Su Yayan tersenyum setelah membaca pesan balasan dari Huo Chenhuan. Saat ia akan membalas gambar stikernya dengan "(...)", ia akhirnya mengurungkan niatnya karena ia membayangkan Huo Chenhuan duduk di kursi roda, mencoba yang terbaik untuk mengimbanginya dengan mengirimkan gambar stiker juga kepadanya.
Ia tidak dapat menahan diri, kemudian tertawa terbahak-bahak.
Sudahlah, toh kamu sudah berusaha, aku tidak perlu mempermasalahkannya. Kata Su Yayan dalam hati.
[Su Yayan gadis yang paling kamu cintai: (Cinta untuk ayahku.jpg)]
Ayah? Pikir Huo Chenhuan sambil menatap serius ke ponselnya, apakah aku begitu tua?!!!
Su Yayan mengubah topik pembicaraan setelah puas tertawa, tanpa tahu reaksi Huo Chenhuan yang sedikit kesal setelah menerima stiker darinya.
[Su Yayan gadis yang paling kamu cintai: Apakah pekerjaanmu sudah selesai? Apakah aku sudah mengganggumu?]
[Huo Chenhuan: Sudah, tidak mengganggu.]
[Su Yayan gadis yang paling kamu cintai: Bagaimana kabar Dundun? Apakah dia tidak nakal? Apakah dia tidak mengganggumu?]
[Huo Chenhuan: Kabarnya baik, tidak nakal, dia tidak menggangguku.]
Kenapa pria ini begitu membosankan, membalas dengan kata-kata yang singkat. Pikir Su Yayan dalam hati.
Huo Chenhuan tampaknya juga menyadari kesalahannya dengan balasan pesan yang terlihat ketus, jadi ia dengan cepat mengganti kata-katanya agar Su Yayan tidak salah paham.
[Huo Chenhuan: Kabarnya sangat baik, dia tidak nakal sama sekali, dan dia anjing yang lucu.]
[Su Yayan gadis yang paling kamu cintai: Lucu? Mana aku atau Dundun? (Mataku yang besar.jpg)]
Huo Chenhuan tertegun sejenak, wajahnya memerah setelah membaca pesan Su Yayan.
[Huo Chenhuan: Kamu yang lucu, kamu yang paling lucu!]
Su Yayan bersorak kegirangan dan berguling-guling di tempat tidur beberapa kali setelah membaca balasan pesan dari pria yang dicintainya itu.
Ketika perasaan girangannya mereda, ia mengambil ponselnya lagi.
[Su Yayan gadis yang paling kamu cintai: Apakah kamu bisa memotret Dundun untukku? Fotokan bagian punggungnya.]
Memotret anjing itu? Huo Chenhuan melihat sekeliling, tetapi tidak melihat sosok Dundun.
Setelah ragu-ragu sejenak, ia memanggil, "Dundun?"
Dundun yang bersembunyi di balik tirai dan sedang mencakar bunga dan kupu-kupu, langsung menyerbu keluar menghampiri Huo Chenhuan, begitu mendengar namanya dipanggil.
Dari kejauhan, Huo Chenhuan bisa melihat entah apa yang memenuhi tubuhnya adalah segumpal daging atau bulu yang sungguh membuat ia terlihat… lucu.
Huo Chenhuan berdeham dan memotret menggunakan ponselnya.
Namun, Dundun tampaknya berpikir bahwa Huo Chenhuan akan bermain dengannya sehingga terus berputar di sekitar kakinya, menatapnya dengan penuh semangat.
Begitu Huo Chenhuan bergerak, ia ikut bergerak bersamanya. Anjing itu berputar di sekitar tempat yang sama beberapa kali.
Pada akhirnya, Huo Chenhuan benar-benar tidak sabar. Ia menggendong anjing kecil yang konyol itu ke dalam pelukannya dan memotret bagian pantat kecilnya yang berdaging.
Su Yayan melihat pantat buah persik yang dikenalnya di gambar yang dikirim Huo Chenhuan, sudut bibirnya sedikit terangkat.
[Su Yayan gadis yang paling kamu cintai: Apakah kamu tahu alasan aku menitipkan Dundun kepadamu? ]
[Huo Chenhuan: Kenapa?]
Balasan yang diberikan Su Yayan adalah sebuah gambar, dan gambar itu adalah yang dikirim Huo Chenhuan kepadanya belum lama ini.
Perbedaannya adalah garis pantat kecil Dundun dilingkari merah, dan terlihat seperti simbol cinta.
Dan di sisi samping hati yang besar itu, ada bentuk hati kecil dan Su Yayan menulis, "Hatiku untukmu~"
Huo Chenhuan melihat gambar itu, ia seketika mengerti apa yang ingin disampaikan dari gambar itu.
Mengapa aku menitipkan anjingku kepadamu?
Karena hatiku sudah kuberikan kepadamu.