Chereads / Diandra Bagaskara / Chapter 15 - Sekolah Baru

Chapter 15 - Sekolah Baru

Flashback Off

Tanpa Diandra sadari air matanya berhasil membasahi wajahnya, luka itu masih basah. Dan masih amat terasa begitu sakit, Faisal benar tuhan memberikan ia cobaan itu semua semata mata karena tuhan sangat begitu menyayanginya.

Diandra menatap lampu kamat yang masih hidup pada rumah megah dihadapannya itu, itu tandanya seseorang yang berada disana belum terlelap.

"Apa itu kamar pak Dion?" Tanyanya pada dirinya sendiri. Diandra tak ingin ambil pusing, angin malam bisa membuatnya merasa sakit besok, Diandra memutuskan untuk kembali saja ke kamarnya dan mengacuhkan lampu ruangan yang masih menyala di tempat Dion.

***

Malam berlalu, kicauan burung mulai terdengar sang matahari seakan akan sudah siap menyambut indahnya pagi hari. Diandra yang masih sedikit mengantuk akibat bergadang tadi malam, di buat harus bangun sepagi mungkin. Itu semua karena Rayan yang selalu berangkat pagi pagi sekali ke sekolah.

Tok tok tok

Sudah hampir 5 menit berlalu suara ketukan itu tidak sama sekali ada niatan untuk berhenti, Diandra menghembuskan nafasnya kasar, sudah ia katakan seraya berteriak bahwa ia sebentar lagi akan siap. Namun, seseorang dia balik pintu tak kunjung mengerti. Diandra memilih membuka pintu kamarnya, kalau tidak bisa bisa pintu ini akan hancur berkeping keping hanya karena ulah Rayan.

" Iya Rayan" Ucap Diandra, dirinya sangat tidak suka di buru buru seperti ini nampaknya Rayan ingin sekali dihajar oleh Diandra. namun lagi lagi Diandra ingat akan kata kata yang menyakitkan yang akan selalu diucapkan oleh Rayan. Bahwa dirinya hanya menumpang disini, ya menumpang rumahnya dan bukan rumah Diandra.

"lama banget lo ya biasanya jam segini gue udah sampai di sekolah ini semua karena ulah lo kalau sampai gue telat gara gara lo, lo harus siap ngerjain tugas gue selama satu bulan full paham?!" Ucap Rayan yang berada di hadapannya itu dia sungguh menggeram.

"Aku kirain murid teladan ternyata tugas saya pengen orangnya orang" Ucap Diandra pelan, takut bahwa saya empu mendengar ucapannya.

"Apa Lo bilang tadi?!" Tanya Rayan yang mendengar sangat jelas apa yang dikatakan oleh Diandra.

"enggak enggak ada. Kamu aja kali yang punya kuping kebanyakan sampai apapun yang engga ada di Ucapkan kam denger."

"Jaga ucapan Lo ya"

"Iya ya, yauda yok buru pergi." ucap Diandra yang tidak ingin memperpanjang semua perdebatan dirinya dan Rayan.

Kedua empu itu memilih menuruni anak tangga, Rayan yang berada paling depan dan Diandra yang berada dibelakangnya. Pagi ini Hanya terlihat Reni yang menanti keduanya diatas meja makan, Riandi sama sekali tidak terlihat. tanpa ditanya pun keduanya sudah mengetahui pasti Randi sudah menuju kantor pagi pagi sekali tadi.

"Papa sudah pergi ya ma?" Tanya Rayan.

"Sudah sayang, pagi ini kamu naik motor bawa Diandra ya. Soalnya Papa nggak bisa nganterin dia Dan mungkin kamu akan pergi sama Diandra terus, gak apa apa kan?"

"Iya ma gak apa apa" Jawab Rayan.

"Rayan maaf ya kalau harus ngerepotin kamu" Ucap Diandra yang merasakan tidak enak. Namun, tak ada jawaban pun dari Rayan.

"kamu nggak ngerepotin dan dia kok kan kalian satu arah, kalian juga sepupuan" Ucap Reni sambil tersenyum manis kearah Diandra.

