"Maksud aku, apakah kamu memang sibuk atau kamu hanya ingin menghindariku karena sakit hati?"
Kata-kata Dinda membuat Angga kaget.
Dinda tahu kalau dirinya telah membuat Angga terluka tapi dia pikir dia bisa berbicara dengan Angga tentang hal ini sebelum mereka pamitan untuk tidur. Karena sekarang hari sudah larut. Dan jika ini berganti hari, mungkin esensinya tidak akan seberat ini.
Angga menghela nafas dan mengamati pesan dari Dinda, duduk untuk bersandar di kamarnya dengan lebih nyaman.
Dan lelaki itu mengusap bibirnya sendiri. "Yeah, aku memang pernah dengar kalau gadis yang cerdas cenderung peka dalam segi sosial. Mungkin saja Dinda sadar kalau aku terkesan menghindarinya. Itu memang benar. Tapi murni bukan karena aku sakit hati. sekarang aku sudah punya Jessy yang jauh lebih berguna daripada Dinda."
Astaga, Angga, bisa-bisanya kamu menganggap sebuah hubungan hanya berdasarkan berguna atau tidaknya pasanganmu untukmu. Kamu mau cari pasangan atau barang?