencuci Lima Saudaranya / Chapter 17 - Ayah Yang Rakus

Chapter 17 - Ayah Yang Rakus

Rasanya ini terlalu sedikit. Aku bisa memakannya dalam sekali lahap!

Lu Xiao tidak bisa menahan untuk makan sesuap lagi, dan lagi...

Tapi dia ingin menunggu putrinya. Jadi akhirnya dia meletakkan sumpitnya lagi!

Kedua matanya terus mengawasi kamar putrinya.

Sebenarnya hanya butuh waktu dua menit untuk Lu An kembali ke kamar.

Pak Tua Lu ini sudah sangat gelisah. Lagi-lagi matanya menatap ke arah makanan di atas meja.

Ya Tuhan!

Bagaimana cara putrinya memasak makanan yang kental tapi tidak terlalu berminyak?

Ini benar-benar lebih lezat daripada semangkuk mie daging sapi biasanya, kan?

Pak Tua Lu mengambil sesendok mie dan mencobanya lagi, lalu tertawa~

Mie yang masuk ke mulutnya sungguh merangsang selera, seperti naik roller coaster di awan, tidak ada sensasi pedas yang berlebihan, rasanya sungguh lezat tak ada habisnya!

Aahhh, tamat sudah!

Jangan sampai putrinya berpikir dia adalah ayah yang rakus!

Akhirnya dia mengambil sesendok mie lagi. Pak Tua Lu ingin menambahkan air untuk memperbanyak kuahnya, tapi dia enggan merusak rasa mie itu. Kebetulan ada tomat di rumah. Pak Tua Lu akhirnya menambahkan beberapa tomat kecil, lalu melihat mie di dalam mangkuk. Tampilannya mirip dengan mie yang belum dimakan putrinya.

Khawatir putrinya akan menemukan tomat di dalamnya, pak tua Lu diam-diam menutupinya dengan telur goreng.

Sudut-sudut telur yang berwarna keemasan itu seperti renda. Saat diletakkan, telur itu memantul kembali dengan lembut. Kebetulan di sebelahnya ada sedikit potongan telur. Pak tua Lu lalu memakannya.

Lalu...

Melihat telur goreng yang sudah tidak berbentuk bulat itu, pak tua Lu merasa bahwa dia tidak bisa diselamatkan.

Bagaimana ini?

Putrinya pasti akan berpikir dia ayah yang rakus!

Pak Tua Lu merasa sedih, tapi dia tiba-tiba teringat sesuatu.

Oh ya!

Jika dia membuat putrinya menyangka bawa kakak-kakaknya seburuk dirinya, bahkan lebih buruk darinya… Hehehe!

Pak Tua Lu tersenyum diam-diam dan mengeluarkan ponselnya untuk melaksanakan rencananya!

Grup Chat Anak Nakal Dan Ayah Elit~

Ayah

[Sarapan, sarapan! Ini adalah sarapan yang dibuat oleh adik perempuan kalian!]

B*jingan-b*jingan ini, awas kalau kalian tidak muncul!

Lu Xiao memegang ponselnya di depan masakan putrinya, secara horizontal dan vertikal, kiri dan kanan, dan secara miring mengambil banyak foto. Dibandingkan dengan foto Lu An kemarin, kali ini, Lu Xiao sangat berhati-hati. Satu per satu diambil dengan baik, bahkan kabut putih yang menandakan makanan itu masih panas pun dia ambil dengan baik. Rasakan kalian b*jingan-b*jingan kecil!

Biar tahu rasa kalian, huh!

Pak Tua Lu merasa sangat bangga.

Pada saat yang sama, Lu An sudah selesai mandi dan membersihkan diri.

Tubuh rampingnya dibalut dengan t-shirt denim, dan dia berjalan turun.

"Putriku!"

Pak Tua Lu buru-buru berdiri dari meja makan, dengan senyum naif dan bangga di wajahnya.

Tanpa menunggu tanggapan Lu An, dia dengan cepat mengambil fotonya, dan mengirimkan foto itu ke grupnya.

Tidak perlu memperdulikan anak laki-lakinya!

"Putriku, ayo, cepat kemari dan makan sarapannya. Ayah sudah lapar setengah mati."

Lu Xiao sangat bersemangat, dia sampai ingin membawa putrinya dengan telapak tangannya.

Gadis kecil itu merasa lucu, tetapi tanpa sadar dia mempercepat langkahnya, dan berkata, "Kalau begitu ayah makanlah dulu, bukankah sudah kukatakan bahwa ayah bisa makan duluan?"

"Ini… Tentu saja ayah ingin menunggu putrinya untuk makan bersama."

Pak Tua Lu merasa bersalah, khawatir putrinya akan mengetahui bahwa udangnya berkurang sedikit.

Kebetulan si Raja Tiran kecil diambil oleh putra kelima, jadi dia tidak bisa melaporkannya.

Ayah Lu berdiri tegak di meja makan, tingkahnya agak kaku. Dia memandangi putrinya yang berjalan semakin dekat, tak tahu harus berbuat apa.

Lu An tidak mengatakan apa-apa. Dia melihat telur dadar kecil di mangkuk ayahnya, dan mengambilkan satu lagi untuknya. Sangat sempurna untuk menutupi tomat merah yang mengambang di sana dan menyuruhnya untuk cepat-cepat makan.

Pak Tua Lu merasa terharu sampai ingin menangis. Putrinya sangat baik dan perhatian!