Musim panas tahun 2012...
Eunha yang saat itu masih menggunakan nama aslinya: Eunbi, menunggu Rin B di depan gedung tempat dilaksanakannya dance competition. Mereka berdua berada di sekolah dance yang sama, Eunha bergabung di sekolah itu juga karena desakan ibunya. Ibu Eunha memang sering mengarahkan anak-anaknya untuk melakukan kegiatan yang positif. Waktu itu Eunha pernah dimasukan ke sekolah akting, berkat Ibunya, ia bisa menjadi aktris cilik. Namun karena Eunha tidak begitu menyukai akting, maka ibunya memindahkan gadis itu ke sekolah dance. Bukankah ibu Eunha sangat bijaksana? Beliau menghargai keputusan anaknya dan tidak memaksa. Namun sayang, Eunha saja yang memang pemalas dan tidak punya gairah untuk melakukan banyak kegiatan diluar rumah, gadis itu kerap membolos hingga ilmu yang didapatkan di sekolah dance pun tidak bisa diserap dengan baik.
Hari ini juga ia tidak berminat kok ikut kompetisi, gadis itu hanya menemani Rin B saja. Rin B ini paling jago dance dan terkenal di sekolah. Tak heran kalau gadis itu suka mengikuti banyak kompetisi, dan tentu saja selalu pulang membawa piala. Omong-omong mereka datang secara terpisah, Rin B masih ada urusan di sekolah dance dan akan terlambat datang sementara Eunha membolos. Gadis itu sedari tadi hanya berkeliling di taman sambil makan gulali. Eunha menghela nafas malas di dalam maskernya. Ia merasa tidak nyaman karena banyak siswa-siswi yang seusia dengannya namun tidak ia kenali. Apalagi telinganya sudah gatal karena mendengar dua lelaki dengan papan nama lelaki kardus dan kue mochi tengah menggoda para gadis tak jauh darinya.
"Apa kau tahu bagaimana bentuk cinta?". Tanya salah satu lelaki dengan lolipop ditangannya. Membuat gadis yang digoda itu bersemu malu.
"Apa yang kau katakan? Tentu saja aku tidak tahu...". Sahut si gadis. Lalu lelaki dengan lolipop itu mengunci tubuh sang gadis dengan sebelah tangannya.
"Tentu saja seperti ini, saranghae". Si lelaki membuat bentuk heart dengan jarinya. Sumpah Eunha mau muntah saat melihatnya.
"Dasar bocah". Cibir Eunha. Jelas-jelas lelaki itu terlihat seumuran dengannya, wajahnya juga imut-imut. Tapi sudah bertingkah seperti buaya.
Lama menunggu sambil menahan muntah, Rin B belum juga datang. Ia tidak bisa menghubungi karena ponselnya disita agensi. Ia dan Rin B merupakan trainee di Saus Music, peraturan di agensi tersebut adalah para trainee tidak boleh menggunakan ponsel. Eunha ingin pulang tapi Rin B berpesan untuk menunggu karena gadis itu sudah mendaftar.
"Para peserta dance competition diharap untuk segera masuk ke dalam gedung". Eunha mengumpat, ia kesal pada dirinya sendiri karena tidak bisa meninggalkan gedung tersebut karena pesan Rin B. Alhasil Eunha terpaksa masuk ke dalam ruangan dan menonton para peserta yang tengah menunjukan bakat mereka. Eunha akui saingan Rin B sangat berat, mereka yang usianya sama dengannya memiliki kemampuan luar biasa. Tak heran jika audisi untuk menjadi trainee di agensi besar semakin sulit.
"Peserta selanjutnya, lelaki kardus dan kue mochi". Eunha menatap dua lelaki genit yang menggoda para gadis tadi. Awalnya ia meremehkan keduanya, karena menurut Eunha dua lelaki itu pasti hanya iseng ikut kompetisi. Biasalah mungkin untuk sekedar tebar pesona pada gadis-gadis. Namun begitu melihat kolaborasi keduanya, Eunha sukses menganga. Kolaborasi antara lelaki kardus a.k.a JK dan kue mochi a.k.a Jimi membuat penonton merinding.
