Chereads / Triangle Of Love / Chapter 26 - 25. STOP IT!

Chapter 26 - 25. STOP IT!

Sebulan telah berlalu. Alfa terus merasa baikan seperti biasa. Ia masuk sekolah dan bersikap tidak terjadi apa-apa sebelumnya. Selama itu, ia juga terus melakukan pemotretan dengan anggota The Boys. Tidak ada yang berubah. Hidupnya selalu begitu. Tapi Alfa terus bertahan dan bersikap seperti jagoan di depan semua orang.

Alfa melangkah di koridor sekolah. Alfi, Deon dan Arvin ada di kantin. Ia tadi pamit mau pulang, ingin mengambil sesuatu yang ketinggalan di rumah. Saat berangkat ke sekolah. Ia lupa minum sesuatu, makanya Alfa memutuskan pulang sekarang.

Saat tengah berjalan di koridor, Alfa melihat seorang cowok yang dulu hampir buat ia patah tulang. Siapa lagi kalau bukan Andika Arjuna.

"Mau ngapain nih lagi nih, orang," gumam Alfa pelan. Ia kembali lanjut melangkah, malas melihat kehadiran cowok itu di sekolahnya.

Andika yang dari sana melihat keberadaan Alfa. Ia tersenyum miring. Setelah sebulan berlalu, akhirnya ia dipertemukan lagi. Segera, ia kejar Alfa dan menghampiri cowok itu.

"Hei, lo!" Andika yang sampai dekat Alfa langsung menarik lengan Alfa dan buat langkah kaki cowok itu terhenti.

Alfa menepis kasar tangan Andika dari lengannya. Ia kembali lanjut melangkah. Saat ini ia sangat malas melayani cowok itu. Tidak ada manfaat dan menghabiskan waktu saja.

Andika terkekeh sarkas saat melihat Alfa menghindar dari dirinya. Ia lari mengikuti Alfa dan menyamakan langkah.

"Gue kira lo udah mati. Ternyata masih hidup." Andika tertawa dan menghadang jalan Alfa dengan kedua tangan ia lipat di depan badan.

"Minggir! Gue gak punya urusan sama lo!" Alfa berdecak malas. Ia tatap wajah Andika tanpa minat.

"Gak punya malu banget lo jadi cowok. Udah kalah masih aja nunjukin muka payah lo itu di sini." Alfa bersedekap dada dan menatap Andika dengan sebelah tangan ia masukkan ke dalam saku celana.

Andika mengibaskan tangan seakan tidak tersinggung dengan perkataan Alfa. "Kalah menang itu hal sepele. Lagian ke sini bukan mau nyari lo, gue mau cari cewek gue. Amora."

Mendengar perkataan Andika buat Alfa jadi tertawa mengejek. Pacar? Andika tidak salah bicara? Amora saja terlihat sangat senang dan tidak keberatan pisah dengan cowok di depannya ini. Andika saja yang masih berharap. Memalukan saja.

"Udah di putusin masih aja nyari tuh cewek. Udah kehabisan duit lagi lo? Mau morotin Amora lagi?" tanya Alfa dengan sebelah alis mata terangkat ke atas.

"Jaga omongan lo!" Andika merasa marah. Ia sangat terhina karena lontaran perkataan Alfa. Ia dorong pundak Alfa ke belakang dengan kedua tangan.

"Kenapa sama omongan gue? Ada benernya? Omongan gue bener, kan? Lo tersinggung?" tanya Alfa dengan santai. Ia pangku kedua tangan di depan badan.

"Jangan asal ngomong lo!" maki Andika dan menunjuk wajah Alfa dengan emosi.

"Jangan bikin malu! Inget. Lo itu udah di putusin. Jangan ngejar lagi. Kalo mau duit? Kerja, bukan morotin duit anak orang," sinis Alfa dengan seringaian.

"Lo emang cari mati ya!"

Bugh!

Andika melayangkan pukulan dan mengenai wajah Alfa. Dadanya jadi naik turun. Ia benci cowok itu. Ia benci orang yang ikut campur urusannya dengan Amora.

"Lo jangan ikut campur urusan gue!" bentak Andika dengan kasar. Wajahnya jadi merah padam karena marah.

Alfa berdiri tenang seperti tidak terjadi sesuatu pada dirinya. Ia menatap Andika dengan wajah datar. Ia tidak peduli dengan rasa perih di sudut bibir karena pukulan Andika.

"Harusnya lo itu malu sama perlakuan lo waktu itu sama Amora. Gak seharusnya lo bersikap kasar seperti itu. Sekarang apa? Lo mau nyari Amora lagi?" Alfa tertawa dan menatap Andika dengan sinis.

