JK menunggu Hyerin di dalam mobil. Ia yang tadinya hendak tidur di rumah setelah selesai menyelesaikan jadwal, mendadak urung gara-gara Taehe. Taehe yang janjian dengan Hyerin, ia yang disuruh menjemput. Katanya kalau tidak mau menjemput Hyerin, ia akan dimusuhi seumur hidup. Kadang JK merasa aneh dengan Taehe. Lelaki itu bilangnya hanya sekedar teman dengan Hyerin, tapi seperhatian itu dan bahkan kadang cemburu kalau Hyerin didekati laki-laki lain. JK adalah pengecualian, Taehe mungkin cemburu jika Hyerin didekati laki-laki lain. Tapi kalau dengan JK sih tidak cemburu. Taehe tahu JK tidak mudah jatuh cinta dengan seorang gadis.
Hati JK kan sudah terkunci oleh satu perempuan dan Taehe tahu itu. Meski JK tidak pernah terang-terangan mengaku masih mencintai Eunha, namun semua orang sudah bisa menebaknya. Dan Taehe pun sebenarnya sudah mengkhianati JK dalam diam, lelaki itu menyimpan rasa pada pujaan hati adik kesayangannya. Tapi kan JK dan Eunha sudah putus, jadi bukankah Taehe memiliki kesempatan?
Kembali lagi pada JK yang terpaksa menjemput Hyerin di depan gedung agensi perempuan itu. Ia sudah menghubungi tadi kalau sudah sampai dan kini Hyerin tengah beres-beres. JK yang sedari tadi melihat foto Jeongsan di ponselnya senyum-senyum sendiri. Ia gemas sekali dengan anak itu. Ingin rasanya kembali bertemu dan dekat dengannya. Meski tahu jika mengambil foto secara diam-diam itu melanggar hukum, tapi biarlah toh hanya ia yang tahu.
Saat sedang lihat-lihat foto Jeongsan, ponsel JK berbunyi ada telepon dari Hobi yang hari ini berulang tahun. JK terkekeh lalu mengangkat panggilan itu.
"Jekeeeyyyyy....". Seru hobi dengan begitu riang seperti biasa.
"Oi... Hobi Hyung...".
"Aku sedang live, sapalah AMY". Pinta Hobi. JK meminta Hobi untuk mengubah panggilan menjadi video call. Lalu lelaki itu menyapa AMI yang langsung heboh di kolom komentar.
"Annyeong AMI... Aku datang karena dipanggil Hobi Hyung yang sedang berulang tahun. Aku rindu AMI". Ujar JK manis sekali. Benar-benar pacar idaman semua gadis. Bagaimana mungkin lelaki boyfriend material seperti JK terkena rumor gay? AMI pun tidak menyangka dan kaget.
"Kau belum mandi?". Tanya Hobi setelah kembali mengarahkan ponsel padanya. Ia menatap wajah kuyu JK. JK mengacak rambutnya dan membuka matanya lebar-lebar. Ia bukanya belum mandi, tapi ngantuk berat.
"Aku sudah mandi, ini mau pergi". Sahut JK.
"Eoddiga?". Tanya Hobi.
"Rahasia. Nanti kalo ku beri tahu, Taehe Hyung marah". Canda JK. AMI tentu penasaran JK akan pergi kemana dengan Taehe. Mereka spam komentar di live Hobi.
"Yak! Cepat beri tahu nanti AMI marah". Canda Hobi balik.
"Jekeyyyy... Yuhu...". JK tidak tahu kalau Hyerin tiba-tiba masuk ke dalam mobilnya dan menyapa seperti itu padahal ia sedang menelepon Hobi.
"Omoo... Jekeheyyy?". Gumam Hobi sambil membulatkan matanya, menahan senyum. Kenapa Hobi melihat rambut seorang perempuan diseberang sana?
"Aku tutup dulu Hyung, selamat ulang tahun. AMI saranghae". JK buru-buru menutup panggilan video. Setelah ini pasti akan ada artikel yang membahas insiden suara perempuan di V-Live Hobi -_-
Bodo amat lah, JK sudah biasa terkena rumor macam-macam.
"Omooo... Kau sedang teleponan? Mian, aku tidak tahu". Ujar Hyerin sembari memasang seat belt.
"Gwenchana, aku malah merasa aneh kalau Noona minta maaf seperti itu". Ledek JK lalu mulai menjalankan mobilnya. Hyerin meringis lebar, ia yang biasanya menyebalkan dan bertingkah seperti orang gila kalau didepan JK mendadak bersikap sopan. Tidak heran kalau JK merasa aneh padanya. Oh iya, jika semua member B-Friend menjaga jarak dengan member BNT, maka Hyerin adalah pengecualian. Perempuan itu masih akrab seperti dulu, tentu alasannya adalah Taehe. Hyerin tidak bisa menjauhi lelaki itu. Tidak bisa!