"Woah, mereka memang berbahaya. Sudah tampan, berbakat pula". Gumam Eunha. Oke baiklah memang Eunha akui JK dan Jimi begitu tampan, wajar saja jika para gadis takhluk pada mereka. Namun Eunha pengecualian.
Setelah JK dan Jimi selesai tampil, juri memanggil-manggil nama peserta yang tidak kunjung menyahut. Eunha pun masih sibuk memperhatikan JK dan Jimi yang sukses membuatnya terpesona. Maksudnya terpesona dengan performance mereka ya, bukan dengan orangnya.
"Gadis gulali! Gadis gulali!...".
"Gadis gulali, Jung Eunbi trainee Saus Music!". Karena tak kunjung menjawab, maka juri terpaksa memanggil nama asli peserta.
"Nde? Aku?". Tanya Eunha pada dirinya sendiri, ia bingung karena dipanggil untuk perform. Suara tawa mulai terdengar Eunha diejek karena merupakan salah satu trainee dari agensi tidak terkenal. Namun tidak dengan JK dan Jimi, mereka juga trainee dari agensi tidak terkenal pada saat itu. Mereka justru menatap Eunha dengan prihatin, dan menaruh perhatian penuh pada gadis itu.
"Cepat naik ke atas panggung, kau Jung Eunbi kan?". Tanya salah satu juri yang terlihat agak galak. Eunha menyumpah serapahi Rin B, bercandanya keterlaluan kalau sampai seperti ini. Eunha tidak mumpuni jika ikut dalam kompetisi dance. Ia tidak bisa free style atau apalah itu, ia amatir.
"Haish... Mati saja kau Rin B-yaa!". Umpat Eunha namun terpaksa naik keatas panggung. Gadis itu berdiri diatas panggung dengan kaku. Peserta lain masih memandangnya remeh, menilai jika trainee dari agensi kecil pasti tidak punya bakat.
"Lepas maskermu!". Begitu Eunha membuka maskernya, para laki-laki langsung memekik heboh. Eunha begitu cantik meski tidak pakai make up. JK yang notabene genit pun tentu ikut terpesona, ia tersenyum miring sambil menjilat lolipopnya.
"Daebak, itu kan Jung Eunbi gadis yang ku lihat di bus setahun lalu". Ujar Jimi. Ia ingat betul kejadian saat Taehe tak sengaja memangku Eunha tepatnya satu tahun yang lalu.
"Kenapa kau tidak cerita kalau pernah bertemu gadis secantik dia, Hyung?". Protes JK mulai rewel. Sayang sekali ia baru bertemu dengan gadis manis seperti Eunha sekarang. Harusnya dari dulu, lalu diajak kencan.
"Gadis polos seperti dia dalam bahaya jika bertemu denganmu". Cibir Jimi. Meski ia juga buaya, namun tidak separah JK.
"Justru aku suka yang polos, biar bisa aku lindungi". Jimi lantas menjitak kepala JK dengan kesal. JK saja masih bocah tapi lagaknya mau melindungi seorang gadis.
"Kau mau menampilkan apa?".
"Popping dance". Mungkin ia akan mempermalukan dirinya sendiri didepan banyak orang. Tapi mau bagaimana lagi, toh dance yang ia kuasai hanya Popping. Itu saja masih amatiran dan kaku. Ini lebih baik daripada melarikan diri ketika dipanggil untuk maju ke atas panggung.

Gadis berkaos kuning itu melakukan dance apa adanya. Benar seperti dugaannya, ia menjadi bahan tertawaan.
"Aku suka gadis yang bisa menari popping". Celetuk JK. Jimi menatap lelaki itu dengan tatapan jijik.
"Bukankah kau bilang menyukai gadis yang bisa menari pop?!". Ralat Jimi karena memang JK pernah bilang begitu.
"Hee... Kapan? Popping Hyung, bukan pop". Sahut JK menyebalkan.
"Hhhh... Terserahlah, bocah!". Jimi mencoba sabar. Kalau tidak menyebalkan bukan JK mamanya.
