Chereads / History Of Melofranist / Chapter 6 - Chapter 5 - Pertemuan Ras Awal (2)

Chapter 6 - Chapter 5 - Pertemuan Ras Awal (2)

==Pov Urcas==

Aku tidak akan memulai pertemuannya. Tidak sekarang.

Aku harus menunggu sebentar. Menunggu, apakah mukjizat akan terjadi atau tidak, pada Elfie.

Yah, ini hanyalah sebuah hipotesis. Aku menduga, kalau sesuatu yang sama akan terjadi pada Elfie, sama seperti yang terjadi pada mataku.

"Kita akan menunggu… menunggu sebentar sebelum memulai. Tidak ada yang keberatan, kan?"

"Ya, Tuan." Adam, Hazraghafil, Molo dan Dariel menjawab bersamaan.

Menunggu, menunggu dalam diam. Tidak ada yang berbicara, dan semuanya memasang wajah yang berbeda-beda.

Adam memasang wajah datar, tetapi pandangannya selalu beralih antara Vael dan Elfie.

Hazraghafil memasang wajah kenikmatan, sambil menggesek-gesekkan pipinya ke atas meja marmer yang dingin.

"Hua…~~ dingin sekali….." Hazraghafil mengerang kenikmatan.

Balassagus memasang wajah sedih, sambil memandang ke Elfie.

Molo memasang wajah datar, sambil melihat kesana kemari.

Dariel dan Vael memasang wajah datar, memandangku dengan mata serius.

Dan Elfie, memasang wajah mengantuk. Sambil menopang dagunya dengan lengannya di atas meja.

Yah, semua orang punya kesibukannya masing-masing. Sedangkan aku hanya melamun, tenggelam dalam pikiranku sendiri.

Puluhan detik kemudian, sesuatu terjadi.

"Huaa… telingaku dingin…. Eh? A.. Aaaa..... Tuan, apa Tuan mendengarku?"

Mukjizat terjadi!

Dugaanku benar! Telinganya pasti sembuh! Hanya saja, apa yang menyembuhkannya? Dan bagaimana cara kerjanya?

Aku tidak tahu, tetapi aku tahu kalau sesuatu yang tidak diketahui tersebut bukanlah sesuatu yang buruk. Rasa takut sebelumnya karena ketidaktahuan, berubah menjadi rasa penasaran karena ketidaktahuan.

Tetapi sekarang, aku menjadi sangat senang dengan kesembuhan Elfie.

Awalnya, kupikir Elfie akan tuli permanen. Tetapi syukurlah, itu tidak terjadi.

Sama seperti mataku, yang kupikir aku akan buta – aku masih bisa mengingat dengan jelas saat-saat itu terjadi. Kupikir, aku akan gagal sebelum memulai menyebarkan Benih Kehidupan.

Intinya, sekarang aku tahu kalau semua luka disini akan disembuhkan. Hanya saja, aku tidak tahu apakah penyakit bisa sembuh juga atau tidak.

Atau mungkin, apakah seseorang bisa hidup kembali setelah kematian?

Ahahaha…! Itu sungguh pertanyaan bodoh.

Harusnya tidak mungkin kalau seseorang yang telah mati bisa hidup kembali, bukan?

"Ya Elfie. Apa kamu bisa mendengarku juga?"

"Ya! Tapi Tuan, kenapa tadi aku tidak bisa mendengar?"

Ah..- apa yang harus kukatakan? Lagipula, bukannya dia harusnya sudah tahu? Kemana Pengetahuan yang disebutkan dalam buku? – Kalau mereka sudah memiliki Pengetahuan bawaan.

"Ehm… jadi begini Elfie. Yang tadi itu disebut tuli. Tuli adalah saat kamu tidak bisa mendengar apapun. Tetapi-.. yah, kamu sudah sembuh, bukan? Kamu sudah baik-baik saja, bukan? Kamu sudah bisa mendengar lagi, bukan?"

"Ehm… Tuli sangat menakutkan, ya… aku tidak mau tuli lagi. Rasanya sangat sepi, dan dingin. Tapi… rasanya juga hangat…-"

"Elfie, lupakan saja yang barusan terjadi. Semua yang berlalu, biarlah berlalu. Jadi lupakan semuanya, oke?" Aku memotong lanjutan kalimatnya.

