"Acara yang harusnya dilakukan besok ternyata harus diundur karena alasan mendadak dari kampus. Padahal aku sudah mau menunjukkan kehebatanku pada Dinda." Kak Justin menarik napas panjang, penuh dengan nada frustasi. "Aku ingin menunjukkan padanya bahwa aku adalah Justin si pengusaha sukses. Tapi justru niatku tidak bisa terealisasikan dengan mudah."
"Mungkin memang belum saatnya Kakak menunjukkan kehebatan Kakak."
"Tapi kenapa?" Kak Justin terkesan tidak terima.
"Karena belum saatnya. Bisa jadi jika Kakak menunjukkan kehebatan Kakak sekarang, Dinda tidak akan terkesan."
"Siapa yang tidak akan terkesan dengan aku yang merupakan CEO sukses dan terkenal?"
Jessy mengangkat bahu. "Entahlah. Dinda?"
"Oh, aku benci kau." Kak Justin mengurut keningnya, seperti ini memitas kepala adiknya. Tapi dia tau itu tidak akan berhasil. "Lalu kenapa dengan dirimu? Kenapa pulang dengan cemberut? Pacarmu itu ketahuan selingkuh?"
"Ih, ya tidak lah!"
"Lalu?"