"Enggak apa apa kok Bi, kalau misalnya Rayan keberatan aku bisa naik angkutan umum saja"

"Eh, kalau kamu naik angkutan umum bisa bisa kamu menghabiskan uang yang cukup banyak, bibi sebenarnya tidak ingin membebani kamu tapi dalam kondisi yang seperti ini keluarga kita sekarang sangat membutuhkan uang yang banyak dan jangan boros boros dulu ya" Ucap Reni

"Iya Bi, maafkan Diandra kalau begitu Diandra hanya bisa mengucapkan terima kasih kepada kamu Rayan karena mau membawa Diandra." Ucap Diandra sambil menundukkan pandangannya, Rayan hanya menggelengkan kepalanya serta tersenyum kecil Seharusnya ibunya jadi pemain film saja, bukan kah aktingnya sangat bagus.

"Kalau begitu, kita pamit saja. Nanti telat, Lo juga harus laporan sama pak Reza buat masuk kelas Lo" Ucap Rayan yang tidak ingin mendengar lagi akting mamanya.

"Tapi kalian makan dulu la, Diandra belum makan" Ucap Reni

"Udah ambil roti aja gih, makan dijalan. Kita gak ada waktu" Ucap Rayan kemudian berjalan meninggalkan meja makan seraya mencium pipi sang mama. Diandra hanya menuruti saja takut ditinggal oleh Rayan. Diandra menyalami Reni lalu mengikuti langkah kaki Rayan.

Rayan yang dari tadi sudah memanaskan motor ninja kesayangannya itu segera menaikinya, tidak lupa memberikan helm pada Diandra.

"Naik!" Pintah Rayan, yang kemudian hanya dijawab anggukan oleh Diandra.

Sepanjang perjalanan tidak ada yang membuka suara, Rayan yang sibuk mengendarai motornya, dan Diandra yang sibuk dengan pikirannya sendiri, bagaimana caranya membantu paman dan bibinya itu. Sungguh ia tidak ingin menjadi beban di tengah tengah keluarga ini.

15 menit berlalu mereka tiba di SMA GARUDA, tempat rayan Selama dua tahun ini menempuh pendidikan. Rayan yang sudah biasa pergi kesini, sementara Diandra yang baru pertama kali menginjakkan kakinya di sekolah yang amat asing baginya ini. Sekolah ini dua kali lebih kecil dari sekolahnya yang dulu.

Semua mata tertuju pada dua insan yang menyusuri koridor itu, kecantikan Diandra yang membuat para lelaki seolah olah memujinya, sementara Rayan yang memang kost wanted di SMA ini.

"Ini ruangan pak Reza. Lo masuk aja, kalo ada apa apa Lo hubungin gue. Gue tunggu Lo disini" Ucap Rayan, yang kemudian mendapatkan senyuman dan anggukan dari Diandra. Lalu Diandra memilih masuk kedalam ruangan yang dimaksud Rayan.

"Brother!" Ucap Salah satu orang yang tiba tiba menepuk pundak Rayan.

"Brengsek ngagetin aja" Ucap Rayan begitu kesal, melihat tingkah laku sahabatnya itu. Siapa lagi kalau bukan Rifan sang biang onar dan duanya lagi Saka dan Yuda

"Siapa tadi? Bening benar" Tanya Saka sambil menarik turunkan alisnya.

"Ga semua hal harus Lo tau" Ucap Rayan seadanya.

"Dih anjir, nyeselin banget masa Rayan" Ucap Yuda memotong ucapan Saka dan Rayan.

"Kali kali aja bisa diajak bermalam brother" Ledek Saka

"Gila Lo kampret, dia sepupu gue. Awas Lo macam macam"

"Keknya sepupu jadi cinta ni" Ledek Rifan seraya menarik turunkan alisnya.

"Gilak, Lo kita sama sama Bagaskara ya kali gue sama dia jadian" Jawab Rayan sambil menoyor kepala Rifan.

"Kalau begitu, boleh dong kita gas." Sambung Yuda.

"Gue tau ya sifat sifat Lo pada, dekatin dia abis lo" Ucap Rayan, yang kemudian dapat tawa dari ketiga sahabatnya.

Tidak lama, yang dari tadi diceritakan sudah keluar dari ruangan itu.

"Rayan" Panggil Diandra dengan senyuamnnya seraya melambaikan tangannya.

"Udah?" Tanya Rayan

"Udah, Aku dikelas 12 IPS 2"

"Wih sekelas kita dong" Ucap ketiga sahabat Rayan itu bersamaan. Diandra melihat ketiga orang asing itu dengan tatapan yang aneh.