Akhirnya Angga bisa menyelesaikan pekerjaannya, sekaligus dia bisa segera bertemu dengan Jessy. Tidak bisa dipungkiri lagi kalau perasaan pemuda itu meledak-ledak karena terlalu kegirangan.
Bahkan sesaat sebelum pulang pun, Angga tidak lupa untuk bernyanyi-nyanyi, sebagai bentuk perasaan gembira yang tidak terbatas di dalam hatinya. Perasaan itu tidak akan bisa tergantikan oleh apa pun, tidak akan bisa dijelaskan dengan kata-kata paling sederhana sekalipun.
Perasaannya pada Jessy memang sederhana, dan dia menyukai gadis itu, apa pun yang berada pada gadis itu.
Mereka baru berkenalan mungkin lebih dari sebulan tetapi saat itu dia yakin mereka akan memiliki hubungan yang manis.
"Dan aku yakin kok kalau Jessy itu juga suka sama aku. Aku bisa melihatnya dari sorot matanya itu." Angga tersenyum berulang kalau kalau mengingatnya.