Chereads / Seindah Dendam / Chapter 11 - Berjanji

Chapter 11 - Berjanji

Erik masih saja bingung dengan apa yang barusan dikatakan oleh Burhan kepadanya hal itu sudah dikatakan beberapa hari yang lalu. Namun semua perkataan Burhan masih terngiang-ngiang di dalam otaknya.

Mengenai apa yang harus di ringin ambil sekarang apakah ia akan meninggalkan istrinya dan juga anaknya demi mendapatkan pekerjaan yang jauh lebih baik seperti apa yang dikatakan oleh sahabatnya itu?

Tetapi jika memang benar menghitung apa yang akan dikatakan kepada istrinya? Apakah Alisha akan setuju dengan keputusan yang diambil oleh Erik saat ini?

Sepertinya sulit untuk dipercaya jika Alisha percaya begitu saja dan memberikan izin dengan secepat itu tetapi bagaimanapun juga tidak bisa membohongi istrinya maka ia harus bernekat untuk meminta izin kepada istrinya.

"Mah?" Erick berjalan menghampiri sang istri yang sedang duduk-duduk di depan kontrakan.

Seketika itu pandangan mata Alisha yang awalnya tadi sedang menikmati pemandangan yang ada di sekitar kini pandangan mata itu kini tertuju kepada Erik.

"Iya Pah?" tanya Alisha dengan suara khas yang dia punya. Lembut seperti sutra, hal itulah yang dirasakan oleh Erick ketika mendengar suara jawaban dari Alisha.

"Papah mau ngomong sebentar sama Mamah, apakah Mama ada waktu?" tanya Papah Erick membuat Alisha mengangkat sebelah alisnya bingung dengan tingkah suaminya.

Jika sudah begini, Alisha sangat yakin bahwa sesuatu hal yang akan dibicarakan oleh Erick ini akan penting nantinya. Maka dari itu sebelumnya Erick meminta izin dulu sebelum mengatakannya.

"Papa ini ngomong apa sih, tinggal ngomong aja lagian Mama juga tidak sibuk apa-apa..." Alisha tersenyum manis.

Hal itu mampu membuat Erick terdiam sejenak merasakan sejuknya senyuman dari istrinya itu. Dan entar kenapa tidak ada angin atau badai, hati Erick seketika terhanyut dalam senyuman itu.

Rasanya ia sudah melihat bahwa alisha tidak akan dengan mudah mau terlepas darinya apalagi jauh darinya. Hal itu sudah memunculkan rasa ragu yang sangat luar biasa di dalam diri Erick.

"Kemarin ada teman Papah yang datang ke rumah. Ternyata yang kemarin ngajakin ngomong penting itu, dia nawarin kerjaan buat Papah...-

"Wah... Bagus dong." Belum apa-apa Alisha sudah memotongnya saja, dan hal itu mampu membuat Erick semakin takut jika nantinya Alisha akan kecewa mendengar kelanjutan setelah ini.

"Tunggu sebentar... Dengarkan apa yang Papah katakan, ini semuanya belum selesai, Mah."

Alisha Terkekeh. "Iya maaf-maaf, Mamah kaget ajah tadi, silahkan lanjutkan Pah."

Erick menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya, lalu ia kembali menatap ke arah istrinya dengan tatapan mata yang pas dan penuh dengan keyakinan.

"Tapi Papah harus tinggal diluar kota. Apakah Mamah setuju?" sambung Erick sedikit berat mengatakan hal itu di hadapan langsung istrinya.

Alisha tertegun, jantungnya berdetak sangat kencang, hatinya seakan-akan dihantam oleh badai yang sangat kencang seolah-olah tidak bisa lagi ia bangun untuk bangkit mendengar itu semua. Bagaimana bisa?

"Di luar kota?" Tanya Alisha bahkan kurang percaya dan ia menanyakan lagi untuk memastikan.

"Iy-iya... Tapi kalau semisal Mamah tidak kasih izin juga tidak apa-apa, papah bisa menolak tawaran Burhan itu." Terang Erick menatap ke arah istrinya dengan penuh tatapan tulus.

"Bagaimana pun juga Papa masih ada kamu dan juga Arsen di sini, jadi mau tidak mau Papa harus meminta izin dari kalian dulu sebelum Papa mengambil keputusan..."