Eunha tetap menyelesaikan tariannya sambil menahan malu, bahkan para juri pun terlihat menahan tawa. Tarian Eunha tidak jelek, hanya terlihat lucu dan menghibur maka tak heran banyak yang tertawa saat melihatnya. Tepat setelah lagu yang mengiringinya selesai, Eunha langsung turun dari panggung dan berlari kearah pintu keluar. Gadis itu buru-buru memakai maskernya, ia seperti sudah tidak punya muka lagi di depan orang-orang yang melihatnya menari. JK yang melihat pun cepat-cepat menyusul.
Bukan ingin menggoda, lelaki itu kasihan melihat Eunha yang menjadi bahan tertawaan. Tak sulit bagi JK untuk menyusul langkah Eunha. Lelaki itu menarik tangan Eunha hingga tubuh sang gadis otomatis berbalik kearahnya. Eunha membulatkan matanya karena kaget, sangat kaget ketika orang yang melakukannya adalah lelaki kardus. Spontan, Eunha menyentak tangan JK. Ia risih karena disentuh oleh lelaki asing. Meski Eunha menatap JK dengan sorot mata sebal, namun lelaki itu tahu jika Eunha sedang menyembunyikan tangis. Dengan berani JK melepas masker yang dipakai Eunha.
"Yak! Apa yang kau lakukan?! Kembalikan maskerku!". Omel Eunha dengan air mata yang sudah mengalir dipipinya. JK menyembunyikan masker Eunha dibelakang tubuhnya.
"Kenapa mau pulang sebelum pengumuman?". Tanya lelaki itu tanpa melepaskan tatapan matanya pada sosok Eunha.
"Apa pedulimu? Kita saja tidak saling mengenal". Sahut Eunha ketus.
"Aku Jeon Jungkook, dari agensi BIG Entertainment. Satu tahun lagi aku akan debut, nama panggungku JK". Kata JK panjang lebar padahal tidak ada yang bertanya.
"Hhh... Aku tidak bertanya. Sudahlah...". Eunha jelas kesal karena ingat sekali kalau JK adalah lelaki genit yang suka menggoda para gadis. Eunha hendak berlalu namun lagi-lagi dengan lancang JK menyentuh tangannya.
Plak!
Spontan untuk yang kedua kalinya, Eunha menampar JK. Eunha tidak terlihat menyesal sama sekali. Sementara JK tersenyum kecil sambil menyentuh pipinya yang memerah.
"Salah siapa kau lancang menyentuhku. Ya aku tampar!". Teriak gadis itu.
"Oke, aku minta maaf karena sudah menyentuhmu. Berhentilah menangis. Biasanya para gadis akan terlihat cantik jika sedang menangis, tapi kau sangat jelek". Ujar JK terdengar mengejek tapi sebenarnya perhatian.
"Tck! Dasar lelaki kardus!". Gerutu Eunha lalu pergi. JK tidak lagi menahan gadis itu, ia justru terkekeh seperti orang tidak waras. JK menyentuh dadanya yang berdebar lalu memejamkan mata.
"Manisnya...". Gumamnya sambil membayangkan wajah marah Eunha. Sebelah tangannya masih menggenggam masker gadis itu yang basah karena air mata.

***
Eunha tidak juga pulang, ia masih menunggu Rin B. Rasa kesal gadis itu pada Rin B hilang begitu saja dan berganti menjadi khawatir. Para peserta yang tadi mengikuti kompetisi dance satu-persatu mulai keluar dari gedung. Eunha mengabaikan cibiran mereka yang melewatinya. Hingga sekelompok laki-laki sok keren berhenti di depannya.
"Yak! Bukankah kau gadis gulali yang menari popping? Dari agensi mana ya tadi?...". Laki-laki tampan itu seperti mengingat-ingat sesuatu.
"Ah... Saus Music! Bhak! Bahkan aku baru tahu kalau ada agensi yang bernama Saus Music". Ejeknya lalu terbahak diikuti yang lain.