"Buka mata lo lebar-lebar. Lo liat di luar sana banyak cowok yang perlakuin ceweknya kayak ratu. Belum tentu cewek itu bisa nyaman sama tuh cowok. Sedangkan lo? Lo kasar sama Amora! Kerja lo cuma mau ngabisin duit dia!" Alfa menatap Andika dengan nyalang.

"Emang gak ada malunya. Atau emang urat malu lo udah putus? Amora udah minta putus sama lo. Jadi gak perlu lo cari Amora lagi!" ujar Alfa dengan dingin. Ia tidak akan biarkan gadis sebaik Amora disakiti oleh cowok kasar seperti Andika.

"Lo yang gak tau malu!" Andika melayangkan pukulan dan hampir saja mengenai wajah Alfa. Cowok itu menahan kepalan tangannya dengan kuat.

"Angkat kaki lo dari sini! Gue muak liat muka lo itu! Percuma gue nasehatin orang yang urat malunya udah putus kayak lo ini!" Alfa memelintir tangan Andika dan menghempasnya dengan kasar.

Tanpa Alfa ketahui, dua orang datang mendekat karena lirikan Andika barusan. Mereka adalah teman Andika yang menemani cowok itu ke sana.

Dengan cepat, dua orang itu menarik kedua tangan Alfa ke belakang dan menguncinya agar tidak bisa melepaskan diri. Andika yang menyaksikan itu tertawa puas. Dengan begitu, ia bisa menghabisi cowok itu.

"Lepas! Apaan lo gini! Banci lo?!" maki Alfa dan memberontak minta di lepaskan. Ia mencoba melepaskan kedua tangan yang di tahan oleh orang yang tidak ia kenal itu.

"Bawa dia ke gudang sekolah!" perintah Andika dengan tatapan mata mengejek Alfa yang memberontak minta di lepaskan.

Dua orang itu membawa Alfa dengan cepat. Mereka mengedarkan pandangan dan menuju koridor yang sepi. Ada kelas yang tak terpakai dan belum di renovasi di sana. Mereka bawa Alfa lewat ke sana. Dengan begitu, tidak ada orang yang melihat.

"Banci lo!" bentak Alfa dan mencoba melepaskan diri. Namun cekalan dua orang itu teramat kuat.

"Kenapa kalo gue banci? Dengan giniin lo, gue bakal puas buat habisin lo!" Andika mencengkram rahang Alfa dengan kuat.

"Gue peringatin sama lo! Jangan ikut campur urusan gue sama Amora!" Andika melepaskan cengkraman tangannya pada rahang Alfa dengan kasar, membuat wajah cowok itu tertoleh ke samping.

Alfa di seret masuk ke dalam gudang sekolah yang tempatnya sangat kotor dan tidak terawat. Banyak meja dan kursi yang rusak berserakan dalam sana. Alfa kembali memberontak minta di lepaskan.

"Gue ikut campur karena gue gak mau lo nyakitin Amora! Cowok kayak lo gak pantes buat Amora! Lo cowok gak punya otak!" jawab Alfa dengan wajah memerah.

Bugh!

Andika meninju perut Alfa dengan kencang. Ia tersenyum miring, pukulannya berhasil membuat Alfa jadi terbatuk. Pukulannya sangat hebat bukan?

"Emangnya lo siapa, hah?! Jangan ikut campur lo! Lo mau gue habisin di sini?!" bentak Andika dan kembali memukul perut Alfa.

Alfa merasa marah karena ia tidak bisa membalas. Kedua tangannya terus di tahan. Dua cowok itu memang kurang ajar. Alfa di pukul tanpa boleh memukul balik.

"Gak akan gue biarin lo sama Amora! Lo udah gak punya hak ketemu dia!" jawab Alfa dengan wajah yang mulai berkeringat.

"Lo bukan siapa-siapa! Jangan larang gue ketemu Amora! Oh, atau lo suka sama dia?" tanya Andika dengan suara kencang. Ia cengkram wajah Alfa dengan kasar.

"Kalo iya kenapa? Gue lebih pantas buat Amora! Gue bukan kayak lo! Yang bisanya cuma nyakitin!" Alfa menjauhkan wajahnya dari tangan Andika.

"Kurang ajar lo!"

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Andika membogem wajah Alfa berkali-kali. Ia sangat marah. Tidak akan ia biarkan Amora sama cowok itu. Siapa pun yang berani mengambil Amora, akan berurusan dengannya.

"Kalo sampe lo ambil Amora dari gue! Mati lo di tangan gue!" Tangan Andika terulur mencekik leher Alfa. Akan ia lenyapkan cowok itu saat ini juga.

"ANDIKA! STOP IT!"

SEE YOU NEXT PART!