Alisha langsung menundukkan kepalanya lesu, Bagaimana tidak? Suaminya akan pergi ke luar kota untuk bekerja demi menafkahi dirinya dan juga anaknya di sini tetapi Apakah tidak ada jalan keluar lagi selain ke luar kota?

"Tapi kenapa harus luar kota? Kenapa tidak di dekat-dekat sini saja?" Tanya Alisha.

"Jujur saja Sebenarnya saya tidak keberatan jika Papa ingin mencari pekerjaan atau ikut kerja dari teman papa tapi Ini masalahnya ada di luar kota, dan mama mencemaskan Papa di sana tidak ada siapa-siapa yang menjaga lalu jika ada apa-apa Bagaimana nasib papa?" tanya Alisha.

"Mungkin Burhan merekomendasikan pekerjaan di luar kota, karena itu pekerjaan yang cocok untuk Papa, dan mungkin Burhan ingin berbagi kesuksesannya sama Papah karena dulu papah pernah membantunya di saat dia susah dulu..."

"Dan asal mamah tau, Burham sukses itu berkat dia ada di luar kota, jadi mungkin itu alasan Burhan mengajak Papah..." Sambung Erick panjang lebar.

Alisha mengangkat sebelah alisnya. "Pekerjaan apa yang diberikan sama Burhan?"

Papah Erick menggelengkan kepalanya. "Kalau itu kurang tahu, tapi kata Burhan, kalau semisal Papa berminat mengambil pekerjaan itu maka dia akan menunjukkan Bagaimana caranya agar bisa sukses seperti dia dan membantu papa untuk meraih kehidupan yang ada di masa lalu kita."

Alisha seketika merasakan ada sesuatu hal yang aneh dari sini. Setelah mendengar apa yang dikatakan oleh suaminya itu bahwa pekerjaan yang ditawarkan oleh Burhan masih belum diberitahukan kepada suaminya.

"Bagaimana kamu setuju?"

Lamunan Alisha terbayarkan karena muncul pertanyaan itu dari suaminya yang bertujuan untuk memastikan bahwa dirinya setuju atau tidak.

"Bagaimana ya.... Aku sendiri juga bingung, tapi kalau mama boleh tahu, Apakah Papah setuju dengan pekerjaan itu?" tanya Alisha.

Erik pun terdiam, jika menyatakan setuju ya jujur dalam hatinya ia merasa nyaman dalam pekerjaan ini karena sahabatnya masih belum memberitahukan Apa pekerjaan yang harus dia lakukan tetapi jika menjawab tidak setuju semuanya itu bohong karena sangat membutuhkan pekerjaan itu.

"Papa suka sama pekerjaan itu meskipun papa sendiri masih belum tahu kerjanya itu apa, tapi papa yakin sama Allah, kalo Allah dan Burhan tidak akan pernah mengecewakan Papa atau membuat Papa tersesat."

Erick terpaksa mengatakan itu seolah-olah dirinya sangat sangat setuju dengan apa yang dikatakan oleh Burhan. Semua itu dilakukan demi masa depan yang untuk bisa merasakan kehidupan yang ada di masa lalunya.

Sebelum memikirkan semua itu ia sudah memikirkan Bagaimana cara untuk menyampaikan Semua ucapan itu kepada istrinya karena dia sangat yakin setelah mendapatkan pekerjaan ini kehidupan lamanya akan kembali kepada dirinya.

"Jika Papah suka dengan pekerjaan itu, Papa boleh mengambilnya, tapi dengan satu syarat." Alisha mengatakannya dengan betul-betul.

"Apa syaratnya?" tanya Erick.

"Papah harus jaga kesehatan di sana, jangan banyak pikiran, atau jangan sampai kelelahan." Mendengar ucapan dari Alisha itu membuat Erick langsung terkejut. Hanya itu?

"Iya sayang itu pasti, terima kasih banyak karena kamu sudah mengijinkan aku untuk bekerja." Erick langsung memeluk tubuh istrinya itu.

"Sama-sama Pah, aku juga tahu bahwa semua ini kamu lakukan demi aku dan Arsen juga, jadi aku sebagai istri kamu harus selalu memberikan dukungan dan semangat buat kamu." Terang Alisha dengan sangat yakin.

"Terima kasih banyak... Aku berjanji sama kamu, kalo aku akan kembali ke sini setelah aku menjadi orang kaya seperti dulu lagi, dan aku pastikan itu tidak akan lama, aku targetkan hanya enam bulan!!" Erick berjanji.

Bersambung....