"Ya, Tuan…"

Aku mengatakan padanya untuk melupakannya. Alasanku mengatakannya, karena aku berpikir kalau dia akan trauma. Atau alasan sesungguhnya, adalah aku tidak ingin melihat wajah sedihnya – saat mengetahui kengerian dari kecacatan permanen.

Dia hanyalah seorang wanita polos, yang tidak tahu apa-apa. Bagaikan seorang anak, yang bahkan tidak menangis saat sesuatu yang buruk terjadi, tetapi malah menangis karena hal kecil yang baginya menakutkan.

Semuanya pun sama saja. Adam, Hazraghafil, Molo, Dariel, Vael, bahkan Balassagus.

Jika aku melihat mereka dari perspektif seorang penonton yang menonton film.

Maka, Adam adalah seorang karakter anak pendiam, Molo adalah karakter anak pendiam yang misterius, Hazraghafil adalah karakter anak yang ekstrovert.

Dariel dan Vael adalah karakter anak yang serius. Dan terakhir, Balassagus adalah karakter anak yang sedang murung karena merasa bersalah.

Sedangkan aku, adalah satu-satunya orang dewasa disini.

Tetapi, yah.. jika dipikir kembali, mereka sebenarnya adalah anak kecil yang pintar. Memang benar, kalau mental mereka masih anak-anak. Tetapi, kepintaran mereka setara dengan orang dewasa bodoh.

Mereka bisa berpikir, mengingat, dan berbicara selayaknya orang dewasa, tetapi mereka juga tidak mengetahui banyak hal.

Ambil contoh, Elfie yang tidak tahu kalau dia sedang tuli, atau Balassagus yang sudah tahu kalau kita ini kecil, tetapi malah berteriak kencang.

Contoh lainnya, Elfie yang tidak mencuci makanan – memakan makanan yang ternoda tanah.

Yah, itulah yang bisa kupikirkan tentang mereka. Tetapi tetap saja, rasanya agak sulit untuk menganggap mereka sebagai anak-anak saat mereka berbicara dan memiliki tubuh selayaknya orang dewasa.

Dan sekarang, aku menjadi agak dilema. Apakah aku harus menganggap mereka sebagai orang dewasa, atau sebagai anak?

"Kalau begitu semuanya, kita akan memulai pertemuan pertama Ras Awal."

Saat aku mengatakan kalimat itu, semuanya langsung memperhatikanku.

Ya, ini bagus kalau mereka memperhatikanku. Dan aku, merasa agak senang karena dihargai keberadaannya.

"Namaku Urcas Solares Ivolk Melofranist. Aku yang kalian sebut sebagai Tuan Utusan Pencipta, dan Pencipta mengirimku kesini untuk sebuah tugas."

Ya, jika dipikir kembali, aku adalah Utusan Pencipta. Aku adalah seorang yang dikirim oleh Pencipta, sehingga wajar bagi mereka untuk menyebutku begitu.

"Hari ini, alasan aku memanggil kalian semua adalah karena ini." kataku sambil meletakan botol kaca berisi Benih Kehidupan di atas meja.

Mata semua orang tertuju pada botol kaca di atas meja. Dan mereka semua, tentunya menatap dengan rasa ingin tahu saat melihat Benih Kehidupan.

"Botol kaca ini berisi Benih Kehidupan. Mungkin kalian sudah melihat cahaya-cahaya kecil di luar. Ya, itu adalah Benih Kehidupan."

Aku berhenti sejenak, mengambil nafas panjang dan memikirkan kalimat selanjutnya yang harus diucapkan.

"Pencipta, memberikan tugas padaku untuk menyebarkan Benih Kehidupan di seluruh Melofranist. Jadi, aku ingin meminta kerjasamanya dari kalian untuk membantuku dalam menyebarkan Benih Kehidupan ini. Apakah kalian bersedia membantuku?"

"Sebuah kebahagiaan, kami akan melakukan segala yang kami bisa demi berpartisipasi dalam tugas dari Sang Pencipta ini!" Dariel berkata dengan sangat antusias.

"Hss.. kami akan membantu anda.." Molo setuju membantu.

