Nadia merupakan sahabat Cleo yang ia temui sejak SMA.
Nadia sudah mengetahui hampir semua apa yang terjadi pada Cleo, begitu juga Cleo.
Gadis itu juga sudah tau bagaimana kerasnya kehidupan keluarga Nadia.
Ayah Nadia adalah seorang pemabuk.
Nadia sering kali menjadi sasaran kekerasan papanya jika papanya sedang mabuk, sedangkan mama Nadia merupakan seorang wanita karir yang selalu mementingkan urusan pekerjaan dari pada urusan keluarga.
Nadia memang terlahir di keluarga yang cukup berada, namun walaupun begitu Nadia sama sekali tidak pernah merasa nyaman jika dirinya berada di rumah.
Nadia lebih sering menginap di rumah Cleo jika dirinya tau papanya akan pulang.
Gadis itu seperti memiliki rasa trauma jika papanya akan memukulinya seperti dulu.
Sedangkan jika mamanya yang akan kembali, Nadia selalu berusaha untuk berbicara dengannya, namun mama Nadia sering kali tidak pernah bisa meluangkan waktunya untuk Nadia.
Bahkan bisa di bilang jika mama dan papa Nadia tidak pernah ada untuk dirinya.
Alasan ini lah yang membuat Cleo sangat dekat dan baik kepada Nadia.
Cleo dan Nadia pertama kali bertemu ketika mereka baru sama sama memasuki sekolah menengah pertama dan berada dalam kelas yang sama.
Saat kelas tujuh, mereka di pasangkan untuk menjadi teman satu meja.
Pada awal awal mereka bertemu, Cleo sama sekali tidak pernah mengajaknya berbicara.
Nadia pun demikian, gadis itu tidak pernah mengajak Cleo untuk berbicara.
Ke dua orang itu selalu terdiam ketika mereka bertemu, bahkan hanya untuk sekedar menyapa saja mereka tidak pernah.
Kedua gadis itu sama sama dingin dan juga tidak terbuka.
Mereka lebih suka menyendiri.
Sudah hampir 3 bulan mereka menjadi teman satu meja, namun percakapan yang terjadi di antara kedua orang itu bisa di hitung hanya dengan menggunakan jari tangan.
Mereka hanya berbicara ketika memang keadaannya benar benar mengharuskan mereka untuk saling berbicara.
Selain dari pada itu, mereka sama sekali tidak pernah berbicara satu sama lain.
Awal pertemanan mereka di mulai ketika suatu ketika, ada beberapa siswi yang berbicara hal yang tidak tidak mengenai Nadia.
Pada waktu itu, Cleo tidak sengaja mendengar percakapan siswi siswi ketika mereka berada di dalam kamar mandi yang sama.
"Lo pada pernah denger ngak sih kalau bokapnya si Nadia itu suka main cewe." Ucap salah satu dari mereka.
"What? Lo tau dari mana?"
"Gue tau dari papa gue. Katanya bokapnya si Nadia itu suka main ke club malam gitu, dan sewa pelacur buat penuhin nafsu dia, karena katanya sih mama sama papa dia udah ngak akur dari lama."
"Ohhh iya, gue juga pernah denger itu sih dari nyokap gue, katanya mamanya si Nadia itu jarang banget pulang, dia kayak udah ngak pernah ngurusin keluarganya lagi. Dan gue juga pernah denger kalau mamanya itu udah mau nikah lagi." Ucap gadis lainnya.
Cleo yang berada di sana langsung tercengang.
Ternyata Nadia punya masalah yang sangat berat seperti ini.
"Dan lo pada tau ngak sih, katanya mamanya Nadia itu lagi deket sama suaminya temen mama gue."
"Maksud lo mamanya si Nadia jadi pelakor?"
"Denger denger sih gitu."
"What the fuc*, Pantes sih si Nadia jadi kaya gitu, kelakuannya sama kayak mamanya. Suka rebut milik orang."
"Maksud lo?" Tanya siswi lainnya serentak.
"Emang lo ngak tau berita yang lagi heboh sekarang? Katanya si Nadia itu lagi deketin kating yang kemaren di tembak sama ka Chelsy, cuman ditolak karena cowoknya bilang dia udah suka sama orang lain. Dan banyak yang bilang orang itu si Nadia. Kurang ajar banget nga sih, padahal kan ka Chelsie kayanya udah deket dari lama sama tu cowo."
"Ohhh iya, gue juga pernah denger kabar tentang ini sih. Gue baru tau kalo cewe itu si Nadia."
"Emang bener bener gila sih tu cewek. Kelakuannya sama kayak papa mamanya, sama sama nga be..."
brakkkkk
Siswi siswi yang ada di sana langsung terlonjak kaget ketika mendengar gebrakan pintu kamar mandi yang tiba tiba terbanting dengan sangat keras.
Mereka terlihat sangat panik ketika menemukan Cleo yang tiba tiba muncul dari dalam salah satu bilik kamar mandi itu.
Cleo langsung maju ke hadapan para gadis itu dengan wajah sangarnya.
"Lo ngomong apaan tadi hah?" Tanya Cleo tepat di hadapan siswi siswi itu.
Mereka semua terlihat bingung, dan tidak ada yang berani menjawab ucapan Cleo.
"Kalau gue nanya jawab. Lo semua ngomong apaan tentang Nadia hah?" Tanya Cleo lagi dan kali ini dengan suara yang lebih keras.
Tiba tiba salah seorang dari kumpulan anak anak itu langsung maju dan mendekat ke arah Cleo.
"Lo udah denger semuanya kan? Emang perlu gue ulang lagi?" Tanya gadis itu menangtang.
"Emang mulut lo semua ngak bisa di filter ya. Emang lo semua udah pada tau kebenarannya gimana makanya sampe berani ngomong gitu? Lo semua cuman denger dari omongan orang lain kan."
"Trus masalahnya sama lo apa?"
"Menurut lo kalo Nadia denger apa yang lo semua bilang gimana tanggepan dia? Lo semua emang nga mikir apa gimana perasaan dia kalo dia denger semua omongan sampah lo itu."
"Lo ngak usah banyak bacot deh. Lagian kan kita ngomongin tentang Nadia, trus masalahnya sama lo apa anjing."
"Karena dia temen gue, gue ngak terima kalau ada yang ngejahatin dia. Ngerti lo semua."
"Ahhh banyak bacot lo. Ngak usah ikut campur deh lo. Urus aja urusan lo sendiri, ngak usah ngurusin urusan orang lain."
"Tau lo, lagian semua yang kita bilang itu kan emang bener kalo si Nadia itu emang anaknya pelakorrr hahahhahaha' Sahut teman gadis itu.
Mereka semua langsung serentak tertawa.
Cleo mulai terlihat emosi, Cleo langsung mengepalkan tangannya.
Gadis itu terlihat memperhatikan sekitarnya, dan tiba tiba ia melihat sebuah ember berisikan air.
Sepertinya itu merupakan air bekas pel lantai yang kebetulan ada di sampingnya.
Cleo langsung meraih ember itu dan bersiap untuk menyiramkannya pada anak anak gadis yang masih tertawa keras di hadapannya.
"Woi!!!!! Diem lo semua anjing" Ucap Cleo dengan suara lantang hingga membuat para anak anak gadis itu melirik ke arah Cleo.
"Sekarang lo rasain pembalasan gue." Ucap Cleo dan langsung menyiramkan air bekas pel itu tepat ke arah anak anak gadis itu.
Byurrrrrrrrrr
"Arhhhhhhhhh"