"Apakah dia seperti nenek sihir?" tanya Dinda dengan polos, menanyakan soal Jessy pada Angga.
"Dari wajah dia terlihat cukup cantik meski tidak secantik dirimu. Aku tidak peduli soal itu. yang terpenting aku merasa nyaman. Tapi aku tidak nyaman saat bersamanya." Angga bisa dengan mudah menipu Dinda, seolah membuat Dinda menjadi satu-satunya gadis yang paling Angga cintai dan paling Angga prioritaskan. Padahal Angga juga mencintai Jessy.
Jessy orang yang hebat. Orang baik. Seseorang yang Angga tahu bisa dia percayai dengan hidupnya. Dan sekarang Angga juga menggantungkan finansialnya pada Jessy. Bedebah!
Dinda merasa terharu dengan ucapan Angga, "Oh benarkah?" Dia balas memuji Angga dengan kemampuannya. "Jadi kamu hanya nyaman saat bersamaku saja?"
"Yeah," angguk Angga. "Aku merasa nyaman denganmu dan hanya akan merasa nyaman denganmu. Aku akan melakukan apa pun asalkan mendapatkan kenyamanan itu, dan artinya aku akan melawan semua orang jika menghalangiku."