"Kami akan membantu juga." Hazraghafil setuju membantu.

"Kami akan membantu Tuan.." Adam setuju membantu.

"Ka-kami akan membantu juga Tuan.." Elfie setuju membantu.

Dan sekarang, hanya Balassagus saja yang belum menjawab. Mata semua orang tertuju pada Balassagus, termasuk aku.

"Balassagus, apa jawabanmu!?" Aku meninggikan suaraku agar terdengar Balassagus.

"Saya Akan Membantu Tuan!"

Balassagus menjawab dengan pelan. Walaupun kusebut pelan, ini masih terdengar cukup keras di telingaku.

Baginya, mungkin ini adalah bisikan. Tetapi bagiku itu adalah sebuah suara seorang yang berteriak keras padaku.

"Baiklah, sekarang tujuanku sudah terpenuhi. Tetapi mengakhiri pertemuan sekarang, bukanlah hal yang tepat untuk dilakukan, bukan? Jadi, mari saling memperkenalkan Ras satu sama lain.

Siapa yang akan memperkenalkan diri pertama kali? Kalian cukup memperkenalkan nama dan ras kalian, lalu tempat seperti apa kalian tinggal. Mungkin itu sudah cukup, tetapi kalau kalian ingin memberitahu lebih banyak, maka itu adalah hal bagus. Jadi, siapa yang pertama?"

Uehehej

Setelah aku mengatakan siapa yang pertama, semua orang tetap diam. Sepertinya mereka saling menunggu. Apa aku harus memilih salah satu orang untuk memulai perkenalan?

"Nama saya Dariel dari Ras Angel. Kami hidup di suatu tempat bernama Tanah Langit.

Di Tanah Langit, matahari bersinar lebih terang, angin berhembus lebih kencang, dan lebih dingin daripada di sini, di Altar Dunia.

Sebagai Ras Angel, kami menganggap Pencipta sebagai segalanya. Dalam pikiran kami, Pencipta adalah sosok yang maha kuasa dan dermawan. Pencipta memberi kami segalanya untuk hidup. Mulai dari rumah, makanan, tubuh, teman dan banyak lagi, hingga aku sendiri tak dapat menyebutkan semuanya.

Karena itulah, kami bertekad untuk membalas kebaikan ini dengan segala yang kami miliki.

Sekian perkenalan singkat tentang Ras Angel."

Perkenalkan yang cukup panjang, tetapi kamu bisa mendengar kesetiaan dalam setiap kata yang dia ucapkan.

Juga, penyusunan kalimatnya cukup sistematis, dan terdapat nada ketegasan saat dia berbicara.

"Berikan tepuk tangan untuk Dariel.."

*Clap *Clap *Clap

Entah kenapa, aku malah asal bicara seperti itu. Tanganku juga bergerak sendiri, dan setelah beberapa tepukan, rasa malu menghantam wajahku dengan sangat keras – hingga rasanya wajahku sangat panas.

Ahhh…! Bisakah kalian jangan tatap seperti itu? Aku hanya menepuk tangan, kan? Apa yang salah dari itu hingga kalian menatapku dengan mata seperti itu? Ini hanya tepuk tangan, bukan?

Kenapa aku harus malu begini? Tapi, yah… mungkin aku akan mencoba berhenti saja. Daripada terus melanjutkan, lebih baik aku berhenti.

Aku bertepuk tangan sendiri, dan perlahan mulai berhenti. Hingga pada akhirnya, saat aku hampir akan berhenti, Elfie malah bertepuk tangan juga.

Aku sudah berhenti, tetapi Elfie masih melanjutkan.. sendirian.

Tak tega, aku kembali menepukkan tanganku, dan akhirnya semua orang ikut bertepuk tangan – kecuali Balassagus.

"Kalau begitu, siapa lagi selanjutnya?" kataku sambil melihat mereka satu persatu.

Saat mataku tertuju pada Hazraghafil, dia mengangkat tangannya keatas, dan berkata…

"Tuan.. bisakah saya yang selanjutnya memperkenalkan diri?"

"Ya, tentu saja… Silahkan." kataku, mempersilahkan.

"Kalau begitu, selanjutnya saya yang akan memperkenalkan diri.

