Mendengar adiknya yang pergi ke restoran orang tua mereka, Kak Justin pun melongo. "Hah, untuk apa?"
Jessy pun memutar bola mata. "Ya, untuk makan lah."
"Tumben. Biasanya kamu tidak mau ke sana. Katanya mengingatkanmu pada pesta keluarga dan mengingatkanmu pada Daren."
"Aku ada alasan tersendiri. Ini juga demi menyingkirkan Daren."
Kak Justin mengangguk paham. "Ya sudah, Kakak percayakan semuanya padamu. Yang terpenting kamu jaga diri baik-baik. Setelah ini kamu akan cuti kan? Tetap tinggal di rumah Kakak sampai kamu benar-benar pulih, agar Daren tidak bisa dengan bebas mengganggumu. Bocah sialan itu! Lama-lama akan kupenjarakan dia nanti!"
Kak Justin biasanya tidak semarah ini pada seseorang. Bahkan jika ada salah satu karyawannya yang menyebabkan kerugian, dia masih mengendalikan emosinya. Akan tetapi setelah melihat adiknya diganggu oleh lelaki brengsek seperti Daren, dia tidak bisa tinggal diam.
