"Ngapain di situ, Bang? Lagi ngepet?" tanya Angga asal ceplos, mengamati Radit yang belum beranjak.
"Nunggu keajaiban," kata Radit seolah tidak benar-benar memperhatikan Angga.
"Hah?"
"Kunci kamarku ilang," kata Radit mengunyah dengan tatapan kosong.
"Lha kok bisa? Abang taruh di mana?"
"Kalau aku ingat pun tidak bakal aku bisa kehilangan kan?"
"Oh, jadi lupa naruhnya?"
Angga beranjak menuju ke kamarnya Radit dan mencoba untuk membuka gembok itu.
"Percuma aja. Gemboknya kuat," kata Radit. "Aku sedang berharap Bu Dewi bangun agar bisa memberiku kunci serep.
Ya, karena memang sudah larut maka dari itu Bu Dewi sudah tidur di rumahnya. Dan tidak mungkin Radit menggedor pintu rumah Bu Dewi malam-malam begini kan?
Angga yang biasanya tau cara membuka gembok kunci tidak terlalu memperhatikan Radit. "Sudah, Abang tunggu aja! Nanti bisa kok." Baru saja Angga bicara begitu, terdengar bunyi klik. Dan kemudian gembok bisa dibuka. "Bisa, Bang!"