Saya adalah Hazraghafil Dhagal. Dalam Ras Devil, seorang pria memiliki akhiran nama Dhaghal. Dan yang wanita memiliki akhiran nama Dhighil.

Kami hidup di suatu tempat bernama Underground. Tempat itu lebih panas dibandingkan dengan Altar Dunia. Disana juga tidak ada angin, ataupun matahari seperti di Altar Dunia.

Underground, terbagi menjadi 7 lantai, dan kami tinggal di lantai 1. Jika kami naik sedikit, kami akan mencapai yang namanya permukaan.

Dipermukaan, ada hembusan angin, juga ada cahaya matahari. Berbeda dengan Underground yang tidak ada angin ataupun matahari.

Sayangnya, dipermukaan tidak ada yang bisa dimakan. Di permukaan hanya ada hamparan pasir yang luas, matahari yang menyengat dan malam yang dingin menusuk.

Dan terakhir, kami hidup untuk Pencipta, sama seperti Ras Angel. Tetapi kami diberikan sebuah Tugas oleh Sang Pencipta. Tugas itu adalah menjaga perdamaian dunia. Itulah yang diinginkan Pencipta sebagai bentuk balas budi kami.

Sekian."

Tanpa aba-aba, semua orang bertepuk tangan lagi atas perkenalan Hazraghafil – tentunya, Balassagus tidak melakukannya.

Selanjutnya, Molo yang memperkenalkan dirinya...

"Hss.. saya Molo Slithereen. Saya adalah seorang Slithereen. Hss.. kami memiliki kebiasaan berbicara sambil mendesis seperti ini. Saat kami hanya mendesis, itu artinya kami mengerti apa yang dikatakan.

Hss.. kami hidup di air. Air yang sangat luas dan dalam. Hss.. kami bisa bernafas di dalam air, ataupun di darat. Tetapi kami harus kembali ke air sesekali untuk melembabkan tubuh.

Hss.. itu saja yang bisa kukatakan tentang Slithereen."

*Clap *Clap *Clap

Air yang Molo maksud, adalah samudra.

Selanjutnya…

"Saya Elfie, perwakilan dari Ras Elf. Kami hidup di sebuah hutan bernama Hutan Felven. Udara di Hutan Felven lebih dingin dan lembab daripada di sini. Di Hutan Felven, kamu bisa melihat kabut tebal di pagi dan sore hari – di siang hari, udara akan tetap sejuk.

Kami tidak memiliki tugas seperti Ras Devil, tetapi kami bertekad untuk menjaga semua ciptaan yang diciptakan oleh Sang Pencipta. Kami akan memulainya dari hutan tempat kami tinggal, dan sesama Elf.

Sekian perkenalan tentang Ras Elf."

*Clap *Clap *Clap

Memang benar, Hutan Felven lebih dingin daripada Altar Dunia.

Selanjutnya...

"Nama saya adalah Adam, dari Ras Human. Kami tinggal di hutan, nama hutan itu adalah Hutan Hangan.

Menurutku, Hutan Hangan sangat terik di siang hari, dan sangat lembab dan dingin di malam hari.

Kami tidak mendapat tugas seperti Ras Devil. Tetapi kami akan berusaha sebaik mungkin untuk membalas budi pada Sang Pencipta.

Sekian tentang Ras Manusia."

*Clap *Clap *Clap

Sekarang hanya Balassagus saja yang belum.

"Balassagus! Perkenalkan dirimu!"

"Saya Adalah Balassagus! Seorang Dwarf! Hidup di Pegunungan! Kami Memakan Pohon! Selesai!"

Itu saja? Sangat singkat, tetapi dia sudah melakukan yang terbaik untuk berbicara.

Yah, mau bagaimana lagi. Aku tidak bisa memaksakannya untuk berbicara lebih bukan?

Juga… melihat sikap antisipasi semua orang saat Balassagus berbicara, sepertinya akan lebih baik jika Balassagus tidak usah berbicara lebih.

*Clap *Clap *Clap

Semua-.. maksudku, hanya sebagian. Aku, Dariel dan Vael, hanya kami saja yang bertepuk tangan. Sedangkan yang lain, tidak.

