[ Bab 4, Ciuman Pertama Adeeva ]
Happy Reading!!
No Bully!!
Sorry for Typo!!
***
[ Adeeva Adelia ]
"Aku menyuruhmu membeli makanan untukku. Tapi kenapa kau malah bergosip!" kata Mr.Maximilian tepat di depan wajahku sampai hembusan nafasnya pun menyapu wajahku.
"Aku--"
Perkataanku terputus dan aku pun menelan ludah dengan susah payah karena wajah Mr.Maximilian kini sangat dekat dengan wajahku. Membuatku bisa mencium aroma wewangian yang ia gunakan saat ini.
"Uh maaf saya tidak tau, saya tadi sudah mengetuk pintu berkali-kali, tapi karena tidak ada jawaban saya langsung masuk saja. Sekali lagi maaf Mr.Maximilian, permisi." kata seseorang yang baru saja membuka pintu, lalu saat ia akan kembali menutup pintu dari luar Mr.Maximilian memanggilnya.
Hal itu membuat pipiku memanas karena malu. Aku tidak tau apa yang akan orang itu pikirkan melihat posisi kami tadi yang sangat dekat. Yang pasti sudah memikirkan hal aneh tentangku dan itu tidak baik. Lagi pula apa yang akan kau pikirkan jika melihat seorang wanita duduk bersandar di sofa dan seorang pria di depannya dengan jarak sangat minim?
Setelah orang itu kembali pergi, aku pun hendak melangkah memasuki ruanganku. Namun belum sempat aku sampai di pintu. Suara Mr.Maximilian sudah lebih dulu menghentikan langkah kakiku.
"Mau kemana kau?" tanya Mr.Maximilian.
"Ke ruangan saya, Mr.Maximilian." balasku.
"Siapa yang menyuruhmu kembali keruangamu! Kembali ke sini dan siapkan makanan itu." katanya dengan nada memerintah.
Dengan cepat aku membuka kotak yang isinya beberapa kotak makan kecil berisi makanan tentu saja.
"Kau pikir aku akan makan di sini!" serunya.
Aku menatapnya bingung, kalau bukan di sini lalu di mana?
"Di sana ada peralatan makan dan lainnya, aku tidak mungkin kan makan menggunakan tangan tanpa sendok bukan?" kata Mr.Maximilian menunjuk pintu kayu yang ada di samping kiri ruangannya.
Baiklah sepertinya kali ini lebih baik aku menurut saja. Aku pun membawa bungkusan makan siang Mr.Maximilian, berjalan memasuki ruangan... well aku harus mengatakan ini ruangan apa?
Ada satu meja ukuran mini dengan dua kursi di dekatnya dan juga ada peralatan untuk makan, maksudku sendok, piring, garpu dan sebangsanya itulah, di rak mini yang imut. Ada juga kulkas yang lumayan cukup besar dengan satu pintu.
Dan... itu ada ranjang ukuran sedang! Cukup untuk di tiduri dua orang.
Well, jika di sini ada ranjang, mengapa Mr.Maximilian menggunakan ruangan yang sekarang menjadi ruanganku untuk menyelesaikan hasratnya. Dasar aneh!
***
[ Normal ]
Xaiver menatap sekretaris pribadinya itu dengan kesal. Xaiver menyuruhnya untuk menyiapkan makan siang yang sudah ia pesan tadi, tapi sekretaris pribadinya itu malah sedang asik memperhatikan ranjang yang ada di ruangan pribadinya itu.
"Aku menyuruhmu menyiapkan makan siangku, bukan untuk memmerhatikan ranjang itu. Apa kau berpikir bahwa kau yang akan menjadi makan siangku di atas ranjang itu." kata Xaiver membuyarkan semua lamunan Adeeva.
Buru buru Adeeva membuka kotak makanan itu dan menyiapkannya di meja, lengkap dengan semua peralatan yang lainnya juga. Tidak perlukan aku sebutkan peralatan makan itu apa saja kan?
Xaiver mengamati Adeeva dengan seksama, baru kali ini Xaiver membiarkan orang lain masuk ke ruangan pribadinya, apa lagi Adeeva adalah pekerja baru.
"Sudah Mr.Maximilian." kata Adeeva sedikit grogi karena Xaiver terus menatapnya saja sedari tadi.
"Hmm."
Xaiver hanya bergumam singkat dan memulai acara makannya, tanpa mempedulikan Adeeva yang masih berdiri tegak di sampingnya, seperti bodyguard saja!
