"Tapi dia bilang dia begitu karena sibuk soal perkuliahan." Dinda terlihat sabar, mencoba untuk memahami Angga yang mulai berubah.
Tapi Mimi segera menepis kesabaran Dinda. "Alasan basi. Coba saja nanti dilihat. Kalau dia masih tetap begitu sampai waktu yang lama, itu artinya dia bohong. Coba saja kamu tanya sama teman-temannya!"
Rasanya Mimi ingin membentak Angga sambil membanting pintu di depan wajah pemuda itu. Berani-beraninya pemuda itu mempermainkan teman Mimi yang sangat berharga dan diperebutkan oleh banyak orang.
Dinda menghela nafas sembari duduk di posisinya saat ini sebelum melihat sekeliling tempat itu.
Tapi saat melihat wajah Dinda yang sedih, Mimi agak menyesal mengatakan itu semua. "Dengar, Dinda. Aku tidak bermaksud berkata buruk padamu. Aku hanya mencoba untuk menjelaskan apa yang kupikirkan."