Ukh… sepertinya ini adalah sebuah pengucilan? Seorang anak sedang dikucilkan, bukan?

Apa aku harus mengajari mereka untuk tidak boleh bersikap jahat begini? Tidak… jika dipikir kembali, Balassagus adalah yang salah disini. Sehingga akan logis, jika Balassagus mendapat perlakuan seperti ini.

Hanya saja, rasanya sedikit kasihan pada Balassagus yang dikucilkan.

Aku tidak ada keharusan untuk melerai permusuhan mereka pada Balassagus. Lagipula, Balassagus lah yang salah, dan Balassagus akan belajar dari kesalahan ini.

Singkatnya, aku tidak perlu melakukan apapun. Balassagus menuai apa yang dia lakukan. Pengucilan, hanyalah sebuah hukuman dari kesalahan yang dia perbuat.

Semoga saja Balassagus tidak mengulangi kesalahannya di masa depan.

Hanya saja, jika ini terus berlanjut bahkan setelah Balassagus sudah berubah, maka aku harus melerai permusuhan mereka.

Yang harus kupikirkan sekarang, adalah tentang apa yang harus kukatakan selanjutnya dalam pertemuan.

"Semuanya sudah saling memperkenalkan diri, dan sekarang apa kalian memiliki pertanyaan untuk ditanyakan padaku?"

Memikirkan ide, bukanlah keahlianku – selama aku hidup, aku hanya belajar dan bersantai – mayoritas waktuku, kuhabiskan untuk hiburan.

Aku sudah kehabisan ide dalam pertemuan ini, jadi aku memilih untuk menjawab pertanyaan mereka saja daripada mengakhiri pertemuan ini lebih cepat.

Tetapi, tidak ada satupun yang bertanya padaku. Jadi aku memutuskan untuk yang bertanya pada mereka…

"Tidak ada yang bertanya kah..? Kalau begitu biarkan aku saja yang bertanya pada kalian. Pertama, aku ingin tahu apakah kalian mencuci makanan kalian sebelum dimakan?"

"Tuan.. kami tidak mencucinya, dan langsung memakannya." jawab Adam dengan percaya diri.

"Ka-Kami juga…" Elfie menjawab dengan suara pelan – aku bisa mendengar sedikit getaran pada suara Elfie.

"Hss.. bukannya kami hidup didalam air?"

Ah iya.. benar juga. Slithereen kan hidup di dalam air, jadi untuk apa mencuci makanan lagi?

Tapi, memangnya apa yang dimakan oleh Slithereen?

"Kami. Makan. Pohon!" Balassagus berkata dengan suara yang ditahan.

Yah, apakah pohon perlu dicuci? Maksudku, apakah perlu untuk mengupas kulit pohonnya? Entahlah, lagipula aku tidak tahu pohon seperti apa yang dimaksud oleh Balassagus.

Apakah pohon berkayu? Atau tidak berkayu? Atau mungkin, jamur raksasa? Ah.. memikirkan tempat hidup mereka di pegunungan bersalju, maka besar kemungkinan ini adalah pohon berkayu.

"Kami juga tidak.." Hazraghafil dan Dariel kurang lebih menjawab sama.

Hah.. sepertinya mereka benar-benar tidak tahu tentang mencuci makanan. Apa jangan-jangan mereka juga tidak tahu apa itu mandi, dan mencuci pakaian?

Aku bertanya memastikan, "Apakah kalian juga tidak tahu apa itu mandi dan mencuci pakaian?"

"Tidak.." semua orang menjawab sama.

"Hah…" Aku menghela nafas sambil menyentuh dahiku karena merasa pusing memikirkan masalah ini.

Pertanyaan yang menggangguku adalah, kenapa mereka bisa tidak tahu pengetahuan dasar ini? Sedangkan mereka sudah memiliki tubuh yang dewasa, dapat berbicara dengan baik dan bisa berpikir sendiri.

Memikirkan Elfie yang menangis karena sedikit kubentak, dan Balassagus yang murung, itu berarti mentalnya masih seperti seorang anak kecil. Tetapi tubuhnya yang telah dewasa, tidak sebanding dengan mental dan pengetahuan dasarnya.

