"Kamu mau mati! Iya?! Pergi dari sana atau aku akan menabrakmu!"
Vero berdiri persis di samping pintu mobil. Dia membentak Aurel yang sejak tadi berdiri di depan mobil tanpa rasa bersalah sedikitpun. Padahal Vero sudah sangat lelah dan ia ingin segera masuk rumah untuk istirahat. Matanya menyala tajam sambil telunjuknya dia acungkan pada Aurel.
"Aku harus berani menghadapi Mas Vero! Aku sadar, selama ini aku hanya diam, pasrah, legowo dan ikhlas. Namun, diamnya aku bukan malah membuat Mas Vero sadar dan menyesal, dia malah semakin ngelunjak dan seenaknya saja!" batin Aurel berusaha kuat dan tidak ciut hati.
Meskipun Vero tidak mau mengakui anak yang dikandungnya, tapi Aurel percaya bahwa lambat tahun kebenaran akan terungkap. Yang jelas, saat bayi itu lahir nanti, Aurel akan melakukan tes DNA untuk membuktikan pada suami yang sudah nikah lagi.