"Saus Kacang, Saus Tomat! Haha... Apa tidak ada nama yang lebih bagus lagi? Tak heran sih namanya agensinya saja aneh, bakat trainee nya pun aneh". Eunha menahan kesal, tangan gadis itu mengepal. Ia memejamkan mata menahan amarah setiap kali kata ejekan keluar dari mulut para lelaki itu. Hingga pada puncaknya...
Buagh!
Batas kesabaran Eunha habis sudah.
Eunha meninju hidung lelaki bernama Jaehe itu hingga mengeluarkan darah.
"Jaehe-ahh!". Teman-temannya langsung heboh saat Jaehe dipukul oleh gadis kecil seperti Eunha.
"Yak! Kau gadis bar-bar, beraninya memukul teman kami. Sini biar aku beri pelajaran!". Ujar salah satu lelaki bernama Yugyeom.
"Geure! Cepat beri aku pelajaran! Kau pikir aku takut? Dasar banci beraninya dengan perempuan". Ejek Eunha tanpa rasa takut. Orang-orang sudah melihat mereka sebagai tontonan. Ini seru sekali karena Eunha si gadis gulali berani melawan sekelompok trainee dari agensi terkenal.
Sementara itu JK dan Jimi yang baru saja keluar dari gedung sambil membawa piala pun kebingungan melihat orang-orang berkerumun. Maka keduanya mendekat karena penasaran. JK membulatkan matanya, lelaki itu kaget melihat Eunha beradu tatapan tajam dengan seorang lelaki seperti mau bertengkar.
"Haish... Para lelaki itu". JK menyerahkan piala yang ia pegang pada Jimi lalu mendekati Eunha.
"Yak! Jangan mengganggunya. Bukankah dia hanya seorang gadis kecil? Dia bukan tandingan kalian". Seru JK santai sambil mengemut lolipop. Eunha lantas menatap JK dengan kesal, kenapa lelaki kardus itu sok perhatian padanya?
"Siapa kau? Jangan ikut campur". Sahut Yugyeom sambil menatap nyalang pada JK.
"Namaku Jeon Jungkook dari agensi BIG Entertainment, dan satu lagi...". JK tiba-tiba merangkul Eunha.
"Dia yeoja-ku jadi aku berhak ikut campur". Lanjutnya hingga Eunha dibuat menganga. Apa-apaan? Seenak jidat mengklaim jika ia adalah kekasih lelaki itu.
"Tck... Kenapa banyak trainee dari agensi antah berantah yang ikut kompetisi ini. Mereka bahkan tidak layak untuk menang". Jelas JK marah dengan ucapan Yugyeom. JK langsung memukul lelaki itu hingga jatuh ke tanah. Suara pekikan mulai terdengar, Eunha pun ikut kaget karena tindakan JK.
"Yak! Aku tahu siapa kalian semua! Jaehe dari ZM Entertainment, Yugyeom, Pam-pam dari XYP, Mingzuo, DK dari Moonsip...". JK menunjuk satu persatu lelaki yang menggangu Eunha tadi.
"Lantas kenapa kalau kami dari agensi antah berantah? Toh kami punya bakat dan mimpi. Jangan sembarangan mentertawakan bakat seseorang, karena setiap bakat itu unik. Dan satu lagi, aku yang kalian sebut sebagai trainee dari agensi antah berantah sudah membuktikan jika aku layak memenangkan kompetisi ini". Kata JK sambil memamerkan piala kemenangannya. Eunha tertegun melihat JK yang amat berbeda, ternyata lelaki itu punya sisi dewasa juga. Bahkan perkataan JK bisa membuat sekelompok lelaki itu diam tak berkutik. Mereka malu karena nyatanya kalah dari JK yang notabene berasal dari agensi kecil.
JK lalu menarik tangan Eunha dan mengajak gadis itu menjauh dari kerumunan. Oh iya fakta uniknya adalah, sekarang JK berteman baik dengan mereka semua. Bahkan membuat grup bernama 97L Boys. Lucu kan?
