"Terima kasih Angga. Sejujurnya aku…" ucap Radit tak mampu melanjutkan perkataannya, ia merasa sangat bersalah dan merasa tak berguna sebagai seorang sahabat.
"Kenapa Radit? Katakan saja yang sebenarnya, aku pasti dengarkan." ucap Angga merasa semakin penasaran. Bagaimana tidak? Radit yang sekarang berada di depannya sampai tidak mampu melanjutkan perkaataannya. Ada apa dengan Radit? Apakah masalah Radit sangat besar sehingga Radit sampai seperti ini?
"Bagaimana keadaan Jessy sekarang?" tanya Radit memberanikan diri menanyakan keadaan Jessy pada Angga. Apakah ia masih pantas menanyakan kabar Jessy, setelah kesalahan fatal itu ia lakukan terhadap Jessy?
"Jessy? Jessy baik-baik saja, dia sudah sadar tadi pagi. Keluarganya sudah datang, makanya aku bisa pulang ke kost sekarang. Kenapa kamu bertanya begitu? Bukan kah kamu sudah diberitahu oleh keluarga Jessy tentang keadaan Jessy?" tanya Angga dengan bingung. Kenapa Radit menanyakan Jessy padanya? Ya memang sih, dirinya yang menjaga Jessy sejak kemarin. Tapi bukankah harusnya Radit sudah tahu lewat keluarga Jessy bagaimana keadaan Jessy?
"Tidak. Aku tidak menelepon keluarga Jessy lagi, aku tidak cukup mempunyai keberanian untuk melakukan itu." ucap Radit dengan wajah tertunduk lesu karena merasa sangat bersalah atas kejadian ini. Jika ada yang bisa disalahkan disini atas tenggelamnya Jessy, maka Radit lah orangnya, ia yang salah, bukan siapapun bahkan bukan karena keteledoran Jessy. Namun ini murni salah Radit.
"Kenapa begitu? Bukan kah kamu akrab dengan keluarga Jessy? Kenapa sekarang kamu bersikap seperti kamu tidak mengenal keluarga Jessy?" tanya Angga semakin tidak paham dengan maksud Radit. Ia tidak mengerti kondisi saat ini. Ada apa sebenarnya dengan Radit? Kenapa Radit tak mau menjelaskannya langsung?
"Tidak bukannya begitu. Aku hanya merasa bersalah dan berdosa tentunya." ucap Radit dengan raut wajah sedihnya menatap ke bawah, tidak menatap Angga, melainkan menatap lantai yang dipijaknya.
"Merasa bersalah kenapa? Merasa berdosa kenapa?" tanya Angga tidak mengerti dengan arah pembicaraan mereka kali ini. Sebenarnya Radit sedang membahas apa? Sebenanya Radit sedang membicarakan apa? Sungguh seketika Angga merasa seperti manusia paling bodoh sedunia.
"Jessy sampai tenggelam begitu semua karena aku, semua salahku." ucap Radit menyalahkan dirinya sendiri. Ia benar-benar menyesal dengan keputusannya kemarin yang membiarkan Jessy pergi sendirian. Harusnya ia tidk membiarkan Jessy ke pantai sendirian.
"Kenapa bisa salahmu? Kan kamu tidak ada di lokasi kejadian. Kenapa kamu menyalahkan dirimu sendiri?" tanya Angga yang merasa tidak setuju jika Radit menyalahkan dirinya sendiri yang padahal belum tentu benar kesalahannya.
"Jessy ke pantai sendirian, itu salahku Angga." ucap Radit setengah beteriak dan mengacak rambutnya frustasi. Ia tak tahu bagaimana caranya menjelaskan ke Angga agar Angga paham dengan maksudnya. Tapi ketika Angga paham nanti, apakah Angga akan tetap berpihak padanya? Atau sebaliknya, Angga akan menyalahkannya juga sama seperti yang ia lakukan pada dirinya sendiri sekarang.
"Kenapa itu bisa menjadi salahmu? Bukan kah kamu bekerja lembur kemarin? Bukan kamu yang membuat Jessy tenggelam. Jessy tenggelam karena Jessy tidak bisa berenang kan? Lalu di bagian mananya kamu bersalah pada Jessy?" Tanya Angga masih belum bisa mencerna maksud Radit. Kenapa Radit menyalahkan dirinya sendiri atas tenggelamnya Jessy? Padahal Radit kan tidak berada di lokasi kejaidn. Lalu darimaa datangnya bahwa Radit yang bersalah atas apa yang terjadi pada Jessy?