"Hehe. Omong-omong, kenapa Taehe tidak bisa menjemput? Dia tidak memberikan alasan apapun padaku". Tanya Hyerin.
"Kenapa tidak tanyakan sendiri alasannya?". Tanya JK balik. Hyerin merengut karena JK tidak peka. Ia tidak bisa menanyakan hal itu pada Taehe. Gengsi tentu saja.
"Tidak bisa. Nanti kalau dia berfikir aku curiga atau posesif bagaimana? Nanti hubungan kami jadi renggang". Keluh Hyerin. Perempuan itu sama saja dengan Taehe, menutupi rasa suka. Tidak mau ketahuan kalau ada rasa tapi menunjukan gelagat menyukai. Huft! Dasar, kenapa harus gengsi? Kalau suka ya bilang saja, utarakan isi hati. Ya meski dirinya sendiri juga gengsi sih, wkwk.
"Tapi kau sebenarnya memang curiga kan? Ingin tahu apa yang sedang Taehe Hyung lakukan sampai tidak bisa menjemputmu?". Tebak JK jahil.
"Hmmm... Aku sebenarnya juga penasaran. Apa hal lain yang lebih penting ketimbang Jung Hyerin?". Tambah JK. Lelaki itu terkekeh melihat wajah muram Hyerin.
"Yak! Kau harusnya menenangkanku! Dasar namja tidak peka! Masih bau minyak telon!". Hyerin kesal, perempuan itu memukul pundak JK.
"Kenapa aku harus menenangkanmu? Bukankah kau tidak ada rasa pada Taehe Hyung? Kalian kan teman". Ujar JK sembari menekankan kata teman.
"Ah, majja...". Dengan lesu Hyerin kembali bersandar di kepala kursi. Perempuan itu menatap kearah jendela.
"Kami hanya teman". Lirih Hyerin. Mau cemburu tapi tidak punya hak. Itulah resiko friendzone. Melihat Hyerin yang tadinya sangat riang namun mendadak sedih, JK jadi merasa bersalah. Ia telah merusak mood Hyerin sepertinya.
"Ekhemmm...". Ia sengaja berdeham untuk memecah keheningan lalu menyalakan radio. Sialnya lagu yang terputar adalah lagu sang mantan. Hyerin yang jahil pun memiliki ide untuk balas dendam pada JK. Perempuan itu mengalihkan tatapannya pada JK dengan cepat sambil tersenyum setan.
"Bop! Bop! Omoo... Una-ku, bayiku, bop! Bop!". Seru Hyerin heboh. Mendadak lupa kalau beberapa menit yang lalu sedang galau. Dasar berkepribadian ganda, batin JK sebal.
"I just wanna bop! Bop! Bop! Ayo JK ikut bernyanyi". Hyerin menggoyang-goyangkan lengan JK. Perempuan itu tahu hubungan JK dan Eunha tidak baik, bahkan sampai sekarang. Namun ia juga tahu kalau JK masih memiliki perasaan pada Eunha. Maka kadang Hyerin memang sengaja membahas Eunha didepan JK.
"Yak! Diam lah, aku sedang menyetir". Omel JK. Hyerin tertawa mendengarnya. Perempuan itu mulai kalem namun masih mentertawakan JK.
"Otte?".
"Apanya?". Hyerin berdecak mendengar jawaban JK. Jelas-jelas lelaki itu paham maksud pertanyaannya.
"Bukankah kalian tadi bertemu di Taman Kanak-kanak? Pertemuan pertama setelah lima tahun tidak bertemu". Kekeh Hyerin.
"Bukan yang pertama. Pertemuan pertama di gedung MGtv". Sahut JK datar. Ia pun tidak pernah menyangka akan dipertemukan dengan Eunha lagi. Jujur perasaannya sampai saat ini tidak jelas. JK masih membenci Eunha, itu sudah pasti. Namun tidak dipungkiri juga ia masih ingin selalu mengetahui kabar dan melihat perempuan itu.
"Jinjja? Woah, Daebak. Aku bahkan tidak bisa membayangkan betapa canggungnya kalian". Komentar Hyerin. JK sih jelas canggung, tapi kalau Eunha sepertinya biasa saja. Apakah perempuan itu benar-benar sudah melupakannya? Begitulah yang JK pikirkan setelah pertemuan mereka di gedung MGtv waktu itu.