Begitulah kurang lebih pertemuan Eunha dan JK dimasa lalu. Eunha ingat betul apa yang dikatakan JK saat mereka berhasil kabur dari kerumunan.
"Aku yakin kau pasti akan debut dan kita bisa bertemu diatas panggung". Ujar JK karena tahu Eunha tidak yakin bisa menjadi seorang idol. Agensinya mengalami krisis ekonomi dan ia sendiri merasa tidak punya bakat.
"Molla. Aku bahkan tidak yakin pada diriku sendiri". Sahut Eunha sambil menggedikan bahunya.
"Mau taruhan?".
"Taruhan apa?". JK tersenyum penuh arti.
"Jika kau berhasil debut dan bertemu denganku diatas panggung, kau harus menjadi pacarku". Kata JK jahil.
"Yak! Mana bisa begitu?! Kalaupun aku nantinya debut, itu bukan karena aku ingin menjadi pacarmu". Omel Eunha dengan wajah bersemu merah. JK terkekeh diikuti Eunha. Ya begitulah, dan nyatanya mereka sudah ditakdirkan untuk bertemu kembali diatas panggung hingga menjadi sepasang kekasih meski akhirnya putus.
***
Eunha meremas sapu tangan yang diberikan JK saat di Taman Kanak-kanak. Perempuan itu sedang membaca artikel tentang skandal suara perempuan di V-Live Hobi yang melibatkan JK. Perempuan itu bahkan tak henti mencibir selama membaca artikelnya. Yeonsu yang saat ini ada didalam mobil bersama Eunha pun menatap perempuan itu dengan prihatin. Ya begitulah pemirsa tanda-tanda orang gagal move on.
"Gwenchana? Apa hatimu panas?". Tanya Yeonsu. Saat ini keduanya sedang dalam perjalanan menuju gedung MGtv untuk membicarakan perihal kontrak proyek dokumenter. Jk dan peran antagonis juga akan hadir disana.
"Apa Eonnie baru saja menuduhku cemburu? Haha... Tentu saja tidak. Aku hanya kesal dengannya yang mata keranjang. Memang tidak heran jika dulu ia memakai nama lelaki kardus". Kilah Eunha. Yeonsu menghela nafas, bukankah Eunha yang suka berspekulasi sendiri?
"Aku bahkan tidak bilang kalau kau cemburu. Astaga...". Sahut Yeonsu mencoba sabar.
"Untung saja aku sudah putus dengan lelaki ini. Hhhh...". Eunha meremas-remas sapu tangan JK hingga kusut lalu membuangnya kesembarang arah. Setelah sapu tangan itu tak terlihat, Eunha kebingungan mencarinya.
"Haish....". Lalu memasukkan sapu tangan itu ke dalam tasnya setelah ketemu. Yeonsu memijiit pelipisnya melihat tingkah Eunha.
"Sebenarnya apa yang sedang kau lakukan?". Eunha mengabaikan Yeonsu. Perempuan itu justru asyik mencari-cari berita yang sedang panas hari ini. Semua artikel dipenuhi oleh skandal JK, hingga Eunha menemukan satu artikel yang membuat matanya hampir lepas.
"Lihatlah tingkah lucu little JK saat sedang menari Butter".
"Yak! Apa-apaan ini?". Eunha panik setengah mati. Bisa-bisanya foto Jeongsan terpampang nyata disebuah artikel. Bahkan video Jeongsan saat sedang menarikan Butter sudah tersebar dimana-mana.
"Hah? Kok bisa? Jeongsan anakmu?". Tanya Yeonsu memastikan. Padahal Eunha sudah sangat hati-hati menyembunyikan Jeongsan. Tapi sekarang? Bahkan anaknya viral dimana-mana. Eunha mendadak lemas, rasa takut mulai menyelimuti.
"Tenanglah Eunha-yaa, kita pikirkan solusinya nanti. Kita selesaikan masalah kontrak dokumenter-nya dulu". Kata Yeonsu menasehati. Eunha diam saja, perempuan itu gelisah. Ia harus segera mencari solusi untuk permasalahan Jeongsan ini.
To be continue...