"Apa kau juga ingin makan?" tanya Xaiver seraya menyuapkan sendok berisi makanan ke mulutnya.
Adeeva menggelengkan kepalanya. "Tidak Mr.Maximilian terima kasih, saya sudah kenyang." balas Adeeva.
"Memangnya siapa yang menawarimu makan?" tanya Xaiver santai.
Xaiver menyeringai menatap Adeeva yang tiba tiba pipinya merona merah. 'Uh sangat menggemaskan, jadi pengen nyium pipinya kan' batin Xaiver.
"Tadi bukanya Anda." kata Adeeva bingung.
"Aku kan hanya bertanya apa kau juga ingin makan." balas Xaiver santai.
"Bertanya?" ulang Adeeva.
"He'em, jika kau memang lapar 'kan bisa beli sendiri." kata Xaiver lalu kembali menyuapkan sendok berisi nasi ke dalam mulutnya tanpa rasa bersalah sama sekali.
Adeeva menggerakkan giginya kesal. "Mr.Maximilian boleh kah saya keluar dari ruangan ini?" tanya Adeeva dengan berusaha sesopan mungkin.
Xaiver menghentikan aktivitas menyuap nasi ke dalam mulutnya lalu kembali menatap Adeeva dengan tersenyum menyeyingai khasnya.
"Memangnya siapa yang menyuruhmu untuk berdiri di situ? Aku?" tanya Xaiver sembari menunjuk dirinya dengan jari telunjuk.
Adeeva menatap Xaiver kesal, jika saja ia tidak ingat jika Xaiver adalah boss-nya, maka kemungkinan besar Adeeva sudah menggetok kepala Xaiver menggunakan sendok.
"Anda benar benar--" Adeeva belum selesai dengan perkataannya saat Xaiver sudah memotong ucapan Adeeva.
"Ya aku tau bahwa aku memang benar benar tampan." kata Xaiver dengan percaya diri.
Xaiver tersenyum melihat wajah memerah Adeeva. Adeeva benar benar geram di buatnya.
"Tampan! Jika di lihat dari atas Monas!" kata Adeeva menghentakkan kakinya kesal lalu hendak berjalan keluar ruangan itu.
Tapi sebelum Adeeva melangkahkan jauh, Xaiver sudah lebih dulu menarik tangan Adeeva sehingga membuat keseimbangan Adeeva oleng dan hampir terjatuh. Xaiver pun dengan refleks membantu Adeeva yang akan terjatuh karena nya.
"Kau akan terlihat sangat cantik saat kau tidak memakai kaca mata." kata Xaiver melepas kaca mata Adeeva setelah lama mereka diam dengan posisi saling menatap.
Adeeva tersadar dan berusaha menjauh dari Xaiver, namun tidak berhasil karena Xaiver terlalu erat memeluk pinggangnya.
"Lep--"
Cup!
Perkataan Adeeva terputus saat dengan tiba tiba Xaiver mencium bibirnya.
"Manis." kata Xaiver kemudian melepaskan Adeeva dan kembali berjalan ke tempat duduknya untuk melanjutkan makan siangnya tanpa merasa bersalah karena telah mencuri ciuman Adeeva.
Adeeva masih diam terpaku, ia meraba bibirnya sendiri dengan pipi merona merah bak jambu air yang siap makan. Lalu buru buru ia berjalan keluar ruangan itu dan kembali masuk keruangannya sendiri.
Adeeva duduk di kursi, tangannya meraba dadanya yang tiba tiba berdetak tidak karuan hanya karena ciuman dari Xaiver.
'Ciuman pertamaku di ambil oleh Mr.Maximilian, boss mesum yang menyebalkan. Kenapa jantungku berdetak sangat kencang hanya karena sebuah ciuman singkat? batin Adeeva menjerit frustasi.
Xaiver sendiri tertawa kecil melihat reaksi Adeeva yang menurutnya berlebihan hanya karena sebuah kecupan di bibir saja.
Ahh sangat menggemaskan dan Xaiver makin suka melihatnya.
Xaiver menghentikan acara makannya lalu menghempaskan dirinya di atas kasur empuk yang ada di ruangan pribadinya itu.
Semalam dia tak tertidur dengan nyenyak jadi sekarang dia sangat mengantuk dan butuh tidur agar kembali segar dan beraktifitas seperti semula.
Bersambung.