"Noona sendiri? Apa sudah bertemu dengannya?". Tanya JK balik. Hyerin tersenyum kecut sebelum menjawab.
"Hubungan Eunha dan member B-Friend tidak baik. Kau kan tahu sendiri". Hyerin menggedikan bahunya. Entahlah sejak Eunha menghilang, perempuan itu memusuhi semua orang. Entah apa yang terjadi pada Eunha, Hyerin pun tidak tahu. JK hanya mengangguk, tidak mencoba berkomentar lebih lanjut. Itu urusan member B-Friend, JK tidak berhak ikut campur.
***
"Kau benar tidak mau bergabung dengan kami? Aku akan menunggu sampai urusanmu selesai". Tanya Taehe sekali lagi saat mereka sampai di depan gedung PMB Entertainment. Taehe hendak mengajak Eunha ikut hangout bersama JK dan Hyerin. Jelas Eunha menolak karena hubungannya tidak baik dengan dua orang itu. Ia takut akan merusak suasana nantinya.
"Terimakasih sudah menawarkan. Tapi aku benar-benar ada urusan penting, Oppa". Tolak Eunha dengan sopan. Taehe mengangguk paham, lelaki itu mengelus puncak kepala Eunha bak adik sendiri. Ya, Eunha hanya mengira jika perlakuan lembut Taehe padanya hanya sekedar kakak-adik.
"Baiklah. Lain waktu mungkin bisa bergabung. Kalau ada apa-apa jangan sungkan untuk menghubungiku". Pesan Taehe sebelum Eunha keluar dari mobil. Eunha cukup menghargai niat baik Taehe, maka perempuan itu mengangguk sebagai jawabannya dan bergegas masuk ke dalam gedung agensi.
Eunha bergegas menuju ruang CEO, hari ini ia dua kali menyambangi ruangan terkutuk itu. Dan dua kali pula ia melihat senyum licik Cha Yuri. Tanpa diminta, Eunha langsung duduk tepat dihadapan Cha Yuri.
"Nyonya, saya akan melakukan proyek dokumenter itu". Ujar Eunha to the point. Cha Yuri terlihat senang namun penasaran juga kenapa Eunha dengan mudah menerima proyek itu. Padahal ia bersedia memberi waktu untuk berfikir.
"Oh, bagus. Kau memutuskan lebih cepat dari yang aku duga". Komentar Cha Yuri sambil menatap Eunha penuh selidik.
"Eum... Saya melakukannya untuk Jeongsan. Saya akan menerima proyek itu asal jam kerja saya dikurangi. Jam kerja saya diubah dari jam enam pagi sampai jam sembilan malam. Bagaimana?". Cha Yuri mengangguk-anggukan kepalanya mendengar permintaan Eunha. Tidak masalah kalau Eunha ingin mengurangi jam kerjanya, toh kalau perempuan itu menerima proyek dokumenter ini, PMB akan mendapatkan keuntungan dari Hype. Peran antagonis telah menjanjikan sesuatu yang besar pada Cha Yuri.
"Tidak masalah. Kau bebas melakukan apapun. Geure, aku akan segera memberikan konfirmasi pada Ung PD-nim". Eunha menghela nafas lega. Beruntung Cha Yuri memberikan kemudahan padanya. Meski Eunha yakin ada sesuatu yang membuat nyonya serakah itu bersikap mudah seperti ini. Tapi Eunha sudah bodo amat, yang paling penting saat ini hanyalah Jeongsan.
"Dan satu lagi...". Kata Eunha tiba-tiba.
"Saya ingin pihak Hype memohon pada saya secara langsung. Bukankah mereka membutuhkan saya untuk meredam rumor JK?". Lanjut Eunha sambil tersenyum licik. Ia tentu tidak akan semudah itu menyia-nyiakan kesempatan yang datang di depan mata. Eunha bukanlah perempuan bodoh seperti lima tahun lalu. Ia bisa membaca situasi. Pihak Hype meminta Cha Yuri secara langsung agar dirinya menerima tawaran proyek dokumenter bersamaan dengan rumor gay JK. Bukankah sudah jelas kalau ia hanya dijadikan alat untuk meredam rumor?
Dulu B-Friend mengemis pada peran antagonis agar tidak dibubarkan. Sekarang Eunha ingin membuat keadaan berbalik, terimalah karma-mu peran antagonis!
***
JK dan Hyerin masuk kedalam ruang VIP yang telah di reservasi Taehe sebelumnya. Ternyata Taehe datang lebih dulu dari mereka, bahkan lelaki itu sudah memesan makanan dan alkohol.