"Jessy tak ikut bersama keluarganya ke luar kota, Jessy ingin ke pantai, dan dia mengajakku, namun aku dengan bodohnya menolak itu karena aku lembur kemarin. Alhasil aku membiarkan Jessy pergi ke pantai sendirian. Aku tahu Jessy tidak bisa berenang, tapi aku tak menyangka bahwa Jessy akan tenggelam." ucap Radit menjelaskannya dengan suara yang dipaksakan untuk tenang, padahal rasa bersalah itu sangat besar dan setiap ia memejamkan mata, ia terbayang bagaimana Jessy tenggelam dan rasa penyesalan semakin besar menggelayuti hatinya.
"Oh jadi begitu ceritanya. Tapi tetap saja itu kecelakaan untuk Jessy, kamu tidak tahu kan akan begini jadinya? Jika kamu tahu, pasti kamu akan mencegahnya dengan menerima permintaannya untuk menemaninya ke pantai kan?" ucap Angga menghibur Radit yang masih terus menyalahkan dirinya sendiri. Ia tak suka sisi Radit yang seperti ini. Ini seperti asing baginya, selama ia mengenal Radit, ia belum pernah melihat sisi Radit yang seperti ini, ini adalah pertama kalinya.
"Iya, tapi kenyataannya Jessy tenggelam, dan itu karena salahku Angga. Harusnya… harusnya aku tidak mementingkan pekerjaan daripada Jessy. Aku hampir menghilangkan nyawanya Jessy. Aku hampir membuat keluarga Jessy membenciku." ucap Radit dengan nada sedihnya. Bagaimana tidak sedih? Ia tidak dapat membayangkan jika itu benar-benar terjadi pada Jessy. Radit tak akan pernah bisa memaafkan dirinya sendiri jika itu terjadi.
"Penyesalan memang datangnya belakangan Radit. Tidak ada gunanya kamu berandai-andai sekarang, semua itu tidak akan mengubah apa yang sudah terjadi. Nyatanya Jessy selamat kan? Aku yang melihatnya tenggelam dan sempat menyelamatkannya, itu semua berkat kuasa Tuhan, Radit. Berhenti menyalahkan dirimu sendiri seperti itu, karena sungguh, jujur, itu tak ada gunanya. Toh sekarang Jessy baik-baik saja, hanya saja…" ucap Angga menggantungkan kalimatnya dan langsung mengalihkan padangannya dari Radit. Haruskah ia memberi tahu Radit?
"Hanya saja apa Angga? Apakah terjadi sesuatu yang buruk pada Jessy?" tanya Radit langsung khawatir dengan keadaan Jessy. Pasti terjadi sesuatu yang buruk pada Jessy. Pasti Angga menyembunyikan kebenaran itu darinya. Kenapa Angga tidak jujur saja padanya, seperti Radit jujur pada Angga tadi?
Angga menggeleng kecil dan tersenyum tipis. Entah kenapa ia merasa bahwa Radit sangat menyayangi Jessy. Siapa sebenarnya Jessy di mata Radit? Sampai sekarang ia tak tahu mereka berdua ituu berstatus apa? Teman atau lebih dari teman? Pertanyaan Angga ini tak ada yang bisa menjawabnya, pertanyaannya ini hanya ia telan mentah-mentah tanpa mendapatkan jawaban sama sekali. Lagipula apa yang ia harapkan dari Radit? Radit tak mungkin memberitahunya yang sejujur-jujurnya.
"Lalu apa Angga? Kenapa kamu tidak memberitahu semuanya padaku?" tanya Radit merasa setengah jengkel. Rupanya Angga sedang mempermainkan emosinya saat ini. Apa yang Angga inginkan? Apakah Angga ingin ia memohon-mohon pada Angga agar Angga mau memberitahunya? Jika iya, maka akan ia lakukan, demi Jessy apa yang tidak mau ia lakukan?
"Aku sudah memberitahumu semuanya, tanpa ada yang tertinggal. Kenapa kamu tidak percaya padaku? Apakah sebegitu meragukannya penjelasanku?" tanya Angga menatap Radit intens, dengan senyum yang masih terukir di bibirnya Angga berkata lagi,
"Berhentilah merasa bersalah seperti itu Radit, Jessy sama sekali bukan perempuan pendendam, bahkan ia tidak marah sama sekali padamu, apalagi sampai menyalahkan kejadian tenggelamnya dirinya itu karenamu. Jessy pasti akan sedih jika tahu kamu tidak bisa memaafkan dirimu seperti ini. Jessy baik-baik saja, percayalah padaku Radit." ucap Angga meyakinkan Radit agar berhenti menyesali apa yang sudah terjadi. Ia hanya ingin menguatkan hati Radit agar bisa kembali seperti sedia kala yang selalu humoris dan ceria.