Setelah beberapa lamanya mengobrol, keduanya lantas berpamitan kepada lelaki paruh baya--penjaga kebun tersebut. Daren tampak murung, sedikit kecewa dan sedih karena usahanya tidak berhasil lagi dalam mengembalikan ingatan Natasha.
Daren bergegas melajukan mobilnya, meninggalkan tempat tersebut. Sesekali dia menoleh dan menatap penuh kasihan ke arah Natasha yang berada di sebelahnya. Wanita itu benar-benar lupa akan bekas rumah pribadi menyatu dengan klinik yang disambanginya barusan. Tempat bersejarah dan penuh kenangan sebenarnya, saat Natasha terusir dari rumah Diego dalam keadaan hamil.
"Mampir makan dulu, ya, Natasha?" ujar Daren di sela-sela aktivitas menyetir.
"Iya, Dok, aku juga lapar," tanggap Natasha yang begitu jujur jika merasa lapar.