"Kau gila? Kenapa memesan alkohol? Ada dua pria dan satu wanita disini. Pabo!". Ejek JK. Ia dan Taehe memang bukan lelaki brengsek, tapi kalau sudah mabuk tentu berbeda. Namanya juga tidak sadar, hal apapun bisa saja terjadi. Terlebih ada satu wanita diantara mereka, apakah posisinya tidak berbahaya?
"Gwenchana. Aku tidak takut kalau ada Taehe". Sahut Hyerin sembari menuangkan alkohol ke dalam gelasnya.
"Lihatlah! Tak bisakah kau mempercayai ku, Jeykey?". Kata Taehe lalu cheers dengan Hyerin. JK berdecih, ia selalu menjadi saksi hubungan teman tapi mesra antara Hyerin dan Taehe. Bikin mual!
"Kau darimana saja Hyung, sampai tidak bisa menjemput Hyerin Noona? Kau harus membayar waktu tidurku". Gerutu JK. Lelaki itu terlihat malas sekali, tidak ada gairah. Bahkan sudah mau rebahan di sofa panjang.
"Eum...". Taehe menatap JK tidak enak, tapi ia harus jujur. Toh kalau nantinya ia bersaing untuk mendapatkan Eunha, harus sportif dong.
"Mengantarkan Eunha ke agensi". Taehe langsung menegak alkohol untuk menghilangkan perasaan tidak enaknya. Bukan hanya JK saja yang kaget dengan jawaban Taehe, Hyerin pun demikian.
"Jinjja? Kau mengantarkan Eunha? Apa dia tidak sensi padamu?". Jujur ada rasa cemburu dihati Hyerin saat Taehe dengan mudah mengabaikannya demi Eunha. Sejak dulu sebenarnya Hyerin sudah tahu jika tatapan Taehe ke Eunha berbeda. Namun Hyerin mengabaikannya, lebih tepatnya mencoba. Karena sampai kapanpun Hyerin tahu jika Eunha adalah penghalang untuk memasuki hati Taehe.
"Tentu saja dia akan sensi, denganku saja...".
"Anni, dia ramah. Bahkan memanggilku Oppa". Taehe buru-buru memotong perkataan JK. Ada api tak kasat mata yang memenuhi tubuh JK. JK dari dulu memang posesif, jadi wajar jika kesal mengetahui Taehe mengantar Eunha ke agensinya.
"Tck! Oppa katanya". Dumel JK. Lelaki itu mengambil rokok disaku jaketnya hendak menyulut namun segera dihentikan oleh Taehe.
"Yak! Kau itu vokalis utama BNT, sejak kapan merokok?". Omel lelaki itu. Taehe langsung merebut rokok JK, lalu menyodorkan segelas alkohol. Ia tahu kok JK sedang kesal makannya hendak melampiaskannya dengan rokok.
"Cerewet". Meski kesal pada Taehe toh lelaki itu tetap mendengarkan nasehat Hyung-nya dan meneguk alkohol dengan kasar. Hyerin diam saja, hanya mengaduk-aduk makanannya dan menyaksikan dua laki-laki yang sedang adu mulut itu.
"Kenapa kau kesal begitu? Bukankah kau sudah tidak ada rasa padanya? Tidak masalah kan kalau aku dekat dengannya?". Kata Taehe terang-terangan. Gerakan tangan Hyerin terhenti sementara itu JK meletakan gelas keatas meja dengan kasar.
"Majja! Lakukan saja sesukamu. Toh dia hanya mantan yang aku hamili". Ujar JK sarkas. Hyerin memukul lengan JK kesal.
"Yak! Bicaramu seperti orang bodoh". Jelas Hyerin marah karena JK berbicara seolah lelaki itu adalah lelaki brengsek. Padahal Hyerin tahu JK tidak begitu.
"Jadi harusnya aku menjaga jarak? Tak bisakah aku berteman dengannya". Tanya Taehe lagi dengan hati-hati. Lelaki itu tidak mau menyakiti JK. JK terkekeh, seperti mengejek.
"Ku bilang lakukan saja sesukamu, Hyung. Tapi setelah aku selesai syuting dokumenter dengannya...".
"Itu juga kalau dia tidak kembali menjadi wanitaku". Lanjut JK dalam hati.
"Nde?". Jelas Taehe kaget mendengar jawaban JK. Awalnya JK memang menolak saat peran antagonis menawarkannya projek dokumenter itu. Apalagi setelah tahu kalau Eunha hanya dimanfaatkan untuk meredam rumor tentangnya. Tapi setelah tahu Taehe gencar mengejar Eunha, JK tidak bisa tinggal diam. Pokoknya tidak ada yang boleh mendekati Eunha sebelum ia bisa move on.
To be continue...