Yang artinya, mereka tidak lebih hanyalah sekumpulan orang bodoh. Ah.. sepertinya kata-kataku terlalu kasar. Ehem.. yang artinya, mereka pasti hanyalah sekumpulan anak-anak polos yang perlu diajari.

Kesimpulannya, anak polos yang harus kuajari tentang pengetahuan-pengetahuan yang tidak mereka ketahui.

Tetapi, aku sangat tidak baik dalam mengajari seseorang. Sayangnya.. mau tak mau, aku harus melakukan semampuku, demi diriku di masa depan juga nanti.

Aku tidak mau kalau saat nanti aku tinggal bersama mereka saat menyebarluaskan Benih Kehidupan, aku harus memakan makanan yang kotor yang disediakan, atau berbicara pada mereka yang bau karena tidak mandi atau mencuci pakaian.

"Dengarkan semuanya, mulai sekarang kita mungkin akan sering berkumpul disini. Aku akan menelpon kalian untuk waktu pastinya.

Mulai sekarang, aku akan mengajari kalian banyak hal untuk kehidupan sehari-hari. Dan kalian akan mengajari yang lain tentang apa yang kalian pelajari disini. Apa kalian mengerti?"

Yah, aku merasa tak nyaman jika harus ada puluhan orang yang memperhatikan aku. Cukup 7 orang disini, yang perlu kuajari.

"Kalau begitu, aku akan memulai dari…."

Dan begitulah pertemuan diisi dengan pembelajaran.

"Baiklah, hari ini cukup sampai sini. Untuk pertemuan lainnya, aku akan menghubungi kalian menggunakan Ponsel." kataku sambil memperlihatkan Ponselku.

"Kalau begitu, sampai jumpa dilain waktu. Dan jika ada yang ingin ditanyakan, aku ada diluar." kataku sambil berdiri dari kursi.

Tanpa melihat kebelakang, aku berjalan ke luar. Meninggalkan mereka semua yang masih dalam keheningan.

Aku berbaring di atas rerumputan lembut, dengan angin sepoi-sepoi menerpa tubuhku. Memberi kehangatan di seluruh tubuh dan sedikit menghilangkan kepenatanku setelah mengajari mereka.

Pertemuan hari ini berlangsung cukup lama, sekarang sudah hampir jam 3 sore. Pada pertemuan hari ini, aku mengajarkan mereka cara mencuci makanan, mandi dan mencuci pakaian.

Memikirkannya kembali, aku ragu apakah mereka mengerti dengan yang kujelaskan. Aku masih bisa melihat tatapan bingung mereka yang tak mengerti dengan yang kujelaskan.

Kecuali Elfie yang mengerti dan Molo yang terlihat cuek. Yang lain terlihat bingung saat aku menjelaskan.

Saat aku bertanya pada mereka, 'Apakah kalian mengerti?' Respon yang kudapat hanya pandangan bingung mereka dan jawaban, "Aku mengerti Tuan" dari Elfie.

Dan dipikiranku terlintas sebuah ide. Apakah lain kali aku mengajar, aku harus menjelaskan sambil mempraktekan agar mereka mengerti? Sama seperti Pencipta yang mengajari waktu aku masih kecil

Aku masih bisa ingat saat-saat Pencipta menjelaskan padaku tentang nama benda dan hewan dengan memperlihatkan gambar. Kadang juga, Pencipta akan mempraktekan cara melakukan sesuatu sambil menjelaskannya padaku.

Haruskah aku melakukannya juga?

Ya.. mungkin itu ide bagus. Aku akan memikirkannya nanti, karena aku sadar, melakukannya tidak semudah yang seperti yang kubayangkan. Masalah utamanya adalah karena aku kurang baik dalam menjelaskan sesuatu.

"Hah…" aku menghela nafas panjang.

Sekarang, aku merasa agak lelah secara pikiran karena mengajar. Kupikir aku tidak cocok dalam mengajar seseorang, tetapi mau tak mau aku harus melakukannya untuk kebaikan mereka dan kebaikanku sendiri.

"Hah… Aku lelah.." Aku mengeluh pada diriku sendiri.

Aku memejamkan mataku… mengosongkan pikiranku. Berharap melakukan ini akan meringankan kelelahan di pikiranku.

===